25 Maret 2010, 15:17
Kapolres Lhokseumawe, AKBP Zulkifli memperlihatkan senjata AK-56 yang disita di lokasi kejadian kontak tembak di kawasan Sawang, Aceh Utara, Rabu (23/3) malam. SERAMBI/ZAKI MUBARAK
Kapolres Lhokseumawe, AKBP Zulkifli memperlihatkan senjata AK-56 yang disita di lokasi kejadian kontak tembak di kawasan Sawang, Aceh Utara, Rabu (23/3) malam. SERAMBI/ZAKI MUBARAK
LHOKSEUMAWE – Kontak tembak antara polisi dari Polres Lhokseumawe dengan kelompok bersenjata api (senpi) yang diduga terlibat serangkaian kejahatan di Aceh Utara, terjadi pukul 20.00 WIB di daerah pedalaman Kecamatan Sawang, Aceh Utara. Dalam insiden itu, dua pria yang diduga anggota komplotan bersenpi tewas didor polisi, karena duluan menyerang saat tempat persembunyiannya disergap. Sepucuk senjata AK milik mereka disita bersama sejumlah amunisi, sedangkan dua orang lagi anggota kelompok itu lolos saat disergap aparat keamanan.
Dua orang yang tewas itu disebut-sebut bernama Jabal, mantan anggota TNI berpangkat Prada, pernah bertugas di jajaran Kodim Aceh Utara. Namun, karena desersi (lari dari dinas militer) ia dipecat dari kesatuan dan kembali jadi masyarakat biasa. Seorang temannya yang tewas ditembak bernama Basir, diduga terlibat dalam serangkaian perampokan toko emas dan berbagai kasus kriminalitas lainnya di wilayah Aceh Utara dan sekitarnya. Keterangan yang diperoleh Serambi dari lokasi kejadian, menjelang magrib tadi malam masyarakat kaget mendengar suara letusan senjata secara bersahutan dari daerah pedalaman Teupin Rusep, sekitar 17 kilometer (km) ke arah timur ibu kota Kecamatan Sawang. Namun, warga tidak tahu persis apa yang sebetulnya terjadi, karena mereka tak berani ke luar rumah.
Kapolres Lhokseumawe, AKBP Zulkifli pukul 20.00 WIB tadi malam turun langsung ke lokasi kejadian untuk melihat dua pria bersenpi yang tewas didor anak buahnya itu. Mereka diduga kelompok kriminalis pimpinan M Jabal. Kemungkinan yang tewas itu adalah M Jabal bersama seorang anak buahnya yang namanya diduga Basir.
Menurut Kapolres Zulkifli, sebelum kelompok M Jabal disergap, pasukan yang dipimpin Kasat Reskrim AKP Bambang serta 12 anggota lainnya terus melakukan pengintaian. Pada Rabu sore barulah ditemukan tempat persembunyian mereka. Begitu dikepung, kelompok M Jamal malah lebih awal memberondong para pengepungnya, sehingga mobil yang ditumpangi polisi terkena tembakan dan dindingnya bolong. “Namun, semua personel polisi selamat,” kata Kapolres.
Dalam upaya mengejar anggota kelompok M Jabal yang lari usai penyergapan, Kapolres membawa pasukan tambahan berjumlah belasan orang. Mereka kemudian bekerja sama dengan TNI di Kecamatan Sawang untuk menguber pelaku. Kapolres menduga, kelompok Jabal selama ini telah melakukan banyak aksi perampokan yang meresahkan masyarakat. Terakhir mereka diduga melakukan perampokan toko emas di Kecamatan Sawang. Selain itu, beberapa kasus perampokan di daerah pedalaman Aceh Utara, diduga juga dilakukan oleh kelompok ini. Dalam aksinya, kata Kapolres, mereka dilengkapi senjata aktif.DesertirLebih lanjut Kapolres menyebutkan, Jabal merupakan desertir TNI yang ulahnya selama ini sangat meresahkan masyarakat. Dia telah dipecat dari kesatuannya dan kemudian menjadi warga sipil. Selama melarikan diri, dia banyak melakukan aksi kriminalitas bersama beberapa temannya, namun baru kali ini berhasil disergap.
Komandan Kodim Aceh Utara, Letkol Inf Taufan Akridal yang dihubungi tadi malam membenarkan bahwa pihaknya telah menerima laporan tentang tewasnya dua orang bersenpi yang diduga Jabal dan Basir. Kata Taufan, Jabal merupakan anggota TNI yang lari dari tugas. Mantan Prada itu telah dipecat melalui sidang in abstentia (tanpa kehadiran terdakwa) beberapa bulan lalu. Oleh karena itu, dia bukan lagi anggota TNI. TNI malah masih tetap mencarinya, karena selain dipecat dia juga dikenakan hukuman kurungan oleh mahkamah militer.
Sumber lain di lokasi kejadian menyebutkan, kontak tembak itu terjadi sekitar 20 menit, di daerah hutan Teupin Rusep, sekitar 1,5 km dari jalan PT KKA. Masyarakat mendengar suara kontak tembak di malam yang kelam, tapi banyak yang tak berani ke luar rumah. Setelah tahu kejadian itu berakhir dengan tewasnya dua tersangka kriminalis bersenpi, barulah banyak warga yang ke luar rumah. Keadaan di kawasan itu pun normal kembali, apalagi kedua korban sudah dievakuasi dari desa mereka.
Ditangkap di Medan
Sementara itu dari Medan dilaporkan, tim gabungan Polda Sumut dan Detasemen Khusus (Densus) Antiteror mengamankan dua pria yang diduga terkait jaringan teroris Aceh dari tempat persembunyiannya di Jalan Pendidikan I, Gang Buntu, Dusun IX, Pasar XI, Desa Sei Rotan, Percut Sei Tuan, Deliserdang, Rabu (24/3) pagi.
Keduanya, M Jabar (25), penduduk Jalan Teuku Imum Abas, Desa Lama, Bandarsakti, Lhokseumawe, dan Izal (21) asal Peureulak, Aceh Timur, langsung diamankan ke Mapolda Sumut. Penangkapan keduanya sempat menimbulkan kepanikan masyarakat setempat, terlebih karena polisi sempat melepaskan beberapa kali tembakan. Pemilik rumah, Baginda Siregar (48) mengaku sama sekali tak tahu kalau keduan tamunya itu bagian dari teroris yang diburu petugas. Ia hanya mengatakan, kalau M Jabar merupakan menantunya. “Tadi pagi saya dijemput polisi di pangkalan angkot (labi-labi -red). Kaget juga saya ketika mereka bilang menantu saya buronan,” kata pria yang mengaku sopir angkot ini.Setibanya di rumah, Baginda menyebutkan kalau rumahnya sudah dikepung puluhan polisi bersenjatakan senapan serbu laras panjang. Namun, tindakan polisi itu rupanya diketahui kedua pria yang tersebut. Mereka langsung berusaha melarikan melalui pintu belakang. “Tapi polisi terus menembak, sehingga orang itu langsung tiarap dan tak jadi kabur,” ungkapnya. Menariknya, Kabid Humas Polda Sumut Kombes Baharudin Djafar ketika dikonfirmasi mengaku belum tahu adanya penangkapan dua pria misterius asal Aceh itu. Sikap serupa ditunjukkan Kapolda Sumut Irjen Oergoseno yang sama sekali tak menanggapi pertanyaan wartawan melalui handphone.
Namun, informasi lain menyebutkan, kedua pria yang diamankan itu merupakan pelaku penculikan terhadap Jufrizal (18), warga Simpang Keramat, Aceh Utara, pada 25 Mei 2009, sekitar pukul 23.00 WIB. Penculikan itu dilakukan kawanan bersenpi itu saat korban sedang bermain playstation (PS) pada sebuah rental di kawasan Desa Simpang Peuet, Kecamatan Simpang Keramat.
Usai beraksi, keduanya diduga melarikan diri ke Medan, setelah lokasi persembunyiannya dikepung tim gabungan TNI/Polri. Setelah ditangkap, dibawa kembali ke Aceh dalam rangka pengembangan kasus. Rabu (24/3) sekitar pukul 09.00 WIB telah ditangkap oleh unit Resmob Polres Lhokseumawe, DPO Polres Lhokseumawe kasus culik, curas, dan perampokan di lautm, serta pemerasan dengan menggunakan senpi tersangka bernama Moh Jabal alias M Jabar (mantan TNI pangkat Prada) dan Basir, sipil.TKP penangkapan pasar Semiblan Sei Rokan Tembung medan, Sumut, rumah mertua istri ke4 atas nama Dian Siregar. Hasil pengembangan dapat diamakan satu pucuk senpi AK 56, beserta satu buah tas pinggang dan beberapa butir peluru AK. Keterangan tersangka mash ada senpi AK satu pucuk dan FN satu pucuk dipegang oleh anak buahnya bernam Ahmad da Muhktar di Teupin Resik, Sawang pada pukul 21.00. Tim tiba di lokasi dengan menggunakan enam mobil dipimpin Kasat Reskrim Polres Lhokseumawe dan pada saat M jabal turun tiba-tiba ada tembakan dai arah depan mengenai kaca pintu sebelah kanan, terjadi kontak tembak tersangka M Jabal dan Basir melarikan diri.(ib/bah/rw)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar