Alasan mandulnya Tim Bali di karate Piala KASAD X
Denpasar, Radar bali – Muka tertunduk dan wajah memerah, itu dipastikan terlihat di wajah-wajah anggota tim karate Bali yang berlaga dalam Kejurnas Piala KASAD X/2010, berakhir kemarin di GOR Kertajaya, Surabaya, Jawa Timur. Harapan membawa pulang medali, pupus sudah. Itu menyusul kekalahan Karateka Ketut Sukita di nomor laga atau kumite.
”Saat perebutan juara tiga di kumite,” kata pelatih Nyoman Sumayasa dari balik gagang telepon genggamnya kemarin.
Kekalahan Sukita, melengkapi kegagalan anggota tim lainnya. Jumat pekan lalu, Ayu Krisna spesialis Kata pada gerak Karate pun kalah dalam pengumpulan poin. Sama dengan nomor kata perorangan putra, Yudistira dan Halim juga gagal.
Mario, Indri dan Dayu Rika di kelas Kata pun karus mengakui kekuatan lawan-lawannya. Untuk diketahui dalam tim FORKI Bali yang paling banyak malah bukan atlit tapi offisial. Pasalnya, hanya 21 atlet dari 47 orang keseluruhan anggota FORKI Bali yang meramaikan piala KASAD.
Nah, disinggung mandulnya tim Bali dalam Piala KASAD tahun ini. Sunmayasa berdalih, itu tak lepas dari persiapan yang dinilai minim. Itu tentu sedikit aneh, mengingat jadwal agenda tahunan setiap kejurnas sudah barang tentu diketahui masing-masing pengurus olahraga. Namun begitu, tim Bali di piala KASAD ternyata hanya digodok dalam rentang dua minggu.
”Kalau materi (gerakan dan jurus di karate) merata dengan tim lain. Stamina kita rasa kurang, fisik menurun setelah beberapa kali bertanding, ” belanya.
Sumayasa menambahkan, dalam kejurnas kali ini, peserta memang begitu banyak. Bahkan disiapkan delapan arena (pool) untuk setiap laga ataupun di nomor kata. Agenda yang begitu padat membuat beberapa atlet langsung drop, bahkan ada yang pingsan. Dia merujuk Takashi Adi. Karateka yang memperkuat tim Sumatera Utara dan masuk tim pelatnas tersebut, dalam kejurnas kemarin sempat pingsan dan mendapat bantuan oksigen sebelum akhirnya tersadar. Kita juga mohon maaf kepada masyarakat Bali, karena gagal memperoleh medali,” pungkasnya.
Denpasar, Radar bali – Muka tertunduk dan wajah memerah, itu dipastikan terlihat di wajah-wajah anggota tim karate Bali yang berlaga dalam Kejurnas Piala KASAD X/2010, berakhir kemarin di GOR Kertajaya, Surabaya, Jawa Timur. Harapan membawa pulang medali, pupus sudah. Itu menyusul kekalahan Karateka Ketut Sukita di nomor laga atau kumite.
”Saat perebutan juara tiga di kumite,” kata pelatih Nyoman Sumayasa dari balik gagang telepon genggamnya kemarin.
Kekalahan Sukita, melengkapi kegagalan anggota tim lainnya. Jumat pekan lalu, Ayu Krisna spesialis Kata pada gerak Karate pun kalah dalam pengumpulan poin. Sama dengan nomor kata perorangan putra, Yudistira dan Halim juga gagal.
Mario, Indri dan Dayu Rika di kelas Kata pun karus mengakui kekuatan lawan-lawannya. Untuk diketahui dalam tim FORKI Bali yang paling banyak malah bukan atlit tapi offisial. Pasalnya, hanya 21 atlet dari 47 orang keseluruhan anggota FORKI Bali yang meramaikan piala KASAD.
Nah, disinggung mandulnya tim Bali dalam Piala KASAD tahun ini. Sunmayasa berdalih, itu tak lepas dari persiapan yang dinilai minim. Itu tentu sedikit aneh, mengingat jadwal agenda tahunan setiap kejurnas sudah barang tentu diketahui masing-masing pengurus olahraga. Namun begitu, tim Bali di piala KASAD ternyata hanya digodok dalam rentang dua minggu.
”Kalau materi (gerakan dan jurus di karate) merata dengan tim lain. Stamina kita rasa kurang, fisik menurun setelah beberapa kali bertanding, ” belanya.
Sumayasa menambahkan, dalam kejurnas kali ini, peserta memang begitu banyak. Bahkan disiapkan delapan arena (pool) untuk setiap laga ataupun di nomor kata. Agenda yang begitu padat membuat beberapa atlet langsung drop, bahkan ada yang pingsan. Dia merujuk Takashi Adi. Karateka yang memperkuat tim Sumatera Utara dan masuk tim pelatnas tersebut, dalam kejurnas kemarin sempat pingsan dan mendapat bantuan oksigen sebelum akhirnya tersadar. Kita juga mohon maaf kepada masyarakat Bali, karena gagal memperoleh medali,” pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar