Jumat, 17 September 2010 09:13 WIB
MAKASSAR--MI: Pihak Rusia mengirimkan tiga pengganti tim penjamin (warranty) yang sebelumnya tewas karena keracunan minuman yang mengandung metanol pada Senin (12/9).
Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Sultan Hasanuddin Makassar Marsekal Pertama (Marsma) TNI Agus Supriatna di Makassar, Kamis (16/9) malam, mengaku ketiganya dikirim untuk menggantikan tim penjamin yang meninggal karena keracunan metanol. "Ketiga warga Rusia yang turun bersamaan dengan jet tempur Sukhoi itu pengganti dari tim warranty yang sebelumnya meninggal dunia," ujarnya.
Selain pengganti dari tim penjamin itu, jet tempur Sukhoi tipe SU-27SKM dengan satu pilot itu sudah dimasukkan dalam skadron teknik untuk dirakit kembali sebelum dilakukan pengujian. Bersamaan dengan kedatangan jet tempur Sukhoi serta tim penjaminnya, pihak Rusia juga mengirimkan 200 peralatan suku cadangnya.
Setelah kedatangan satu pesawat tempur itu berarti TNI AU Skadron 11 Lanud Hasanuddin memiliki 10 jet tempur Sukhoi buatan Rusia. Sebelumnya, Lanud juga sudah kedatangan dua jet tempur Sukhoi yang sama pada Jumat (10/9).
Pada 2003, Indonesia membeli dua Sukhoi jenis SU-30 MK dan dua SU-27SK. Kemudian Kementerian Pertahanan membeli lagi enam pesawat Sukhoi pada 2007 senilai sekitar US$300 juta atau senilai Rp2,85 triliun.
Enam pesawat Sukhoi yang dibeli itu terdiri atas tiga Sukhoi SU-30MK2 dan tiga jenis SU-27SKM. Tiga jenis Sukhoi SU-30MK2 telah tiba di Makassar pada 2008 dan Januari 2009. Dengan kehadiran tiga Sukhoi terakhir, maka Indonesia akan memiliki satu skuadron pesawat tempur Sukhoi.
Ketiga pesawat tempur canggih itu akan memperkuat Skuadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin sebagai home base ketiga pesawat tempur tersebut. Pesawat itu merupakan buatan dari Komsomolsk Amure Arcraft Production Association Rusia. (Ant/OL-5)
MAKASSAR--MI: Pihak Rusia mengirimkan tiga pengganti tim penjamin (warranty) yang sebelumnya tewas karena keracunan minuman yang mengandung metanol pada Senin (12/9).
Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Sultan Hasanuddin Makassar Marsekal Pertama (Marsma) TNI Agus Supriatna di Makassar, Kamis (16/9) malam, mengaku ketiganya dikirim untuk menggantikan tim penjamin yang meninggal karena keracunan metanol. "Ketiga warga Rusia yang turun bersamaan dengan jet tempur Sukhoi itu pengganti dari tim warranty yang sebelumnya meninggal dunia," ujarnya.
Selain pengganti dari tim penjamin itu, jet tempur Sukhoi tipe SU-27SKM dengan satu pilot itu sudah dimasukkan dalam skadron teknik untuk dirakit kembali sebelum dilakukan pengujian. Bersamaan dengan kedatangan jet tempur Sukhoi serta tim penjaminnya, pihak Rusia juga mengirimkan 200 peralatan suku cadangnya.
Setelah kedatangan satu pesawat tempur itu berarti TNI AU Skadron 11 Lanud Hasanuddin memiliki 10 jet tempur Sukhoi buatan Rusia. Sebelumnya, Lanud juga sudah kedatangan dua jet tempur Sukhoi yang sama pada Jumat (10/9).
Pada 2003, Indonesia membeli dua Sukhoi jenis SU-30 MK dan dua SU-27SK. Kemudian Kementerian Pertahanan membeli lagi enam pesawat Sukhoi pada 2007 senilai sekitar US$300 juta atau senilai Rp2,85 triliun.
Enam pesawat Sukhoi yang dibeli itu terdiri atas tiga Sukhoi SU-30MK2 dan tiga jenis SU-27SKM. Tiga jenis Sukhoi SU-30MK2 telah tiba di Makassar pada 2008 dan Januari 2009. Dengan kehadiran tiga Sukhoi terakhir, maka Indonesia akan memiliki satu skuadron pesawat tempur Sukhoi.
Ketiga pesawat tempur canggih itu akan memperkuat Skuadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin sebagai home base ketiga pesawat tempur tersebut. Pesawat itu merupakan buatan dari Komsomolsk Amure Arcraft Production Association Rusia. (Ant/OL-5)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar