updated: Jumat 27/08/10
Praya (Suara NTB)
Pelaku penyerangan terhadap Kepala Dusun Masjuring, L. Sarjono alias L. Tarbih, hingga tewas dan tiga anaknya terluka, yang diduga sebagai pemicu amuk masa yang terjadi di Dusun Kelantah, Desa Bonder, Praya Barat Lombok Tengah, Rabu (25/8) sore lalu, diduga salah satunya melibatkan oknum anggota TNI AD. Pelaku yang bertugas di Koramil 04 Penujak tersebut pun kini sudah diserahkan ke Detasemen POM/Mataram untuk keperluan penyelidikan lebih lanjut.
Informasi yang diperoleh Suara NTB, menyebutkan, dalam penyerangan terhadap Kadus Masjuring tersebut, terindentifikasi sebanyak sembilan orang terindikasi sebagai pelaku. Yakni, L. Ra (32), HL. Wi (40), L. Ha (29), L. Mu (39), L. IU (24), L. Ir (22), L. Su (32) dan L. Har (32) serta L. Da, anggota oknum TNI tersebut. L. Da sendiri disebut-sebut sebagai pelaku utama penyerangan bersama dua pelaku lainnya. Hingga menyebabkan, L. Tarbih harus tewas meregang nyawa. Setelah terkena bacok dibagian perutnya. Sementara tiga putranya, kini harus menjalani perawatan intensif di RSUD Praya.
Dandim 1620/Loteng, Letkol. Inf. Sunarto, yang dikonfirmasi Suara NTB tentang dugaan keterlibatan anggotanya tersebut, tidak membantah. “Memang ada anggota kami yang diduga terlibat dalam kasus penyerangan yang memicu keributan di Desa Bonder kemarin,” akunya diruang kerjanya, Kamis (26/8) kemarin.
Dikatakannya, yang bersangkutan pun kini sudah diamankan di Detasemen POM untuk keperluan penyelidikan lebih lanjut. Untuk memastikan keterlibatan anggota TNI tersebut dalam kasus penyerangan atas Kadus Masjuring, hingga tewas, Rabu dini hari kemarin. Dalam kasus ini, kata Sunarto, pihaknya tetap berpegang pada aturan yang berlaku. Jika yang bersangkutan terbukti terlibat dan bersalah, maka tentunya akan diberi tindakan tegas sesuai peraturan yang ada.
“Kami tentunya tidak ada keluar dari aturan yang ada dalam menangani kasus ini. Dan, kami pun tidak akan tinggal diam, jika memang ada anggota kami yang terlibat dan terbukti bersalah,” tandasnya. Mantan Kasi Personalia Korem 162/ WB ini juga berharap kejadian serupa tidak terulang kembali. “Atas nama keluarga besar Kodim 1620/Loteng, kami mengucapkan turut berbela sungkawa. Dan, semoga keluarga yang ditinggalkan bisa diberi kekuatan serta ketabahan,” ujar pria asal Indramayu, Jabar ini.
Terus Diselidiki
Dikonfirmasi terpisah, Kapolres Loteng, AKBP Drs. R. Djarod, mengungkapkan, pihaknya sampai saat ini, masih terus melakukan penyelidikan terkait tewasnya Kadus Masjuring, L. Tarbih. Sebanyak delapan orang warga yang diduga terlibat sudah diamankan untuk sementara waktu. “Sebenarnya yang terlibat ada sembilan orang. Namun yang ditangani oleh Polres Loteng hanya delapan orang. Sedangkan pelaku lainnya ditangani terpisah,” jelasnya didampingi Wakapolres, Kompol. Drs. HL. Mahsun, M.AP.
Khusus untuk kasus pengerusakan, pihaknya sejauh ini masih terus mengumpulkan data serta keterangan dan saksi-saksi, sebagai bahan penyelidikan untuk mengungkap kasus-kasus yang terjadi. Sehingga nantinya, baik itu kasus penyerangan dan kasus pengerusakan bisa sama-sama terang. “Kedua kasus yang terjadi tetap kita tangani,” tandasnya.
Disinggung pengamanan pascakerusahan, Djarod mengakui, tidak begitu ketat. Pasalnya, situasi dan kondisi masyarakat sekitar sudah terkendali. Masyarakat pun sudah beraktivitas seperti biasanya. Namun begitu, pihaknya tetap melakukan pengawasan dan pengaman, dengan melakukan patroli rutin ke Desa Bonder dan sekitarnya.
Ia pun berharap dengan mulai pulihnya kondisi Desa Bonder, masyarakat bisa lebih menahan diri untuk tidak cepat termakan isu-isu yang berbau provokatif sehingga kejadian serupa tidak terulang kembali. “Banyak isu yang berkembang kalau akan ada penyerangan balasan. Tapi isu tidak benar dan hanya ingin membuat suasana yang sudah tenang keruh kembali. Untuk itu masyarakat jangan sampai cepat bereaksi terhadap isu-isu yang ada,” harapnya. (kir)
Praya (Suara NTB)
Pelaku penyerangan terhadap Kepala Dusun Masjuring, L. Sarjono alias L. Tarbih, hingga tewas dan tiga anaknya terluka, yang diduga sebagai pemicu amuk masa yang terjadi di Dusun Kelantah, Desa Bonder, Praya Barat Lombok Tengah, Rabu (25/8) sore lalu, diduga salah satunya melibatkan oknum anggota TNI AD. Pelaku yang bertugas di Koramil 04 Penujak tersebut pun kini sudah diserahkan ke Detasemen POM/Mataram untuk keperluan penyelidikan lebih lanjut.
Informasi yang diperoleh Suara NTB, menyebutkan, dalam penyerangan terhadap Kadus Masjuring tersebut, terindentifikasi sebanyak sembilan orang terindikasi sebagai pelaku. Yakni, L. Ra (32), HL. Wi (40), L. Ha (29), L. Mu (39), L. IU (24), L. Ir (22), L. Su (32) dan L. Har (32) serta L. Da, anggota oknum TNI tersebut. L. Da sendiri disebut-sebut sebagai pelaku utama penyerangan bersama dua pelaku lainnya. Hingga menyebabkan, L. Tarbih harus tewas meregang nyawa. Setelah terkena bacok dibagian perutnya. Sementara tiga putranya, kini harus menjalani perawatan intensif di RSUD Praya.
Dandim 1620/Loteng, Letkol. Inf. Sunarto, yang dikonfirmasi Suara NTB tentang dugaan keterlibatan anggotanya tersebut, tidak membantah. “Memang ada anggota kami yang diduga terlibat dalam kasus penyerangan yang memicu keributan di Desa Bonder kemarin,” akunya diruang kerjanya, Kamis (26/8) kemarin.
Dikatakannya, yang bersangkutan pun kini sudah diamankan di Detasemen POM untuk keperluan penyelidikan lebih lanjut. Untuk memastikan keterlibatan anggota TNI tersebut dalam kasus penyerangan atas Kadus Masjuring, hingga tewas, Rabu dini hari kemarin. Dalam kasus ini, kata Sunarto, pihaknya tetap berpegang pada aturan yang berlaku. Jika yang bersangkutan terbukti terlibat dan bersalah, maka tentunya akan diberi tindakan tegas sesuai peraturan yang ada.
“Kami tentunya tidak ada keluar dari aturan yang ada dalam menangani kasus ini. Dan, kami pun tidak akan tinggal diam, jika memang ada anggota kami yang terlibat dan terbukti bersalah,” tandasnya. Mantan Kasi Personalia Korem 162/ WB ini juga berharap kejadian serupa tidak terulang kembali. “Atas nama keluarga besar Kodim 1620/Loteng, kami mengucapkan turut berbela sungkawa. Dan, semoga keluarga yang ditinggalkan bisa diberi kekuatan serta ketabahan,” ujar pria asal Indramayu, Jabar ini.
Terus Diselidiki
Dikonfirmasi terpisah, Kapolres Loteng, AKBP Drs. R. Djarod, mengungkapkan, pihaknya sampai saat ini, masih terus melakukan penyelidikan terkait tewasnya Kadus Masjuring, L. Tarbih. Sebanyak delapan orang warga yang diduga terlibat sudah diamankan untuk sementara waktu. “Sebenarnya yang terlibat ada sembilan orang. Namun yang ditangani oleh Polres Loteng hanya delapan orang. Sedangkan pelaku lainnya ditangani terpisah,” jelasnya didampingi Wakapolres, Kompol. Drs. HL. Mahsun, M.AP.
Khusus untuk kasus pengerusakan, pihaknya sejauh ini masih terus mengumpulkan data serta keterangan dan saksi-saksi, sebagai bahan penyelidikan untuk mengungkap kasus-kasus yang terjadi. Sehingga nantinya, baik itu kasus penyerangan dan kasus pengerusakan bisa sama-sama terang. “Kedua kasus yang terjadi tetap kita tangani,” tandasnya.
Disinggung pengamanan pascakerusahan, Djarod mengakui, tidak begitu ketat. Pasalnya, situasi dan kondisi masyarakat sekitar sudah terkendali. Masyarakat pun sudah beraktivitas seperti biasanya. Namun begitu, pihaknya tetap melakukan pengawasan dan pengaman, dengan melakukan patroli rutin ke Desa Bonder dan sekitarnya.
Ia pun berharap dengan mulai pulihnya kondisi Desa Bonder, masyarakat bisa lebih menahan diri untuk tidak cepat termakan isu-isu yang berbau provokatif sehingga kejadian serupa tidak terulang kembali. “Banyak isu yang berkembang kalau akan ada penyerangan balasan. Tapi isu tidak benar dan hanya ingin membuat suasana yang sudah tenang keruh kembali. Untuk itu masyarakat jangan sampai cepat bereaksi terhadap isu-isu yang ada,” harapnya. (kir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar