SINGARAJA, NusaBali
Keributan pada malam pengerupukan di Cafe Dewi-Dewi di Lingkungan Lumbanan, Kelurahan Sukasada, yang berujung pengelUsakan sejumlah perlengkapan cafe, ternyata dilaporkan juga ke Subdenpom lX/3-1, di Jalan Ngurah Rai, Singaraja. Laporan itu semakin menguatkan indikasi keterlibatan oknum anggota TNI dalam pengerusakan tersebut. "Karena sudah dilaporkan langsung ke Subdenpom, jadi itu bukan kewenangan kita lagi," kata Pahumas Polres Buleleng, KompoJ I Made Sudirsa ketika dikonfirmasi penanganan pengerusakan cafe yang diduga melibatkan oknum TNI, Kamis (18/3).
Dijelaskan, polisi tetap menangani kasus tersebut, sebatas menangani kasus penganiyaan saja. Sedangkan kasus pengerusakan yang diduga melibatkan oknum TNl, diserahkan pada polisi militer, apalagi kasus tersebut telah dilaporkan ke Subdenpom. Dalam kasus tersebut, polisi telah mengamankan barang -bukti berupa bangkai TV yang hancur, termasuk memeriksa sejumJah saksi. "Kita sudah amankan barang bukti dan memeriksa saksi korban untuk penyidikan lebih lanjut," kala Sudirsa.
Ditempat terpisah, Komandan Subdenpom Singaraja ketika dikonfirmasi mengaku tidak punya wewenang untuk memberikan keterangan. Namun demikian, pihaknya sudah menindaklanjuti laporan dari warga masyarakat, terkait keributan yang terjadi di Cafe Dewi-Dewi. ''Mohon rekan-rekan pers memaklumi, rekan-rekan punya kode etik, kami juga di TNl punya aturan. Jadi kami disini tidak berwenang memberikan keterangan," ucapnya. Meski demikian, pihaknya mengaku sudah meneruskan laporan warga termasuk BAP (berita acara perkara) sudah langsung dikirim ke Denpom IX di Denpasar.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada malam pengerupukan Nyepi, terjadi keributan di Cafe Dewi-Dewi. Dalam keributan yang berujung pengerusakan cafe, diduga melibatkan oknum TNl. Bahkan, oknum TNl yang diduga terlibat disebut-sebut membawa senjata api berupa pistol. Keributan terjadi sekitar pukuJ 23.00 wita, bahkan nyaris menimbulkan keributan yang lebih luas.
Karena pada saal bersamaa juga terdengar suara kulkul bulus. Informasi yang dihimpun, keributan berawal ketika datang sekelompok·orang yang ingin menikmati minuman di sana. Pada saat itu. cafe dinyatakan di tutup untuk umum berkaitan perayaan Nyepi. Saat dikatakan tidak menerima tamu, -Gede Suadnyana Yasa,32 warga Lingkungan Lumbanan marah marah. Saat ditegor oleh Satpam Kafe atas nama Ketut Gede Damlada alias JuJak,35, Suadnyana Yasa justru tersinggung.
Karena terus ngotot, Julak pun memperingatinya dengan menghadiahkan bogem mentah ke arah Gede Suadnyana Yasa. Tidak terima dengan perlakuan itu, korban Gede Suadnyana Yasa pergi dan rupanya mengadukan apa yang menimpanya kepada rekan-rekannya. Berselang beberapa saat, sekelompok orang yang diantaranya berambut cepak yang diduga oknum TNl, datang ke lokasi. Tanpa basa-basi. mereka langsung mengobrak-abrik isi cafe. Setelah menjebol pintu, mereka langsung mengahancurkan TV. sound system, dan bahkan sofa dan mejanya. Ballkarf, saat itu sempat terdengar kulkus bulus sehingga warga pun berhamburan keluar.
Keributan pada malam pengerupukan di Cafe Dewi-Dewi di Lingkungan Lumbanan, Kelurahan Sukasada, yang berujung pengelUsakan sejumlah perlengkapan cafe, ternyata dilaporkan juga ke Subdenpom lX/3-1, di Jalan Ngurah Rai, Singaraja. Laporan itu semakin menguatkan indikasi keterlibatan oknum anggota TNI dalam pengerusakan tersebut. "Karena sudah dilaporkan langsung ke Subdenpom, jadi itu bukan kewenangan kita lagi," kata Pahumas Polres Buleleng, KompoJ I Made Sudirsa ketika dikonfirmasi penanganan pengerusakan cafe yang diduga melibatkan oknum TNI, Kamis (18/3).
Dijelaskan, polisi tetap menangani kasus tersebut, sebatas menangani kasus penganiyaan saja. Sedangkan kasus pengerusakan yang diduga melibatkan oknum TNl, diserahkan pada polisi militer, apalagi kasus tersebut telah dilaporkan ke Subdenpom. Dalam kasus tersebut, polisi telah mengamankan barang -bukti berupa bangkai TV yang hancur, termasuk memeriksa sejumJah saksi. "Kita sudah amankan barang bukti dan memeriksa saksi korban untuk penyidikan lebih lanjut," kala Sudirsa.
Ditempat terpisah, Komandan Subdenpom Singaraja ketika dikonfirmasi mengaku tidak punya wewenang untuk memberikan keterangan. Namun demikian, pihaknya sudah menindaklanjuti laporan dari warga masyarakat, terkait keributan yang terjadi di Cafe Dewi-Dewi. ''Mohon rekan-rekan pers memaklumi, rekan-rekan punya kode etik, kami juga di TNl punya aturan. Jadi kami disini tidak berwenang memberikan keterangan," ucapnya. Meski demikian, pihaknya mengaku sudah meneruskan laporan warga termasuk BAP (berita acara perkara) sudah langsung dikirim ke Denpom IX di Denpasar.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada malam pengerupukan Nyepi, terjadi keributan di Cafe Dewi-Dewi. Dalam keributan yang berujung pengerusakan cafe, diduga melibatkan oknum TNl. Bahkan, oknum TNl yang diduga terlibat disebut-sebut membawa senjata api berupa pistol. Keributan terjadi sekitar pukuJ 23.00 wita, bahkan nyaris menimbulkan keributan yang lebih luas.
Karena pada saal bersamaa juga terdengar suara kulkul bulus. Informasi yang dihimpun, keributan berawal ketika datang sekelompok·orang yang ingin menikmati minuman di sana. Pada saat itu. cafe dinyatakan di tutup untuk umum berkaitan perayaan Nyepi. Saat dikatakan tidak menerima tamu, -Gede Suadnyana Yasa,32 warga Lingkungan Lumbanan marah marah. Saat ditegor oleh Satpam Kafe atas nama Ketut Gede Damlada alias JuJak,35, Suadnyana Yasa justru tersinggung.
Karena terus ngotot, Julak pun memperingatinya dengan menghadiahkan bogem mentah ke arah Gede Suadnyana Yasa. Tidak terima dengan perlakuan itu, korban Gede Suadnyana Yasa pergi dan rupanya mengadukan apa yang menimpanya kepada rekan-rekannya. Berselang beberapa saat, sekelompok orang yang diantaranya berambut cepak yang diduga oknum TNl, datang ke lokasi. Tanpa basa-basi. mereka langsung mengobrak-abrik isi cafe. Setelah menjebol pintu, mereka langsung mengahancurkan TV. sound system, dan bahkan sofa dan mejanya. Ballkarf, saat itu sempat terdengar kulkus bulus sehingga warga pun berhamburan keluar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar