Jumat, 20 Agustus 2010 18:29 WIB
MEDAN--MI: Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI George Toisutta mengatakan, untuk menjadi pemimpin bangsa yang besar dibutuhkan seseorang yang memiliki keunggulan iman dan taqwa, ilmu pengetahuan, dan teknologi. "Seorang pemimpin juga harus berkarakter tangguh, memiliki kecerdasan dan kearifan lokal agar dapat diterima di semua lapisan masyarakat," katanya saat orasi ilmiah pada Dies Natalis ke-58 Universitas Sumatera Utara (USU) di Medan, Jumat (20/8).
Jenderal bintang empat itu juga berkeyakinan, pemimpin berkeunggulan imtaq secara tidak langsung memberi jaminan bahwa dirinya akan melaksanakan amanah, serta mempertanggungjawabkan di kemudian hari di hadapan Tuhan. "Keunggulan iman dan taqwa merupakan gambaran nyata dari keluhuran budaya para pendahulu," katanya.
Sedangkan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dibutuhkan agar pemimpin dapat mencermati dan menyikapi perkembangan situasi, sehingga dapat diambil langkah antisipasi untuk penyelesaian masalah secara tepat, cepat dan bermartabat. Ia juga menilai seorang pemimpin juga harus memiliki karakter tangguh agar mampu mengendalikan konflik atau krisis. Kegagalan seorang pemimpin dalam mengatasi krisis maupun konflik, dapat menimbulkan sesuatu yang tidak konstruktif bahkan destruktif. Pada kesempatan itu dia juga menuturkan bahwa di kalangan militer, para komandan diangkat menjadi pemimpin secara formal. Akan tetapi mereka juga dituntut agar mampu diakui sebagai pemimpin secara informal.
Menurut dia, pemimpin itu akan berhasil jika mampu menghormati adat-istiadat dan tetua adat, mau mendengar dan menerima saran, serta peka terhadap tuntutan lingkungan. Dia menyadari tantangan dan terpaan yang dialami pemimpin militer belum memberi jaminan pemimpin itu akan berhasil di semua strata jabatan. Untuk mengatasinya budaya belajar dan berlatih untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan harus terus diasah agar tumbuh kepedulian dan kepekaan terhadap perkembangan lingkungan. "Kalangan militer menerapkan hal ini sebagai hasil pembelajaran dari perkembangan kondisi bangsa guna memperoleh keunggulan baru," katanya. (Ant/OL-8)
MEDAN--MI: Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI George Toisutta mengatakan, untuk menjadi pemimpin bangsa yang besar dibutuhkan seseorang yang memiliki keunggulan iman dan taqwa, ilmu pengetahuan, dan teknologi. "Seorang pemimpin juga harus berkarakter tangguh, memiliki kecerdasan dan kearifan lokal agar dapat diterima di semua lapisan masyarakat," katanya saat orasi ilmiah pada Dies Natalis ke-58 Universitas Sumatera Utara (USU) di Medan, Jumat (20/8).
Jenderal bintang empat itu juga berkeyakinan, pemimpin berkeunggulan imtaq secara tidak langsung memberi jaminan bahwa dirinya akan melaksanakan amanah, serta mempertanggungjawabkan di kemudian hari di hadapan Tuhan. "Keunggulan iman dan taqwa merupakan gambaran nyata dari keluhuran budaya para pendahulu," katanya.
Sedangkan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dibutuhkan agar pemimpin dapat mencermati dan menyikapi perkembangan situasi, sehingga dapat diambil langkah antisipasi untuk penyelesaian masalah secara tepat, cepat dan bermartabat. Ia juga menilai seorang pemimpin juga harus memiliki karakter tangguh agar mampu mengendalikan konflik atau krisis. Kegagalan seorang pemimpin dalam mengatasi krisis maupun konflik, dapat menimbulkan sesuatu yang tidak konstruktif bahkan destruktif. Pada kesempatan itu dia juga menuturkan bahwa di kalangan militer, para komandan diangkat menjadi pemimpin secara formal. Akan tetapi mereka juga dituntut agar mampu diakui sebagai pemimpin secara informal.
Menurut dia, pemimpin itu akan berhasil jika mampu menghormati adat-istiadat dan tetua adat, mau mendengar dan menerima saran, serta peka terhadap tuntutan lingkungan. Dia menyadari tantangan dan terpaan yang dialami pemimpin militer belum memberi jaminan pemimpin itu akan berhasil di semua strata jabatan. Untuk mengatasinya budaya belajar dan berlatih untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan harus terus diasah agar tumbuh kepedulian dan kepekaan terhadap perkembangan lingkungan. "Kalangan militer menerapkan hal ini sebagai hasil pembelajaran dari perkembangan kondisi bangsa guna memperoleh keunggulan baru," katanya. (Ant/OL-8)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar