Kamis, 26 Agustus 2010
JAKARTA (Suara Karya): Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso menyatakan, TNI akan ambil bagian pada ajang pesta olah raga militer tingkat internasional. Rencana TNI itu mendapat dukungan dari pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga.
"TNI siap bersaing dan meraih hasil terbaik pada ajang olahraga nasional maupun internasional. Apalagi, KOMI telah menjadi anggota Conseille International du Sport Militare (CISM)," ujar Djoko saat meresmikan Komite Olahraga Militer Indonesia (KOMI) di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Rabu (25/8). Peresmian KOMI diikuti penandatanganan kesepakatan kerja sama KOMI-Kemenpora yang ditandatangani oleh Panglima TNI yang juga Ketua Dewan Pembina KOMI dengan Menteri Pemuda dan Olah Raga Andi Mallarangeng. Tampak hadir, jajaran pejabat Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Agus Suhartono, KSAU Marsekal TNI Imam Sufaat, dan Komandan Paspampres Mayjen TNI Waris.
Dunia olah raga dan militer, menurut Djoko, tidak memiliki perbedaan signifikan. Apabila dikaji lebih detail, olahraga dan militer memiliki esensi menjunjung sportivitas dan persahabatan. Kesamaan esensi dan spirit yang terkandung di dalam olah raga dan militer adalah bagaimana mencapai kemenangan yang dilandasi sportivitas, semangat nasionalisme, kejuangan dan kebanggaan, yang diimplementasikan dalam rangka menjaga dan meningkatkan eksistensi dan prestige bangsa di mata internasional," ujarnya.
Dengan demikian, tutur Panglima TNI, olah raga yang berprestasi merupakan salah satu bagian dari pengabdian dalam rangka mengangkat harkat dan martabat bangsa.
Sarana Diplomasi
Selanjutnya, dalam konteks hubungan internasional, olah raga juga memiliki peran sarana diplomasi dalam hubungan bilateral maupun multilateral melalui United Nation CISM dengan motto utama adalah olah raga untuk perdamaian.
"Berdasarkan latar belakang pemikiran dan pertimbangan seperti itulah, maka TNI merasa perlu memiliki badan organisasi olah raga di lingkungan militer yang mampu mengelola bidang keolahragaan berkualifikasi nasional dan internasional," ujar Djoko. Djoko mengatakan, KOMI jadi nomenclature yang didedikasikan pada pembinaan olahraga TNI yang bersifat nasional dan internasional. Pertama, KOMI membangun dan mencetak prajurit TNI yang memiliki kemampuan sebagai atlet profesional.
Kedua, KOMI membantu meningkatkan prestasi olahraga nasional dan internasional. "KOMI diharapkan menjadi salah satu sumber atlet andalan nasional, sesuai kebijakan dan standarisasi yang ditetapkan KONI," ujarnya. Untuk mencapai itu, menurut Panglima TNI, KOMI perlu menguatkan hubungan kelembagaan antarlembaga olahraga dalam negeri dan luar negeri. (Feber Sianturi)
JAKARTA (Suara Karya): Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso menyatakan, TNI akan ambil bagian pada ajang pesta olah raga militer tingkat internasional. Rencana TNI itu mendapat dukungan dari pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga.
"TNI siap bersaing dan meraih hasil terbaik pada ajang olahraga nasional maupun internasional. Apalagi, KOMI telah menjadi anggota Conseille International du Sport Militare (CISM)," ujar Djoko saat meresmikan Komite Olahraga Militer Indonesia (KOMI) di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Rabu (25/8). Peresmian KOMI diikuti penandatanganan kesepakatan kerja sama KOMI-Kemenpora yang ditandatangani oleh Panglima TNI yang juga Ketua Dewan Pembina KOMI dengan Menteri Pemuda dan Olah Raga Andi Mallarangeng. Tampak hadir, jajaran pejabat Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Agus Suhartono, KSAU Marsekal TNI Imam Sufaat, dan Komandan Paspampres Mayjen TNI Waris.
Dunia olah raga dan militer, menurut Djoko, tidak memiliki perbedaan signifikan. Apabila dikaji lebih detail, olahraga dan militer memiliki esensi menjunjung sportivitas dan persahabatan. Kesamaan esensi dan spirit yang terkandung di dalam olah raga dan militer adalah bagaimana mencapai kemenangan yang dilandasi sportivitas, semangat nasionalisme, kejuangan dan kebanggaan, yang diimplementasikan dalam rangka menjaga dan meningkatkan eksistensi dan prestige bangsa di mata internasional," ujarnya.
Dengan demikian, tutur Panglima TNI, olah raga yang berprestasi merupakan salah satu bagian dari pengabdian dalam rangka mengangkat harkat dan martabat bangsa.
Sarana Diplomasi
Selanjutnya, dalam konteks hubungan internasional, olah raga juga memiliki peran sarana diplomasi dalam hubungan bilateral maupun multilateral melalui United Nation CISM dengan motto utama adalah olah raga untuk perdamaian.
"Berdasarkan latar belakang pemikiran dan pertimbangan seperti itulah, maka TNI merasa perlu memiliki badan organisasi olah raga di lingkungan militer yang mampu mengelola bidang keolahragaan berkualifikasi nasional dan internasional," ujar Djoko. Djoko mengatakan, KOMI jadi nomenclature yang didedikasikan pada pembinaan olahraga TNI yang bersifat nasional dan internasional. Pertama, KOMI membangun dan mencetak prajurit TNI yang memiliki kemampuan sebagai atlet profesional.
Kedua, KOMI membantu meningkatkan prestasi olahraga nasional dan internasional. "KOMI diharapkan menjadi salah satu sumber atlet andalan nasional, sesuai kebijakan dan standarisasi yang ditetapkan KONI," ujarnya. Untuk mencapai itu, menurut Panglima TNI, KOMI perlu menguatkan hubungan kelembagaan antarlembaga olahraga dalam negeri dan luar negeri. (Feber Sianturi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar