Rabu, 25 Agustus 2010
JAKARTA (Suara Karya): Polisi sudah menangkap 11 tersangka kasus perampokan tiga toko emas di Pasar Bukit Duri Tebet, Jakarta Selatan. Satu dari 11 tersangka ditembak mati di Ambarawa, Jawa Tengah, karena berupaya melawan petugas.
"Satu tersangka terpaksa kita tembak karena melakukan perlawanan. Yang bersangkutan ditembak di Ambarawa," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Boy Rafli Amar di Mapolda, kemarin. Tersangka yang ditembak berinisial Kri. Ia diduga sebagai salah satu aktor utama dalam peristiwa perampokan di tiga toko emas, yaitu Toko Emas Indah Baru, Toko Emas Ajung, dan Toko Emas Keris.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Timur Pradopo mengatakan, total tersangka yang ditangkap sebelas orang dan barang bukti yang disita sebanyak 10 kg emas. Tim reserse gabungan dari Satuan Kejahatan Keras Polda dan Polres Jakarta Selatan menyebutkan, dari 10 kg itu sebanyak 1,454 kg emas disita dari komplotan, sedangkan emas yang berada di penadah sebanyak 8,5 kg yang berasal dari Toko Ajung 4 kg, Toko Indah Mas 3,5 kg, dan Toko Keris 1 kg.
"Tim penyidik masih mendalami ke mana saja perhiasan emas mereka jual atau sembunyikan," kata mantan Kapoltabes Padang Sumatera Barat itu. Dari kawanan ini, polisi juga menyita 7 senjata api, terdiri dari 2 revolver dan 5 FN yang kebanyakan rakitan. Kelompok ini diduga terkait dengan kawanan perampok di Cibitung, Bekasi, beberapa bulan lalu. Kapolda membantah komplotan perampokan toko emas di Bukit Duri terkait dengan aksi perampokan Bank CIMB Niaga di Medan. "Hasil pemeriksaan sementara, tidak ada kaitannya dan kita juga masih melakukan pemeriksaan terkait senjata api yang dimiliki tersangka," katanya menegaskan.
Sedangkan untuk keberadaan senjata api, Kapolda kembali menegaskan bahwa senjata yang beredar di masyarakat saat ini ilegal mengingat izin kepemilikannya sudah tidak bisa diperpanjang lagi. Kapolda berjanji akan mengintensifkan pengamanan di sejumlah titik rawan seperti pusat perniagaan, bank, toko emas, dan pegadaian. "Secara preventif kita akan all out melakukan pengamanan, terutama pelayanan transaksi keuangan," kata mantan Kapolda Jawa Barat itu.
Seperti diketahui, untuk mengantisipasi maraknya perampokan toko emas dan bank di beberapa kota besar seperti Jakarta dan Medan, Polda Metro Jaya mengintensifkan penjagaan beberapa toko emas dan bank di setiap wilayah hukum Polda Metro Jaya. "Setiap bank, toko emas, dan pegadaian minimal akan dijaga dua orang petugas menggunakan senjata laras panjang yang berada di luar bank dan toko emas," ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Metro Jaya, Boy Rafli Amar.
Menurutnya, petugas yang disiagakan tersebut akan melakukan penjagaan yang sifatnya patroli di sekitar pusat-pusat perdagangan emas dan bank. Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri Kombes I Ketut Untung Yoga Ana menegaskan, pihak kepolisian menepis anggapan bahwa kepolisian dilecehkan, sebaliknya Polri merasa tertantang dengan makin maraknya penggunaan senjata api untuk aksi kekerasan kejahatan.
"Bukan dilecehkan, tapi ditantang untuk bisa mengungkap kejahatan itu," kata dia di Mabes Polri. Polri, jelas Ketut, telah memberikan instruksi kepada jajarannya di seluruh daerah sebagai langkah antisipasi terhadap kejahatan yang menggunakan senjata api. Instruksi itu berjenjang untuk memperketat penjagaan dan dalam rangka pencegahan.
Ditanya soal instruksi tembak di tempat terhadap pelaku kejahatan bersenjata api, Ketut menandaskan, pihaknya belum menginstruksikan untuk melakukan tembak di tempat. "Tidak ada instruksi itu, tembak di tempat hanya untuk melindungi keamanan warga dan dirinya," ujar Ketut.
Ketut menambahkan, pihaknya menangkap MRA (27) di Serdang Bedagai. Tersangka merupakan warga Aceh yang diduga terkait perampokan CIMB Medan. Meski demikian, pihak Polda Sumut masih terus mendalami MRA. "Belum pasti dia pelakunya. Tapi dalam catatan kita, MRA pernah terlibat aksi perampokan bersenjata api yang menewaskan salah seorang pengusaha di kawasan Marelan Medan pada tahun 2009 lalu," kata Kapolda Sumut Irjen Pol Oegroseno melalui Kabid Humas Polda Kombes Baharudin Djafar, Selasa (24/8).
Dari tangan MRA, polisi menyita senpi SS-1. Selain itu, MRA juga memiliki satu senapan serbu militer lain bertipe AK47 yang dipinjamkan kepada temannya. "Mudah-mudahan bisa menguak kasus yang lain, karena menurut dia senjata itu berasal dari Aceh," katanya.Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso membantah bahwa senjata yang digunakan kawanan perampok Bank CIMB Niaga di Medan itu adalah senjata TNI. Menurut dia, berdasarkan uji balistik, senjata M-16 dan AK-56 tersebut bukan senjata milik TNI.
"Indikasinya itu bukan senjata TNI. Berdasarkan hasil penelitian (balistik) sejauh ini, itu bukan senjata TNI," kata Djoko Santoso di Kantor Presiden, Jakarta. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro memaparkan, ada tiga kemungkinan senjata-senjata itu diperoleh para perampok, pertama penyelundupan, kedua senjata sisa-sisa kepemilikan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), dan milik TNI.
Purnomo menduga, senjata-senjata itu kemungkinannya diperoleh dari hasil penyelundupan, termasuk senjata milik GAM yang tidak dilaporkan. "Itu (milik GAM) yang sekarang kita klarifikasi, dulu jumlahnya berapa, yang terkumpul berapa, yang masih beredar berapa, dan di mana saja," kata dia. (Sadono/Hanif S/Tampubolon)
JAKARTA (Suara Karya): Polisi sudah menangkap 11 tersangka kasus perampokan tiga toko emas di Pasar Bukit Duri Tebet, Jakarta Selatan. Satu dari 11 tersangka ditembak mati di Ambarawa, Jawa Tengah, karena berupaya melawan petugas.
"Satu tersangka terpaksa kita tembak karena melakukan perlawanan. Yang bersangkutan ditembak di Ambarawa," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Boy Rafli Amar di Mapolda, kemarin. Tersangka yang ditembak berinisial Kri. Ia diduga sebagai salah satu aktor utama dalam peristiwa perampokan di tiga toko emas, yaitu Toko Emas Indah Baru, Toko Emas Ajung, dan Toko Emas Keris.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Timur Pradopo mengatakan, total tersangka yang ditangkap sebelas orang dan barang bukti yang disita sebanyak 10 kg emas. Tim reserse gabungan dari Satuan Kejahatan Keras Polda dan Polres Jakarta Selatan menyebutkan, dari 10 kg itu sebanyak 1,454 kg emas disita dari komplotan, sedangkan emas yang berada di penadah sebanyak 8,5 kg yang berasal dari Toko Ajung 4 kg, Toko Indah Mas 3,5 kg, dan Toko Keris 1 kg.
"Tim penyidik masih mendalami ke mana saja perhiasan emas mereka jual atau sembunyikan," kata mantan Kapoltabes Padang Sumatera Barat itu. Dari kawanan ini, polisi juga menyita 7 senjata api, terdiri dari 2 revolver dan 5 FN yang kebanyakan rakitan. Kelompok ini diduga terkait dengan kawanan perampok di Cibitung, Bekasi, beberapa bulan lalu. Kapolda membantah komplotan perampokan toko emas di Bukit Duri terkait dengan aksi perampokan Bank CIMB Niaga di Medan. "Hasil pemeriksaan sementara, tidak ada kaitannya dan kita juga masih melakukan pemeriksaan terkait senjata api yang dimiliki tersangka," katanya menegaskan.
Sedangkan untuk keberadaan senjata api, Kapolda kembali menegaskan bahwa senjata yang beredar di masyarakat saat ini ilegal mengingat izin kepemilikannya sudah tidak bisa diperpanjang lagi. Kapolda berjanji akan mengintensifkan pengamanan di sejumlah titik rawan seperti pusat perniagaan, bank, toko emas, dan pegadaian. "Secara preventif kita akan all out melakukan pengamanan, terutama pelayanan transaksi keuangan," kata mantan Kapolda Jawa Barat itu.
Seperti diketahui, untuk mengantisipasi maraknya perampokan toko emas dan bank di beberapa kota besar seperti Jakarta dan Medan, Polda Metro Jaya mengintensifkan penjagaan beberapa toko emas dan bank di setiap wilayah hukum Polda Metro Jaya. "Setiap bank, toko emas, dan pegadaian minimal akan dijaga dua orang petugas menggunakan senjata laras panjang yang berada di luar bank dan toko emas," ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Metro Jaya, Boy Rafli Amar.
Menurutnya, petugas yang disiagakan tersebut akan melakukan penjagaan yang sifatnya patroli di sekitar pusat-pusat perdagangan emas dan bank. Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri Kombes I Ketut Untung Yoga Ana menegaskan, pihak kepolisian menepis anggapan bahwa kepolisian dilecehkan, sebaliknya Polri merasa tertantang dengan makin maraknya penggunaan senjata api untuk aksi kekerasan kejahatan.
"Bukan dilecehkan, tapi ditantang untuk bisa mengungkap kejahatan itu," kata dia di Mabes Polri. Polri, jelas Ketut, telah memberikan instruksi kepada jajarannya di seluruh daerah sebagai langkah antisipasi terhadap kejahatan yang menggunakan senjata api. Instruksi itu berjenjang untuk memperketat penjagaan dan dalam rangka pencegahan.
Ditanya soal instruksi tembak di tempat terhadap pelaku kejahatan bersenjata api, Ketut menandaskan, pihaknya belum menginstruksikan untuk melakukan tembak di tempat. "Tidak ada instruksi itu, tembak di tempat hanya untuk melindungi keamanan warga dan dirinya," ujar Ketut.
Ketut menambahkan, pihaknya menangkap MRA (27) di Serdang Bedagai. Tersangka merupakan warga Aceh yang diduga terkait perampokan CIMB Medan. Meski demikian, pihak Polda Sumut masih terus mendalami MRA. "Belum pasti dia pelakunya. Tapi dalam catatan kita, MRA pernah terlibat aksi perampokan bersenjata api yang menewaskan salah seorang pengusaha di kawasan Marelan Medan pada tahun 2009 lalu," kata Kapolda Sumut Irjen Pol Oegroseno melalui Kabid Humas Polda Kombes Baharudin Djafar, Selasa (24/8).
Dari tangan MRA, polisi menyita senpi SS-1. Selain itu, MRA juga memiliki satu senapan serbu militer lain bertipe AK47 yang dipinjamkan kepada temannya. "Mudah-mudahan bisa menguak kasus yang lain, karena menurut dia senjata itu berasal dari Aceh," katanya.Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso membantah bahwa senjata yang digunakan kawanan perampok Bank CIMB Niaga di Medan itu adalah senjata TNI. Menurut dia, berdasarkan uji balistik, senjata M-16 dan AK-56 tersebut bukan senjata milik TNI.
"Indikasinya itu bukan senjata TNI. Berdasarkan hasil penelitian (balistik) sejauh ini, itu bukan senjata TNI," kata Djoko Santoso di Kantor Presiden, Jakarta. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro memaparkan, ada tiga kemungkinan senjata-senjata itu diperoleh para perampok, pertama penyelundupan, kedua senjata sisa-sisa kepemilikan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), dan milik TNI.
Purnomo menduga, senjata-senjata itu kemungkinannya diperoleh dari hasil penyelundupan, termasuk senjata milik GAM yang tidak dilaporkan. "Itu (milik GAM) yang sekarang kita klarifikasi, dulu jumlahnya berapa, yang terkumpul berapa, yang masih beredar berapa, dan di mana saja," kata dia. (Sadono/Hanif S/Tampubolon)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar