(Pos Kupang)."Wilayah operasional kita sangat luas, tetapi hanya didukung satu unit kapal perang, KRI Weling dan sebuah Kapal Angkatan Laut (KAL) Kembang yang memiliki daya jelajah hanya 40 mil. Ini masalah utama yang kita hadapi dalam menjaga pulau-pulau terluar," kata Kepala Bagian Penerangan Lantamal VII/Kupang Mayor (KH) Abdul Rohim di Kupang.Ia menambahkan, KRI Weling yang berbasis di Lantamal Kupang masih dibutuhkan di wilayah lain untuk melakukan kegiatan operasi, seperti halnya dengan KRI Sutanto yang kini berlabuh di Lantamal Kupang untuk Operasi Arung Hiu 2010.
"Jadi, untuk patroli ke pulau-pulau terluar seperti Pulau Batek yang berbatasan langsung dengan Timor Leste serta Dana Sabu, Dana Rote dan Pulau Manggudu di Sumba Timur yang berbatasan langsung dengan Australia, kami sangat kesulitan," ujarnya.
Lantamal VII/Kupang membawahi tiga Pangkalan TNI-AL (Lanal) yang berlokasi di Mataram (NTB), Maumere di Pulau Flores dan dan Rote di Pulau Rote, dengan 24 Pos Angkatan Laut (Pos AL) yang menyebar di berbagai pulau di Maluku Tenggara, NTT dan NTB.Menurut Rohim, Pos AL yang ada pun kondisinya sangat memprihatinkan sehingga tidak memberi kenyamanan bagi para prajurit untuk melaksanakan tugas-tugasnya di wilayah pulau terluar Indonesia.
"Di Pos itu umumnya menggunakan lampu minyak tanah (pelita) untuk penerangan pada malam hari. Memang ada genzet di masing-masing pos namun hanya bisa dimanfaatkan pada saat memberikan laporan tertulis kepada Markas Komando Lantamal di Kupang," katanya."Dari sisi fasilitas dan peralatan kerja, kita memang masih minim sehingga tidak bisa melaksanakan tugas dengan baik. Ini sebuah fakta yang tidak bisa kami tutup-tutupi," katanya. (ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar