Jakarta, bali Post – Calon tunggal Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono yang saat ini menjabat Kepala Staf Angkatan laut (Ksal) tidak serta merta akan diterima oleh DPR. Jika dalam fit and profer test Agus dinilai DPR tidak layak, maka akan dikembalikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Meski Presiden SBY mengajukan satu nama, tidak otomatis langsung diterima. Tetapi, diuji terlebih dahulu di Komisi I DPR RI. Kalau terbukti layak berarti lulus, sebaliknya kalau tidak maka akan dikembalikan kepada Presiden SBY lagi,” kata anggota komisi I DPR Effendy Choirie, Selasa (7/9) kemarin.
Anggota Fraksi partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) ini menyatakan uji kelayakan dan kepatutan terhadap calon Panglima TNI akan dilaksanakan 21 September setelah Lebaran.
Menurut undang-undang, harus sudah memberikan jawaban persetujuan atau penolakan selama 20 hari kerja setelah nama itu diajukan pada 3 September lalu.
Yang pasti, menurut anggota komisi I DPR Ahmad Muzadi, jabatan panglima TNI bukanlah arisan yang pemilihannya dilakukan secara bergilir. Menurutnya tidak ada aturannya pemilihan Panglima TNI harus digilir dari TNI AD, AL maupun AU.
Jabatan panglima TNI merupakan hak prerogatif Presiden. Karena itu, siapapun orangnya, menurut Sekjen DPP Partai gerindra ini, selama memenuhi syarat, berkompeten, dan mampu memimpin semua angkatan maka calon bersangkutan berhak menjadi Panglima TNI.
Hanya kenapa Presiden SBY mengajukan satu nama? Seharusnya lebih dari satu orang agar DPR punya pilihan dan alternatif dari figur-figur TNI yang ada. “Kalau hanya satu nama, maka nanti akan dibicarakan dengan komisi-komisi dan fraksi-fraksi di DPR,” ujarnya.
DPR sendiri telah menerima surat resmi dari Presiden tentang pengganti Panglima TNI Djoko Santoso. Menanggapi itu, Djoko Santoso mengharapkan siapapun penggantinya, harus lebih baik darinya dalam membangun TNI ke depan. “Harapan saya jelas, dia harus lebih hebat dari saya, lebih bagus dari saya,” pinta Djoko di bandara halim Perdana Kusuma usai meninjau korban letusan Gunung Sinabung bersama rombongan Presiden.
Djoko mengatakan PR dan agenda yang menjadi prioritas bagi panglima TNI yang baru nanti adalah menjadikan TNI ke depan lebih baik.
“Meski Presiden SBY mengajukan satu nama, tidak otomatis langsung diterima. Tetapi, diuji terlebih dahulu di Komisi I DPR RI. Kalau terbukti layak berarti lulus, sebaliknya kalau tidak maka akan dikembalikan kepada Presiden SBY lagi,” kata anggota komisi I DPR Effendy Choirie, Selasa (7/9) kemarin.
Anggota Fraksi partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) ini menyatakan uji kelayakan dan kepatutan terhadap calon Panglima TNI akan dilaksanakan 21 September setelah Lebaran.
Menurut undang-undang, harus sudah memberikan jawaban persetujuan atau penolakan selama 20 hari kerja setelah nama itu diajukan pada 3 September lalu.
Yang pasti, menurut anggota komisi I DPR Ahmad Muzadi, jabatan panglima TNI bukanlah arisan yang pemilihannya dilakukan secara bergilir. Menurutnya tidak ada aturannya pemilihan Panglima TNI harus digilir dari TNI AD, AL maupun AU.
Jabatan panglima TNI merupakan hak prerogatif Presiden. Karena itu, siapapun orangnya, menurut Sekjen DPP Partai gerindra ini, selama memenuhi syarat, berkompeten, dan mampu memimpin semua angkatan maka calon bersangkutan berhak menjadi Panglima TNI.
Hanya kenapa Presiden SBY mengajukan satu nama? Seharusnya lebih dari satu orang agar DPR punya pilihan dan alternatif dari figur-figur TNI yang ada. “Kalau hanya satu nama, maka nanti akan dibicarakan dengan komisi-komisi dan fraksi-fraksi di DPR,” ujarnya.
DPR sendiri telah menerima surat resmi dari Presiden tentang pengganti Panglima TNI Djoko Santoso. Menanggapi itu, Djoko Santoso mengharapkan siapapun penggantinya, harus lebih baik darinya dalam membangun TNI ke depan. “Harapan saya jelas, dia harus lebih hebat dari saya, lebih bagus dari saya,” pinta Djoko di bandara halim Perdana Kusuma usai meninjau korban letusan Gunung Sinabung bersama rombongan Presiden.
Djoko mengatakan PR dan agenda yang menjadi prioritas bagi panglima TNI yang baru nanti adalah menjadikan TNI ke depan lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar