Sabtu, 21 Agustus 2010 20:54 WIB Peristiwa Politik/Hankam Dibaca 681 kali
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro meminta TNI untuk memeriksa seluruh persenjataan personilnya, menyusul ditemukannya senapan laras panjang jenis AK-47 dan M-16 dalam aksi perampokan Bank CIMB, Medan, Rabu (18/8).
"Kita akan minta TNI untuk melakukan pemeriksaan internal terhadap persenjataan personelnya," katanya, usai memimpin wisuda perdana Universitas Pertahanan Indonesia di Jakarta, Sabtu petang. Purnomo mengaku, belum mendapat laporan adanya persenjataan personel TNI yang hilang.
"Kami juga belum menerima permintaan Polri, terkait ditemukannya senjata organik yang biasa digunakan personel TNI dan Polri. Kita akan selidiki dulu, TNI agar memeriksa lebih teliti persenjataan personelnya," ujarnya. Purnomo juga akan memeriksa kemungkinan senjata jenis tersebut adalah sisa dari konflik bersenjata di Aceh beberapa tahun silam.
"Bisa saja senjata itu bekas konflik di Aceh yang masih belum dikembalikan, dan dibawa ke Medan untuk mendukung aksi kejahatan itu. Semua kemungkinan akan kita periksa," katanya. Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar Polisi Marwoto Soeto sebelumnya mengatakan, senjata laras panjang AK-47 dan M16 serta beberapa jenis pistol bisa saja berasal dari sisa-sisa Gerakan Aceh Merdeka.
"Diduga, masih ada senjata sisa GAM yang beredar," Marwoto. Meski begitu, lanjut Marwoto, bukan berarti pula pelakunya adalah mantan anggota GAM atau bahkan oknum TNI dan Polri. Ia mengingatkan, Medan juga merupakan salah satu daerah tempat pelarian GAM. "Ada jalan tembusnya dari Aceh Selatan. Saya dulu pernah bertugas di Aceh," jelas Marwoto. Ada empat jenis senjata yang diduga digunakan pelaku. Jenis senjata itu yakni, AK47, M16, SS1, dan pistol Revolver. (*)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro meminta TNI untuk memeriksa seluruh persenjataan personilnya, menyusul ditemukannya senapan laras panjang jenis AK-47 dan M-16 dalam aksi perampokan Bank CIMB, Medan, Rabu (18/8).
"Kita akan minta TNI untuk melakukan pemeriksaan internal terhadap persenjataan personelnya," katanya, usai memimpin wisuda perdana Universitas Pertahanan Indonesia di Jakarta, Sabtu petang. Purnomo mengaku, belum mendapat laporan adanya persenjataan personel TNI yang hilang.
"Kami juga belum menerima permintaan Polri, terkait ditemukannya senjata organik yang biasa digunakan personel TNI dan Polri. Kita akan selidiki dulu, TNI agar memeriksa lebih teliti persenjataan personelnya," ujarnya. Purnomo juga akan memeriksa kemungkinan senjata jenis tersebut adalah sisa dari konflik bersenjata di Aceh beberapa tahun silam.
"Bisa saja senjata itu bekas konflik di Aceh yang masih belum dikembalikan, dan dibawa ke Medan untuk mendukung aksi kejahatan itu. Semua kemungkinan akan kita periksa," katanya. Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar Polisi Marwoto Soeto sebelumnya mengatakan, senjata laras panjang AK-47 dan M16 serta beberapa jenis pistol bisa saja berasal dari sisa-sisa Gerakan Aceh Merdeka.
"Diduga, masih ada senjata sisa GAM yang beredar," Marwoto. Meski begitu, lanjut Marwoto, bukan berarti pula pelakunya adalah mantan anggota GAM atau bahkan oknum TNI dan Polri. Ia mengingatkan, Medan juga merupakan salah satu daerah tempat pelarian GAM. "Ada jalan tembusnya dari Aceh Selatan. Saya dulu pernah bertugas di Aceh," jelas Marwoto. Ada empat jenis senjata yang diduga digunakan pelaku. Jenis senjata itu yakni, AK47, M16, SS1, dan pistol Revolver. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar