Sunday, 14 March 2010 22:35
JAKARTA - WASPADA ONLINE Wakil ketua umum DPP Partai Golongan Karya, Theo L Sambuaga menilai, sangatlah tidak beralasan jika Amerika Serikat (AS) masih berpandangan miring soal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Tentara Nasional Indonesia (TNI) AD, sehingga tidak diikutkan dalam berbagai perjanjian militer dengan Indonesia.
JAKARTA - WASPADA ONLINE Wakil ketua umum DPP Partai Golongan Karya, Theo L Sambuaga menilai, sangatlah tidak beralasan jika Amerika Serikat (AS) masih berpandangan miring soal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Tentara Nasional Indonesia (TNI) AD, sehingga tidak diikutkan dalam berbagai perjanjian militer dengan Indonesia.
"Kita harus tegas dalam peningkatan kerjasama di bidang pertahanan, yakni berbentuk antarmiliter, misalnya melalui international militairy educational training (IMET), maka masih dengan konsep tidak mengikutkan Kopassus, itu tidaklah fair," ujar Theo, tadi sore.Dalam kaitan peningkatan kerjasama antarmiliter dengan memprioritaskan modus IMET (kerjasama pendidikan dan latihan) itu, Theo meminta AS agar mengikutsertakan perwira-perwira TNI dari Kopassus. "Selama ini memang AS belum mau memasukkan Kopassus dengan alasan tekanan dari Kongres AS yang selalu kaitkan Kopassus dengan kejadian-kejadian pada masa lalu, seperti masalah HAM di Timor Timur," teragnya.
Selain itu, ia juga menilai bahwa tidak ada alasan bagi AS untuk selalu mengaitkan kerjasama militer (dengan melibatkan Kopassus-red) dengan kejadian-kejadian masa lalu tersebut."Saya kira itu sudah tidak beralasan. Karena siapa pun yang melanggar hukum dan HAM itu sudah pernah melalui proses pengadilan secara terbuka dan yang bersalah telah dihukum. Kita perlu tegaskan, janganlah menghukum institusinya. Ini tidak benar," ungkapnya.Kalau kesalahan-kesalahan itu dikaitkan dengan institusi, jelasnya, berarti hal itu telah memvonis institusinya dan itu tidak bisa dibenarkan karena ini menyangkut personel serta telah melewati suatu proses hukum secara terbuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar