Jumat, 03 September 2010

Soal Premanisme, TNI Tidak Tinggal Diam

Denpasar, nusa Bali – Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Rachmat Budiyanto tidak emosional menanggapi aksi premanisme kelompok ormas yang sempat menghina Danramil 1611-01/Badung. Kapten Joko Raharjo, saat serbu Sekolah Yayasan dwijendra, Selasa (31/8). Meski demikian, Pangdam tegaskan TNI tidak akan tinggal diam terhadap aksi premanisme.

Penegasan itu disampaikan Pangdam di Denpasar, kamis (2/9). Menurut Pangdam, kasus Danramil ditantang duel oleh kelompok preman tidak perlu disikapi emosional. Justru pihaknya berusaha merangkul kelompok-kelompok itu.

Kendati demikian, lanjut Pangdam, TNI tidak akan tinggal diam terhadap aksi premanisme. “Kami tegaskan, premanisme tidak dibenarkan dalam hokum, karena meresahkan masyarakat. Kalau soal premanisme, TNI tidak akan tinggal diam,” warning pangdam seraya menyebut pihaknya siap memback up kepolisian untuk menangkal aksi premanisme di Bali.

Sementara, Kapoltabes Denpasar kombes Suryanbodo Asmoro mengatakan jumlah tersangka kasus premanisme saat penyerbuan Sekolah yayasan Dwijendra, Jlan Kamboja Denpasar Timur, dipastikan akan membengkak. Pasalnya, pelaku yang menyerbu seraya menganiaya dua petugas security sekolah, Nyoman Gede Antara (29), dan Made Gede Dirgayusa (34) lebih dari satu.

“Kalau tersangkanya jelas akan bertambah,” jelas Suryambodo seusai mengikuti acara Gelar pasukan di lapangan Nitimandala denpasar, kamis kemarin. Menurut Suryambodo, pihaknya sudah membidik beberapa tersangka lagi. Kepolisian juga akan mengkonfrontir beberapa saksi. Pasalnya, dalam kasus itu melibatkan banyak orang.

Sedangkan Nyoman Tirtayasa, salah satu pelaku penyerangan ke sekolah yayasan dwijendra yang menyerahkan diri ke polisi, rabu (1/9) dinihari, stautsnya sudah berubah menjadi tersangka. “Untuk tersangka-tersangka lainnya, menyusul,” tandas Suryambodo.

Aksi premanisme di Sekolah yayasan Dwijendra sebelumnya terjadi Selasa siang pukul 12.00 wita, Sekitar 30-an pria yang rata-rata berbadan tegap tiba-tiba dan berpakaian serba hitam dating menunggangi motor untuk mencari guru olahraga bernama Wayan suwita. Namun, mereka dihalangi dua petugas security setempat. Mereka pun langsung menghajar kedua security tadi, Nyoman Gede Antara dan Made Gede Dirgayusa hingga terluka. Bahkan, salah satu korban giginya sampai rontok.
Setelah kedua security terkapar, puluhan preman ini langsung masuk ke dalam sekolah seraya mencari sang guru olahraga, Nyoman suwita yang juga pendekar pencak silat tidak berada di sekolah. Gara-gara keributan di sekolah ini, Danramil 1611-01 kapten Joko Raharjo selaku pengusa wilayah Denpasar Timur yang kantornya kebetulan berada di dekat lokasi TKP, langsung meluncur ke Sekolah Dwijendra dengan maksud melerai.

Namun, kedatangan beberapa anggotanya justru membuat berang kelompok preman. Bahkan, massa ormas itu sempat menendang sepeda motor anggota TNI sembari melontarkan kata-kata menantang. Mereka juga menantang Danramil berduel. “Kamu bukan siapa-siapa, copot bajumu kalau berani. Kamu punya jenderal, saya juga punya jenderal,” tantang preman seperti ditirukan anggota Koramil 1611-01 Denpasar Timur, Serma Beny Ratu. “Motor dinas saya juga ditendang.”.

Sehari berikutnya, Rabu dinihari, salah satu pelaku, Nyoman Tirtayasa, menyerahkan diri ke Polsek Denpasar Timur. Pada hari yang sama, lima utusan dari ormas Perguruan Pencak Silat Bhakti Negara mendatangi makodim 1611/Badung di denpasar untuk minta maaf atas insiden tersebut.

Sementara itu, kodam IX/Udayana selaku komando Utama Operasi (Kotama Ops) melaksanakan latihan perang. Namun latihan kali ini berada di ruangan indoor, kamis kemarin, dengan menggunakan sejumlah miniature perlengkapan perang. Menurut Pangdam Mayjen TNI Rachmat Budiyanto, kegiatan ini mempunyai tujuan dan sasaran dalam menghadapi ancaman terhadap kedaulatan dan integritas NKRI.

“Tapi ini tidak ada hubungannya dengan Malaysia. Simulasi ini kita gelar karena program dari mabes TNI, yang sudah diagendakan sebelumnya,” jelas Pangdam. Ditambahkannya, melalui latihan indoor ini, TNI dengan kekuatan yang dimiliki siap action di medan perang untuk lingkup wilayah Kodam IX/Udayana yang meliputi bali, NTT dan NTB. Karenanya latihan perang disetting untuk perbatasan NTT dan NTB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog