Kamis, 02 September 2010

Satu Pelaku Serahkan diri

Denpasar, Bali Post – Lima perwakilan Perguruan Pencak Silat Bhakti Negara (PPSBN), Rabu (1/9) kemarin dating ke Kodim 1611/Badung. Mereka diterima dandim Badung Letkol Pontjo Wasono. Kedatangan perwakilan PPBSN itu terkait pernyataan Danramil 1611-01/Dentim kapten Joko raharjo.

Sebelumnya (BP,1/9) Joko raharjo meminta kepada anggota ormas yang menantangnya berkelahi agar meminta maaf ke Koramil. Joko menilai mereka telah melecehkan institusi TNI.

Pernyataan joko Raharjo itu ditanggapi secara arif oleh PPBSN. Perwakilan PPSBN dipimpin I Dewa Made patra itu minta maaf kepada seluruh jajaran TNI. Sementara itu pelaku kasus penganiayaan satpam Dwijendra, I wayan Tirtayasa, menyerahkan diri ke Polsek Dentim.

Selain minta maaf, dewa patra bersama empat anggota PPSBN emberi hormat kepada bendera merah putih di depan makodim badung. Ini adalah bagian dari rasa tulus ikhlas perwakilan PPSBN minta maaf kepada prajurit TNI AD.

Namun banyak tentara yang tidak puas, bahkan berteriak agar dipertemukan dengan orang yang menantang Danramil Joko. Namun, mereka akhirnya ditenangkan oleh dandim Pontjo wasono. “Sudahlah jangan emosi, mereka ini dating dengan itikad baik. Kami meminta anggota mau memafkan,” ucapnya bijak.

Perwakilan dari Perguruan Pencak Silan Bhakti Negara pun langsung minta maaf kepada seluruh jajaran TNi AD. Sebagai bentuk pemberian maaf, mereka menghormati bendera Merah Putih yang terpasang di halaman Kodim selama satu menit. “Apa yang mereka lakukan (menghormat benfdera) bukan permintaan kami.

Semua atas kesadaran mereka untuk menghormati Merah Putih,” tegas Dandim Wasono.

Lima Perwakilan PPSBN yang menghadap Dandim Badung diantaranya Bagus Ketut Dani Saputra, dan Dewa Nyoman Patra. Dewa Nyoman Patra menjelaskan, tidak ada maksud anggota PPSBN menantang ataupun melecehkan institusi TNI, termasuk menyerang Yayasan Dwijendra. Kejadian tersebut murni masalah internal dari perguruan silat. “Mungkin karena emosi sesaat, lantas melointarkan kata-kata tidak sopan. Sekali lagi kami mohon maaf,” katanya dihadapan anggota TNI.

Ia berjanji mengambil tindakan tegas berupa pemberian sanksi kepada anggota yang melakukan kesalahan. Polisi dipersilakan memproses kasus itu secara hokum. “Sanksi dari kami sudah pasti ada. Silakan polisi memproses secara hokum terhadap anggota kami yang melakukan kesalahan,” tambahnya.

Sementara itu, satu pelaku yang terlibat aksi kekerasan terhadap satpam Nyoman gede antara (29) dan Made Gede Digayusa (34) menyerahkan diri ke Mapolrsek Dentim. Wayan tirtayasa dating ke kantor polisi pada Rabu (1/9) dini hari.

“satu orang sudah menyerahkan diri. Anggota sudah melakukan langkah penyidikan,” tegas Kapolda Bali Irjen pol. Hadiatmoko. Ia juga membenarkan pemicu keributan di SMA Dwijendra adalah permasalahan internal pergguran silat tersebut. Toh begitu, polii tidak hanya mengusut parapelaku yang beraksi di TKP.”Siapa yang memerintahkan, akan kita usut,” tambahnya didampingi Kabid humas polda Kombes Gde sugianyar dwi Putra.
Ketua Yayasan dwijendra I.B. Wiyana menyerahkan kasus itu kepada polisi. “Kami menyerahkan semuanya pada polisi,” ucapnya ditemui di Mapolda Bali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog