Jumat, 17 September 2010 09:48 WIB
JAKARTA--MI: Indonesia menegaskan berencana menambah enam unit pesawat jet tempur Sukhoi untuk menggenapkan 10 unit yang ada menjadi satu skuadron. Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Imam Sufaat di Jakarta, Jumat (17/9), menyatakan, rencana penambahan enam Sukhoi itu telah mendapat persetujuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
KSAU Marsekal Imam Sufaat mengatakan, keberadaan 10 pesawat Sukhoi yang bermarkas di Skadron Udara 11 Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar, belum memadai untuk memberikan daya tangkal. "Dibandingkan dengan wilayah udara nasional yang begitu luas, maka 10 unit Sukhoi yang ada belum memadai. Bandingkan dengan Malaysia dan Singapura yang luas wilayah udaranya lebih kecil. Malaysia memilki 18 Sukhoi dan Singapura memiliki 24 pesawat F15," ungkap KSAU.
Jadi, tambah Imam, dalam jangka panjang TNI Angkatan Udara sudah menetapkan untuk menambah enam unit pesawat jet tempur Sukhoi. Sejak 2003, Indonesia telah memiliki 10 pesawat tempur Sukhoi yang diadakan dari Rusia. Pada 2003, Indonesia membeli empat Sukhoi jenis SU-30MK dan SU-27SK, masing-masing dua unit.
Indonesia kemudian membeli enam pesawat Sukhoi lagi pada 2007 setelah perusahaan Rusia penghasil pesawat tempur Sukhoi pada 21 Agustus 2007 mengumumkan penjualan enam pesawat tempur tersebut kepada Indonesia senilai sekitar US$300 juta atau senilai Rp2,85 triliun.
Enam pesawat Sukhoi yang dibeli itu terdiri atas tiga Sukhoi SU-30MK2 dan tiga jenis SU-27SKM. Tiga jenis Sukhoi SU-30MK2 telah tiba pada Desember 2008 dan Januari 2009.
Dan tiga unit Sukhoi SU-27SKM masing-masing tiba pada Jumat (10/9) dan Kamis (16/9). Dengan penambahan yang ada dan akan diadakan pada jangka panjang, TNI Angkatan Udara telah mengirimkan calon penerbang dan teknisi Sukhoi ke Rusia dan China sebagai salah satu operator Sukhoi. (Ant/OL-3)
JAKARTA--MI: Indonesia menegaskan berencana menambah enam unit pesawat jet tempur Sukhoi untuk menggenapkan 10 unit yang ada menjadi satu skuadron. Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Imam Sufaat di Jakarta, Jumat (17/9), menyatakan, rencana penambahan enam Sukhoi itu telah mendapat persetujuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
KSAU Marsekal Imam Sufaat mengatakan, keberadaan 10 pesawat Sukhoi yang bermarkas di Skadron Udara 11 Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar, belum memadai untuk memberikan daya tangkal. "Dibandingkan dengan wilayah udara nasional yang begitu luas, maka 10 unit Sukhoi yang ada belum memadai. Bandingkan dengan Malaysia dan Singapura yang luas wilayah udaranya lebih kecil. Malaysia memilki 18 Sukhoi dan Singapura memiliki 24 pesawat F15," ungkap KSAU.
Jadi, tambah Imam, dalam jangka panjang TNI Angkatan Udara sudah menetapkan untuk menambah enam unit pesawat jet tempur Sukhoi. Sejak 2003, Indonesia telah memiliki 10 pesawat tempur Sukhoi yang diadakan dari Rusia. Pada 2003, Indonesia membeli empat Sukhoi jenis SU-30MK dan SU-27SK, masing-masing dua unit.
Indonesia kemudian membeli enam pesawat Sukhoi lagi pada 2007 setelah perusahaan Rusia penghasil pesawat tempur Sukhoi pada 21 Agustus 2007 mengumumkan penjualan enam pesawat tempur tersebut kepada Indonesia senilai sekitar US$300 juta atau senilai Rp2,85 triliun.
Enam pesawat Sukhoi yang dibeli itu terdiri atas tiga Sukhoi SU-30MK2 dan tiga jenis SU-27SKM. Tiga jenis Sukhoi SU-30MK2 telah tiba pada Desember 2008 dan Januari 2009.
Dan tiga unit Sukhoi SU-27SKM masing-masing tiba pada Jumat (10/9) dan Kamis (16/9). Dengan penambahan yang ada dan akan diadakan pada jangka panjang, TNI Angkatan Udara telah mengirimkan calon penerbang dan teknisi Sukhoi ke Rusia dan China sebagai salah satu operator Sukhoi. (Ant/OL-3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar