Banda Aceh (Bali Post) -
BadanIntelijen Negara (BIN) membantah jika pernah menerima laporan terkait adanya gerakan dan pelatihan kelompok radikal di pedalaman Provinsi Aceh. "Tidak benar kami pernah dilaporkan adanya pelatihan teroris di pedalaman hutan Aceh Besar, seperti disampaikan oleh Fauzi Nasution dari Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C)," kata Kaposwil BIN Aceh Brigjen (TNI) Erfi Triassunu di Banda Aceh, Kamis (18/3) kemarin.
Hal itu disampaikan menjawab pernyataan Fauzi Nasution dari Mer-C yang telah memberitahukan adanya gerakan dan pelatihan kelompok radikal di pedalaman Aceh kepada BIN. Pernyataan itu disiarkan salah satu media cetak harian terbitan Banda Aceh.
Pernyataan Fauzi Nasution itu, kata Erfi, kemungkinan sebagai usaha untuk mengalihkan isu karena adanya karyawan Mer-C yang terlibat dalam jaringan teroris tersebut. "Jika pun ada laporan maka pasti akan ditindaklanjuti, atau diteruskan kepada pihak berwajib," tambahnya.
Dalam berita tersebut, Fauzi mengaku pernah memberitahukan adanya gerakan dan pelatihan kelompok radikal di pedalaman Aceh kepada BIN. Tetapi, informasi yang disampaikan secara lisan satu tahun yang lalu itu terkesan seperti tak digubris.
Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Hasbi Abdullah juga membantah keterlibatan mantan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) terlibat dalam latihan kelompok jaringan teroris di pedalaman hutan Aceh Besar, kawasan Jalin. "Perlu saya tegaskan bahwa secara organisasi bahwa tidak ada mantan anggota GAMlKPAyang terlibat. Jika pun ada, mungkin itu juga pribadi mereka di luar organisasi," katanya menjelaskan.
Ia menegaskan, pascapenandatanganan nota kes'epahaman bersama (MoU) antara pemerintah RI dengan pihak GAM, maka para kombatan (eks GAM) tersebut telah berkomitmen penuh menjaga perdamaian. "Bahkan persenjataan yang pernah dimiliki eks GAM tersebut semuanya telah diserahkan kepada tim yang difasilitasi Henry Dunant Center (HDC)," katanya menjelaskan.
Ketika ditanya apakah Munir alias Abu Rimba (28) itu mantan GAM, Hasbi yang juga anggota DPRA Fraksi PartaiAceh (PA) DPRAmenyatakan bisajadi atau tidak. "Saya tidak tahu persis tentang Abu Rimba. Coba tanya kepada para petinggi KP A (Komite PeralihanAceh). Yang jelas, saya tegaskan jika ada mantan GAM yang terlibat, maka itu pribadi dan bukan organisasi," tegasnya. (ant)
BadanIntelijen Negara (BIN) membantah jika pernah menerima laporan terkait adanya gerakan dan pelatihan kelompok radikal di pedalaman Provinsi Aceh. "Tidak benar kami pernah dilaporkan adanya pelatihan teroris di pedalaman hutan Aceh Besar, seperti disampaikan oleh Fauzi Nasution dari Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C)," kata Kaposwil BIN Aceh Brigjen (TNI) Erfi Triassunu di Banda Aceh, Kamis (18/3) kemarin.
Hal itu disampaikan menjawab pernyataan Fauzi Nasution dari Mer-C yang telah memberitahukan adanya gerakan dan pelatihan kelompok radikal di pedalaman Aceh kepada BIN. Pernyataan itu disiarkan salah satu media cetak harian terbitan Banda Aceh.
Pernyataan Fauzi Nasution itu, kata Erfi, kemungkinan sebagai usaha untuk mengalihkan isu karena adanya karyawan Mer-C yang terlibat dalam jaringan teroris tersebut. "Jika pun ada laporan maka pasti akan ditindaklanjuti, atau diteruskan kepada pihak berwajib," tambahnya.
Dalam berita tersebut, Fauzi mengaku pernah memberitahukan adanya gerakan dan pelatihan kelompok radikal di pedalaman Aceh kepada BIN. Tetapi, informasi yang disampaikan secara lisan satu tahun yang lalu itu terkesan seperti tak digubris.
Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Hasbi Abdullah juga membantah keterlibatan mantan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) terlibat dalam latihan kelompok jaringan teroris di pedalaman hutan Aceh Besar, kawasan Jalin. "Perlu saya tegaskan bahwa secara organisasi bahwa tidak ada mantan anggota GAMlKPAyang terlibat. Jika pun ada, mungkin itu juga pribadi mereka di luar organisasi," katanya menjelaskan.
Ia menegaskan, pascapenandatanganan nota kes'epahaman bersama (MoU) antara pemerintah RI dengan pihak GAM, maka para kombatan (eks GAM) tersebut telah berkomitmen penuh menjaga perdamaian. "Bahkan persenjataan yang pernah dimiliki eks GAM tersebut semuanya telah diserahkan kepada tim yang difasilitasi Henry Dunant Center (HDC)," katanya menjelaskan.
Ketika ditanya apakah Munir alias Abu Rimba (28) itu mantan GAM, Hasbi yang juga anggota DPRA Fraksi PartaiAceh (PA) DPRAmenyatakan bisajadi atau tidak. "Saya tidak tahu persis tentang Abu Rimba. Coba tanya kepada para petinggi KP A (Komite PeralihanAceh). Yang jelas, saya tegaskan jika ada mantan GAM yang terlibat, maka itu pribadi dan bukan organisasi," tegasnya. (ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar