Gabung Eks-Kombatan GAM, Terlibat Penculikan dan Perampokan di Aceh
LHOKSEUMAWE, Jawa Post - Jajaran Polres Lhokseumawe menembak mati buron paling dicari, Jabal, di pedalaman Kecamatan Sawang, Aceh Utara, Rabu malam lalu (24/3). Desertir TNI itu terlibat dalam serangkaian penculikan dan perampokan bersenjata api di kawasao pantai timur Aceh.
Selain menembak mati Jabal, polisi menewaskan pengawalnya. Polisi juga menyita sepucuk senapan serbu jenis AK serta beberapa amunisi. Kapolres Lhokseumawe AKBP Zulkifli menjelaskan, anak buahnya terpaksa menembak tersangka karena dia sempat melawan. "Kontak senjata tidak bisa dihindarkan," jelasnya kemarin.
Jabal yang berasal dari Pusong Lama, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe, itu berkali-kali lolos dari penyergapan polisi. Baik di wilayah hukum Polres Lhokseumawe, Polres Aceh Timur, maupun di daerah lain di kawasan pantai timur Aceh. Sebelumnya, Jabal adalah personel TNI yang bertugas di Batalyon 113 Jaya Sakti. Dia masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) yang paling dicari polisi setelah menculik Jufrizal, 18, di Dusun Cot Lha Gampong Simpang Empat, Kecamatan Simpang Kramat, Aceh Utara, Selasa, 26 Mei 2009. Jabal yang menggunakan senjata api tersebut menculik siswa kelas tiga SMA itu bersama sejumJah rekannya. Polisi berhasil membebaskan sandera. Zulkifli mengatakan, penculikan terhadap Jufrizal melibatkan 17 orang di bawah pimpinan Jabal. Jabal dibantu mantan kombatan GAM (Gerakan Aceh Merdeka Cangguk. Sepuluh pelaku telah ditangkap dan dua orang tewas tertembak. (agtJjpnnlc3/ruk)
LHOKSEUMAWE, Jawa Post - Jajaran Polres Lhokseumawe menembak mati buron paling dicari, Jabal, di pedalaman Kecamatan Sawang, Aceh Utara, Rabu malam lalu (24/3). Desertir TNI itu terlibat dalam serangkaian penculikan dan perampokan bersenjata api di kawasao pantai timur Aceh.
Selain menembak mati Jabal, polisi menewaskan pengawalnya. Polisi juga menyita sepucuk senapan serbu jenis AK serta beberapa amunisi. Kapolres Lhokseumawe AKBP Zulkifli menjelaskan, anak buahnya terpaksa menembak tersangka karena dia sempat melawan. "Kontak senjata tidak bisa dihindarkan," jelasnya kemarin.
Jabal yang berasal dari Pusong Lama, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe, itu berkali-kali lolos dari penyergapan polisi. Baik di wilayah hukum Polres Lhokseumawe, Polres Aceh Timur, maupun di daerah lain di kawasan pantai timur Aceh. Sebelumnya, Jabal adalah personel TNI yang bertugas di Batalyon 113 Jaya Sakti. Dia masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) yang paling dicari polisi setelah menculik Jufrizal, 18, di Dusun Cot Lha Gampong Simpang Empat, Kecamatan Simpang Kramat, Aceh Utara, Selasa, 26 Mei 2009. Jabal yang menggunakan senjata api tersebut menculik siswa kelas tiga SMA itu bersama sejumJah rekannya. Polisi berhasil membebaskan sandera. Zulkifli mengatakan, penculikan terhadap Jufrizal melibatkan 17 orang di bawah pimpinan Jabal. Jabal dibantu mantan kombatan GAM (Gerakan Aceh Merdeka Cangguk. Sepuluh pelaku telah ditangkap dan dua orang tewas tertembak. (agtJjpnnlc3/ruk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar