Sabtu, 07 Agustus 2010

Kabur Naik Taksi, TNI Dicap Impoten

Jumat, 6 Agustus 2010 16:16 WIB
BEIRUT, KOMPAS.com — Media Lebanon mengecam Pasukan Interim PBB, yang meliputi tentara Indonesia, di Lebanon, sebagai penonton yang "impoten". Kecaman muncul setelah mereka kabur dari sebuah pertempuran mematikan antara tentara Lebanon dan Israel di perbatasan kedua negara itu.

"Pasukan internasional yang impoten dipukul mundur, meninggalkan tempat pertempuran dan melihat peristiwa itu berlangsung dari kejauhan," lapor harian As-Safir, yang dekat dengan gerakan Syiah, Hezbollah. "UNIFIL telah meminta tentaranya hanya menunjukkan senjata... melawan pasukan musuh," kata surat kabar itu, Rabu, sebagaimana dikutip AFP. "Hal itu telah mendorong (musuh) yang tadinya diam, dan tidak berperan efektif untuk mencegah agresi Israel," lanjut koran itu.

UNIFIL atau United Nations Interim Force in Lebanon merupakan Pasukan Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk misi perdamaian di Lebanon selatan. Tentara Lebanon dan Israel terlibat bentrok senjata di perbatasan mereka, Selasa, yang merupakan bentrokan terburuk sejak perang tahun 2006 antara Israel dan Hezbollah. Dua tentara Lebanon, seorang wartawan Lebanon, dan seorang perwira senior Israel tewas dalam bentrokan itu.

Harian Al-Anwar mencemooh pasukan multinasional dengan mengatakan "pasukan itu menjalankan tugasnya dengan sempurna" ketika segala sesuatunya berjalan tenang. "Namun... ketika konfrontasi meletus, pasukan itu hanya bertindak sebagai penonton, yang kemudian mengontak kedua pihak untuk coba kembali tenang dan kemudian menyampaikan laporan kepada Dewan Keamanan," kata koran itu.Harian An-Nahar mengatakan, "Pertanyaannya adalah, apa yang harus dilakukan jika insiden itu berulang... khususnya berkaitan dengan peran UNIFIL. Kenapa UNIFIL tidak membantu tentara, setidaknya dengan menawarkan pertolongan pertama." Dikatakan, organisasi seperti UNIFIL wajib untuk mengevakuasi korban.

Hari Selasa, televisi Hezbollah, Al-Manar, menayangkan gambar dua tentara Indonesia, mungkin dari UNIFIL, meninggalkan tempat pertempuran dengan menumpang sebuah taksi. New TV, yang juga bersimpati kepada Hezbollah, melaporkan tentang tentara UNFIL yang melarikan diri. UNIFIL memiliki sekitar 13.000 tentara dari berbagai negara yang ditempatkan di Lebanon selatan. Pasukan itu, yang didirikan tahun 1978 untuk memantau perbatasan antara Israel dan Lebanon selatan, ditingkatkan jumlahnya setelah perang tahun 2006 antara Hezbollah dan Israel.

Terkait kecaman media Lebanon yang pro Hezbollah itu, Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso membantah bahwa prajurit TNI yang tergabung dalam UNIFIL telah meninggalkan medan pertempuran saat terjadi kontak senjata antara pasukan bersenjata Israel dan Lebanon. "Bukan kabur, sampai kemarin pasukan kita berlindung di bangunan di situ," kata Djoko di Istana Bogor, sebagaimana dikutip kantor berita Antara. Menurut Djoko, sebagai anggota pasukan penjaga perdamaian, pasukan TNI tidak boleh terlibat dalam kontak senjata. "Iya, kami kan peace keeping, ada mekanismenya, dilaporkan ke atas," kata Djoko.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog