Minus Atlet – Pelatih Palda Jadi Alisan Gagal di Piala KSAD
Denpasar, Radar Bali – Kegagalan tim Karate Bali pada Piala KSAD X/2010 di Surabaya, berbuntut panjang. Pasalnya, KONI Bali sedikit ngedumel atas hasil tersebut. Apalagi, Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (Forki) Bali punya alasan yang mengecewakan KONI Bali atas kegagalan itu. Maklum, selama ini Karate terbilang salah satu cabor beladiri andalan Bali di level nasional.
Pihak Forki mengaku, atlet Program Atlet Andalan (Palda) 2010 yang diproyeksikan masuk skuad PON Bali, malah tak ikut Kejuaraan bergengsi yang digelar di GOR Kertajaya, Surabaya, akhir pekan lalu tersebut.
Atlet yang dimaksud adalah peraih perak PON XVII/2008, Ketut Murti yang turun di nomor kumite 75 kilogram, serta Pelatih Wayan Ardika. ”Kok atlet bisa tidak siap? Lawan saja. Menang kalah kan biasa,”kata ketua KONI Bali, Made Nariana sedikit meninggi saat bertemu Sekretaris Umum FORKI Bali, Nyoman karsa, di areal kantor KONI Bali, kemarin (30/3).
Murti dan Ardika, menurut Karsa awalnya siap berangkat. Tapi, keduanya terganjal pekerjaan dan pendidikan. Nariana pun terlihat sedikit kecewa. “Kita ada rangsangan (dana) ke pengurus. Kalau begitu kita minta jaminan dari pengurus dan pelatih, kalau degradasi dari mereka,”tandasnya.
Sekedar diketahui, rangsangan yang dimaksud adalah dana tali asih, masing-masing sebesar Rp 1 juta, untuk pelatih dan atlet yang masuk Palda. Meski hingga kahir Maret ini belum juga cair, menurut Nariana, 9 April nanti dana tersebut akan dibagikan.
Sementara itu, Pelatih Nyoman Sumayasa menilai, tidak tampilnya Ardika dan Murti di Piala KSAD sudah atas pengetahuan dirinya. Murti. Yang bekerja di salah satu bank ada tugas-tugas di kantor yang tak bisa ditinggalkan. Begitu juga dengan Ardika. ”(Sedang,red) Pendidikan 1.5 bulan di Bandung. Ardika kan tugas di Kodam (IX/Udayana,red), jelas pria yang juga masuk atlet Palda Bali, tapi lebih memilih jadi pelatih saat Kejurnas Piala KSAD itu.
Denpasar, Radar Bali – Kegagalan tim Karate Bali pada Piala KSAD X/2010 di Surabaya, berbuntut panjang. Pasalnya, KONI Bali sedikit ngedumel atas hasil tersebut. Apalagi, Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (Forki) Bali punya alasan yang mengecewakan KONI Bali atas kegagalan itu. Maklum, selama ini Karate terbilang salah satu cabor beladiri andalan Bali di level nasional.
Pihak Forki mengaku, atlet Program Atlet Andalan (Palda) 2010 yang diproyeksikan masuk skuad PON Bali, malah tak ikut Kejuaraan bergengsi yang digelar di GOR Kertajaya, Surabaya, akhir pekan lalu tersebut.
Atlet yang dimaksud adalah peraih perak PON XVII/2008, Ketut Murti yang turun di nomor kumite 75 kilogram, serta Pelatih Wayan Ardika. ”Kok atlet bisa tidak siap? Lawan saja. Menang kalah kan biasa,”kata ketua KONI Bali, Made Nariana sedikit meninggi saat bertemu Sekretaris Umum FORKI Bali, Nyoman karsa, di areal kantor KONI Bali, kemarin (30/3).
Murti dan Ardika, menurut Karsa awalnya siap berangkat. Tapi, keduanya terganjal pekerjaan dan pendidikan. Nariana pun terlihat sedikit kecewa. “Kita ada rangsangan (dana) ke pengurus. Kalau begitu kita minta jaminan dari pengurus dan pelatih, kalau degradasi dari mereka,”tandasnya.
Sekedar diketahui, rangsangan yang dimaksud adalah dana tali asih, masing-masing sebesar Rp 1 juta, untuk pelatih dan atlet yang masuk Palda. Meski hingga kahir Maret ini belum juga cair, menurut Nariana, 9 April nanti dana tersebut akan dibagikan.
Sementara itu, Pelatih Nyoman Sumayasa menilai, tidak tampilnya Ardika dan Murti di Piala KSAD sudah atas pengetahuan dirinya. Murti. Yang bekerja di salah satu bank ada tugas-tugas di kantor yang tak bisa ditinggalkan. Begitu juga dengan Ardika. ”(Sedang,red) Pendidikan 1.5 bulan di Bandung. Ardika kan tugas di Kodam (IX/Udayana,red), jelas pria yang juga masuk atlet Palda Bali, tapi lebih memilih jadi pelatih saat Kejurnas Piala KSAD itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar