Rabu, 08 September 2010 | 23:37 oleh Hans Henricus
JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berjanji merotasi posisi Panglima TNI, baik itu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Udara, dan TNI Angkatan Laut. Kali ini, Presiden SBY menyerahkan tongkat Panglima TNI kepada TNI Angkatan Laut.
SBY mengaku sudah mengajukan nama Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana Agus Suhartono kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai Panglima TNI. Agus akan menggantikan Jenderal Djoko Santoso yang akan mengakhiri masa dinas efektifnya akhir bulan ini.
SBY menambahkan, kebijakan rotasi posisi Panglima TNI sudah ditempuh sejak dirinya menjabat sebagai Presiden tahun 2004. "Kebijakan rotasi itu tanpa meninggalkan kapasitas dan integritas maupun kesiapan calon-calon yang ada," ujar SBY dalam keterangan usai buka bersama wartawan di Istana Negara, Rabu malam (8/9).
Dia menambahkan, penentuan calon Panglima TNI itu sesuai dengan aturan perundang-undangan, yaitu calon Panglima TNI itu adalah mereka yang sedang atau pernah menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.
SBY mengingatkan tugas TNI untuk tahun-tahun ke depan sangat penting. Sebab, pemerintah meneruskan program pembangunan kekuatan dan modernisasi sistem persenjataan TNI untuk menjaga kedaulatan negara. Hal ini sejalan dengan upaya untuk mencapai minimum essential force.
Untuk itu SBY berjanji akan membahasnya dengan DPR. "Saya akan minta parlemen kita untuk menyediakan jumlah dana yang cukup tanpa mengorbankan kepentingan yang lain, seperti dana untuk pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur," janji SBY.
JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berjanji merotasi posisi Panglima TNI, baik itu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Udara, dan TNI Angkatan Laut. Kali ini, Presiden SBY menyerahkan tongkat Panglima TNI kepada TNI Angkatan Laut.
SBY mengaku sudah mengajukan nama Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana Agus Suhartono kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai Panglima TNI. Agus akan menggantikan Jenderal Djoko Santoso yang akan mengakhiri masa dinas efektifnya akhir bulan ini.
SBY menambahkan, kebijakan rotasi posisi Panglima TNI sudah ditempuh sejak dirinya menjabat sebagai Presiden tahun 2004. "Kebijakan rotasi itu tanpa meninggalkan kapasitas dan integritas maupun kesiapan calon-calon yang ada," ujar SBY dalam keterangan usai buka bersama wartawan di Istana Negara, Rabu malam (8/9).
Dia menambahkan, penentuan calon Panglima TNI itu sesuai dengan aturan perundang-undangan, yaitu calon Panglima TNI itu adalah mereka yang sedang atau pernah menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.
SBY mengingatkan tugas TNI untuk tahun-tahun ke depan sangat penting. Sebab, pemerintah meneruskan program pembangunan kekuatan dan modernisasi sistem persenjataan TNI untuk menjaga kedaulatan negara. Hal ini sejalan dengan upaya untuk mencapai minimum essential force.
Untuk itu SBY berjanji akan membahasnya dengan DPR. "Saya akan minta parlemen kita untuk menyediakan jumlah dana yang cukup tanpa mengorbankan kepentingan yang lain, seperti dana untuk pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur," janji SBY.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar