Sabtu, 18 September 2010 02:19 WIB
KULON PROGO--MI: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan 12 pulau terluar di wilayah Indonesia memperoleh perhatian khusus dari pemerintah. Soalnya, pulau ini berpotensi menimbulkan konflik dengan negara tetangga yang berbatasan langsung dengan pulau itu.
Hal itu dikatakan Menteri Pertahanan (Menhan) usai meresmikan Pondok Transit Gratia Sendangsono, Desa Banjaroyo, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (17/9). Ke-12 pulau terluar itu di antaranya Pulau Sebatek di Nunukan, Kalimantan Timur, yang berbatasan dengan Malaysia, Pulau Rondo di Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam, yang berbatasan dengan India, Pulau Sekatung di Kepulauan Natuna berbatasan dengan Vietnam, serta Pulau Mianggas di Sulawesi Utara berbatasan dengan Filipina.
TNI Angkatan Laut (AL), kata dia terus mengintensifkan patroli rutin di pulau-pulau tapal batas tersebut. "Oleh karena itu, peran TNI AL lebih dominan dalam pengawasan perbatasan dengan wilayah negara lain. TNI Angkatan Darat (AD) dan TNI Angkatan Udara (AU) hanya mem-back up," katanya.
Menurut Menhan Purnomo Yusgiantoro, untuk membangun helipad atau tempat mendarat helikopter sulit dilakukan, karena kondisi geografis pulau-pulau itu umumnya berbukit-bukit. Di samping meningkatkan patroli pengamanan wilayah, penguatan segi ekonomi dan infrastruktur di pulau terluar di wilayah perbatasan tersebut juga memiliki andil besar dalam menjaga stabilitas pertahanan dan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Pembangunan infrastruktur meliputi pengadaan sumber mata air bersih dan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Sebelumnya, saya sudah berkecimpung lama dalam dua sektor tersebut," kata mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ini. (Ant/OL-5)
KULON PROGO--MI: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan 12 pulau terluar di wilayah Indonesia memperoleh perhatian khusus dari pemerintah. Soalnya, pulau ini berpotensi menimbulkan konflik dengan negara tetangga yang berbatasan langsung dengan pulau itu.
Hal itu dikatakan Menteri Pertahanan (Menhan) usai meresmikan Pondok Transit Gratia Sendangsono, Desa Banjaroyo, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (17/9). Ke-12 pulau terluar itu di antaranya Pulau Sebatek di Nunukan, Kalimantan Timur, yang berbatasan dengan Malaysia, Pulau Rondo di Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam, yang berbatasan dengan India, Pulau Sekatung di Kepulauan Natuna berbatasan dengan Vietnam, serta Pulau Mianggas di Sulawesi Utara berbatasan dengan Filipina.
TNI Angkatan Laut (AL), kata dia terus mengintensifkan patroli rutin di pulau-pulau tapal batas tersebut. "Oleh karena itu, peran TNI AL lebih dominan dalam pengawasan perbatasan dengan wilayah negara lain. TNI Angkatan Darat (AD) dan TNI Angkatan Udara (AU) hanya mem-back up," katanya.
Menurut Menhan Purnomo Yusgiantoro, untuk membangun helipad atau tempat mendarat helikopter sulit dilakukan, karena kondisi geografis pulau-pulau itu umumnya berbukit-bukit. Di samping meningkatkan patroli pengamanan wilayah, penguatan segi ekonomi dan infrastruktur di pulau terluar di wilayah perbatasan tersebut juga memiliki andil besar dalam menjaga stabilitas pertahanan dan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Pembangunan infrastruktur meliputi pengadaan sumber mata air bersih dan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Sebelumnya, saya sudah berkecimpung lama dalam dua sektor tersebut," kata mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ini. (Ant/OL-5)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar