Jawa Post – Pengamat militer dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr Ikrar Nusa Bakti menyatakan menyatakan terpuilihnya laksamana TNI Agus Suhartono sebagai calon tunggal panglima TNI sudah sangat tepat. Sebab, isu penting pertahanan Indonesia sekarang adalah masalah perbatasan maritim dengan negara tetangga. “Saat ini memang masanya Angkatan laut,” ujarnya saat dihubungi kemarin.
Menurut Ikrar sejatinya KSAL sebelumnya, laksamana Tedjo Edhy Prudijatno, berpeluang untuk menjadi panglima TNI. Namun, pada Novemver 2009, SBY menaikkan Agus menggantikan Tedjo. Karena giliran AL, peluang besar sebagai panglima TNI kini menjadi milik Agus. “Apalagi, persoalan pertahanan yang paling urgen saat ini adalah maritim,” ujarnya.
Dari sisi profil, Ikrar melihat agus sebagai sosok yang pas. Misalnya, saat TNI AL mengusir kapal portugal dari perairan Timor timur (sekarang Timor Leste) pada 1991. Agus memiliki peran sangat penting. Pengamanan itu bisa menjadi kelebihan bahwa calon panglima TNI yang diajukan SBY tersebut berpengalaman dalam pengamanan maritim Indoensia.
Karena itu, Ikrar meminta DPR tidak hanya melihat calon panglima TNI dari tingkat popularitas saat ini. Wakil rakyat seharusnya mengeksplorasi track record Agus agar mendapat sudut pandang yang obyektif. “Persoalannya memilih panglima TNI yang kapabel atau populer. Popularitas itu tidak menjamin kualitas,” tandasnya.
Menurut Ikrar sejatinya KSAL sebelumnya, laksamana Tedjo Edhy Prudijatno, berpeluang untuk menjadi panglima TNI. Namun, pada Novemver 2009, SBY menaikkan Agus menggantikan Tedjo. Karena giliran AL, peluang besar sebagai panglima TNI kini menjadi milik Agus. “Apalagi, persoalan pertahanan yang paling urgen saat ini adalah maritim,” ujarnya.
Dari sisi profil, Ikrar melihat agus sebagai sosok yang pas. Misalnya, saat TNI AL mengusir kapal portugal dari perairan Timor timur (sekarang Timor Leste) pada 1991. Agus memiliki peran sangat penting. Pengamanan itu bisa menjadi kelebihan bahwa calon panglima TNI yang diajukan SBY tersebut berpengalaman dalam pengamanan maritim Indoensia.
Karena itu, Ikrar meminta DPR tidak hanya melihat calon panglima TNI dari tingkat popularitas saat ini. Wakil rakyat seharusnya mengeksplorasi track record Agus agar mendapat sudut pandang yang obyektif. “Persoalannya memilih panglima TNI yang kapabel atau populer. Popularitas itu tidak menjamin kualitas,” tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar