Denpasar, (Bali Post) – Tim karate Bali langganan membawa pulang medali dari kejurnas dan PON. Akan tetapi dalam Kejurnas Piala KSAD di Surabaya pekan silam, tim karate Bali pulang tanpa menggondol medali sama sekali.
Manajer tim Bali Wayan Karsa mencoba mengevaluasi penyebab kegagalan asuhannya. Dia menyimpulkan, lantaran selama ini para karateka tidak pernah berlatih kompak secara tim. Dalam persiapan selama dua bulan semestinya berlatih 16 kali, kenyataanya, sebulan menjelang kejuaraan, latihan malah terpencar sebab ada perguruan yang menggelar kejurnas.
”Otomatis sebagian karateka membela perguruannya pada kejurnas. Otomatis konsentrasi latihan terpecah. Mereka baru berlatih kompak seminggu menjelang Piala KSAD atau praktis hanya dua kali latihan,”papar Karsa di Denpasar, Selasa (30/3) kemarin.
Selain itu, karateka andalan Ketut Murti yang turun di kumite kelas 70 kg, tidak mendapat izin dari kantornya menjelang keberangkatan ke Surabaya. Keputusan Murti absen di Piala KSAD sangat mendadak.
Pada bagian lain, pelatih Nyoman Sumayasa mengemukakan, penyebab kegagalan tim Bali di Piala KSAD lantaran peserta membludak. ”Satu kelas biasanya maksimal dibagi empat grup, tetapi di piala KSAD bisa mencapai delapan pul,”jelasnya. Selain itu, Sumayasa mengakui fisik karateka Bali juga kedodoran, lantaran persiapan yang terlalu mepet.
Piala Pangdam
Sementara itu, FORKI Bali akan menggelar hajatan karate Piala Pangdam IX/Udayana di Denpasar pada Mei mendatang. Selaku tuan rumah, Bali mengirim tim dari sembilan Pengkab dan Pemkot FORKI se-Bali, plus tim Pemprov FORKI NTB dan NTT.
Menurut Karsa yang juga Sekum FORKI Bali, kejuaraan Piala Pangdam dibagi dalam kategori sipil dan TNI. Kelompok TNI juga diikuti Bali, NTB dan NTT.
Manajer tim Bali Wayan Karsa mencoba mengevaluasi penyebab kegagalan asuhannya. Dia menyimpulkan, lantaran selama ini para karateka tidak pernah berlatih kompak secara tim. Dalam persiapan selama dua bulan semestinya berlatih 16 kali, kenyataanya, sebulan menjelang kejuaraan, latihan malah terpencar sebab ada perguruan yang menggelar kejurnas.
”Otomatis sebagian karateka membela perguruannya pada kejurnas. Otomatis konsentrasi latihan terpecah. Mereka baru berlatih kompak seminggu menjelang Piala KSAD atau praktis hanya dua kali latihan,”papar Karsa di Denpasar, Selasa (30/3) kemarin.
Selain itu, karateka andalan Ketut Murti yang turun di kumite kelas 70 kg, tidak mendapat izin dari kantornya menjelang keberangkatan ke Surabaya. Keputusan Murti absen di Piala KSAD sangat mendadak.
Pada bagian lain, pelatih Nyoman Sumayasa mengemukakan, penyebab kegagalan tim Bali di Piala KSAD lantaran peserta membludak. ”Satu kelas biasanya maksimal dibagi empat grup, tetapi di piala KSAD bisa mencapai delapan pul,”jelasnya. Selain itu, Sumayasa mengakui fisik karateka Bali juga kedodoran, lantaran persiapan yang terlalu mepet.
Piala Pangdam
Sementara itu, FORKI Bali akan menggelar hajatan karate Piala Pangdam IX/Udayana di Denpasar pada Mei mendatang. Selaku tuan rumah, Bali mengirim tim dari sembilan Pengkab dan Pemkot FORKI se-Bali, plus tim Pemprov FORKI NTB dan NTT.
Menurut Karsa yang juga Sekum FORKI Bali, kejuaraan Piala Pangdam dibagi dalam kategori sipil dan TNI. Kelompok TNI juga diikuti Bali, NTB dan NTT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar