Jumat, 27/08/2010 03:28 WIB
Ramadhian Fadillah - detikNews
Jakarta - 2 Oknum TNI AD ditangkap polisi militer karena merampok sepeda motor di Sumatera Utara. TNI AD mengaku akan terus melakukan pengawasan pada anggotanya agar kasus seperti ini tidak terulang lagi.
"Otomatis pengawasan akan kita tingkatkan," ujar Kadispen TNI AD, Brigjen S Widjanarko kepada detikcom, Kamis (26/8/2010) malam.
Widjanarko menambahkan TNI AD pun siap membantu polisi untuk menangani aksi perampokan yang marak akhir-akhir ini. Di beberapa daerah, sudah ada patroli bersama anggota Polri dan TNI. Demikian juga intel-intel TNI yang bertugas di teritorial saling berbagi informasi dengan kepolisian.
"Kerja sama di lapangan memang harus terjalin," terang dia.
Untuk senjata, TNI AD telah melakukan pengawasan ketat. Seluruh gudang senjata di setiap satuan didata. Setiap ada senjata keluar dicatat, begitu pula saat dikembalikan.
"Mau keluar dibersihkan dan dicatat. Begitu juga saat mengembalikan, harus dibersihkan dan dicatat," tegasnya.
Sebelumnya, dua anggota TNI yang kini menjalani pemeriksan di Denpom I/7 Medan, Pomdam I Bukit Barisan, ditangkap dalam kasus perampokan sepeda motor Yamaha Mio dan handphone. Perampokan tersebut terjadi pada 22 Agustus 2010. Widjonarko menyatakan, kedua tersangka, HS dan AW melakukan perampokan dengan menggunakan senjata api mainan. Namun kasus itu tidak berkaitan dengan perampokan Bank CIMB Niaga.
(rdf/mpr)
Ramadhian Fadillah - detikNews
Jakarta - 2 Oknum TNI AD ditangkap polisi militer karena merampok sepeda motor di Sumatera Utara. TNI AD mengaku akan terus melakukan pengawasan pada anggotanya agar kasus seperti ini tidak terulang lagi.
"Otomatis pengawasan akan kita tingkatkan," ujar Kadispen TNI AD, Brigjen S Widjanarko kepada detikcom, Kamis (26/8/2010) malam.
Widjanarko menambahkan TNI AD pun siap membantu polisi untuk menangani aksi perampokan yang marak akhir-akhir ini. Di beberapa daerah, sudah ada patroli bersama anggota Polri dan TNI. Demikian juga intel-intel TNI yang bertugas di teritorial saling berbagi informasi dengan kepolisian.
"Kerja sama di lapangan memang harus terjalin," terang dia.
Untuk senjata, TNI AD telah melakukan pengawasan ketat. Seluruh gudang senjata di setiap satuan didata. Setiap ada senjata keluar dicatat, begitu pula saat dikembalikan.
"Mau keluar dibersihkan dan dicatat. Begitu juga saat mengembalikan, harus dibersihkan dan dicatat," tegasnya.
Sebelumnya, dua anggota TNI yang kini menjalani pemeriksan di Denpom I/7 Medan, Pomdam I Bukit Barisan, ditangkap dalam kasus perampokan sepeda motor Yamaha Mio dan handphone. Perampokan tersebut terjadi pada 22 Agustus 2010. Widjonarko menyatakan, kedua tersangka, HS dan AW melakukan perampokan dengan menggunakan senjata api mainan. Namun kasus itu tidak berkaitan dengan perampokan Bank CIMB Niaga.
(rdf/mpr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar