Senin, 15 Maret 2010

Wagub Sebut Pos Perbatasan Memprihatinkan

Senin, 15 Maret 2010
Segera Bangun Pos Permanen, dan Bantu Motor dan TV
SAMARINDA. Kondisi pos di daerah perbatasan antara Indonesia - Malaysia, membuat Wakil Gubernur Kaltim Farid Wadjdy prihatin. Menurutnya, kondisi ini tentulah tak bisa dibiarkan begitu saja, harus ada solusi yang diambil, sehingga masalah penjagaan di daerah perbatasan tak lagi terganggu. Makanya saat kunjungan Gubernur Awang Faroek Ishak, Pemprov Kaltim akan membangun satu pos permanen.

Pos itu akan dibangun sekitar 8 km dari Polsek yang dikunjungi beberapa waktu lalu. Ini akan dilakukan dalam waktu dekat ini. "Sepanjang dibenarkan melalui ketentuan bantuan dibidang keuangan terkait bantuan untuk instansi vertikal, pasti akan kami lakukan," kata Farid ditemui di kantor Gubernur belum lama ini. Ia mengaku sangat salut dengan nasionalisme dan patriotime anggota TNI yang berada di daerah perbatasan, tentu saja dengan bantuan pembangunan pos penjagaan yang permanen itu, diharapkan akan sangat membantu tugas TNI dalam melakukan rutinitasnya menjaga daerah perbatasan.

Menurutnya, kondisi pos di daerah perbatasan yang sangat memprihatinkan, memang sangat menggambarkan betapa minimnya perhatian yang diberikan pemerintah untuk menjaga kedaulatan bangsa Indonesia, terutam di daerah perbatasan. Selain rencana membangun pos permanen, pihaknya juga membantu 4 motor trail dan 7 unit TV. Motor itu menurutnya bisa digunakan untuk mempermudah dalam melakukan pengawasan, sementara TV bisa jadi alat hiburan dan informasi terkait perkembangan terbaru yang terjadi. "Selain itu juga membeli pesawat helikopter, dalam rangka mendukung upaya penjagaan di daerah perbatasan," tandasnya.

Menurutnya, apa yang diberikan, tentulah tak sebanding dengan perjuangan dan pengorbanan para anggota TNI yang berada di daerah perbatasan untuk menjaga perbatasan Indonesia. "Ini harus kita apresiasi, semoga saja dengan bantuan itu mereka setidaknya akan terhibur," tegasnya lagi. Ditanya soal rencana menjadikan kawasan hutan nasional di daerah perbatasan menjadi daya guna, menurutnya saat ini ada 2 hal yang harus dilakukan, yakni membangun jalan partoli di daerah perbatasan, yang membelah kawasan hutan, sehingga pengontrolan lebih bisa dilakukan, selain itu juga membangun perkebunan-perkebunan di daerah perbatasan. "Sehingga akan kelihatan mana batas daerah kita (Indonesia, Red) dengan Malaysia. Kedua-duanya itu akan kita tempuh, dalam rangka mengamankan daerah perbatasan tersebut," tandasnya. (ias)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog