Rabu, 10 November 2010

Korban Banjir Kekurangan Air Bersih, Makanan Bayi juga Tidak Tersedia

Selasa, 09 Nov 2010
BANJIR: Banjir Kali Tinuh yang menjadi kendala penyeberangan ke Desa Skinu Kecamatan Toianas.Tampak Anggota TNI berupaya menyelamatkan truk pengangkut bantuan yang kandas ditengah kali saat menyeberang ke Skinu. (LINDA MAKANDOLOE/TIMEX)

SOE, Timex-Korban banjir di Desa Skinu Kecamatan Toianas Kapaten Timor Tengah Selatan sudah menerima berbagai bantuan tanggap darurat. Bantuan yang diberikan berbagai pihak yang berempati dan simpati terhadap penderitaan korban sudah tersalurkan secara baik.

Walau begitu hingga kemarin persediaan air bersih bagi korban tidak mencukupi. Selain itu makanan bagi bayi dan balita termasuk alat dapur serta jamban sehat juga belum tersedia.
Kepala Dinas Sosial dan Nakertrans Kabupaten TTS, Oberlin Muni yang berada dilokasi menjelaskan pihaknya ditugaskan Bupati TTS, Paul Mella untuk turun ke lokasi guna mengindentifikasi semua kebutuhan dan kekurangan korban dilokasi pengungsian kemudian dilaporkan.

Bantuan yang dikirim dari Pemerintah Kabupaten TTS dan berbagai pihak benar-benar membantu mengurangi penderitaan para korban. Akan tetapi makan bayi sangat kurang. Yang tersedia disana hanya 10 karton susu yang diserahkan oleh Badan Musyawarah Perbankan Daerah NTT. Itupun untuk orang dewasa tapi karena kondisi terpaksa maka diberikan untuk bayi.

Oberlin mengatakan dirinya akan segera kembali membawa perincian laporan kebutuhan para korban sehingga Pemerintah TTS mempersiapkan segera kebutuhan yang kurang untuk disalurkan.

Selain kekurangan makanan bayi dilokasi juga kekurangan perrsediaan air bersih.” Air bersih masih sangat kurang. Meskipun sudah ada dua viber dilokasi namun
kapasitas penampungan air masing-masing hanya satu kubik sedangan kebutuhan pemakaian air cukup tinggi. Pasalnya sumber mata air sekitar dilokasi sudah terindikasi tercemar,” ungkap Oberlin.

Ia menambahkan jika terjadi kekurangan air bersih dan tidak didukung dengan ketersediaan jamban sehat/MCK seperti yang terjadi dilokasi sekarang maka ada kemungkinan terjadi penyakit ikutan pasca bencana.

Kekurangan lain katanya berupa alat dapur seperti periuk, wajan, piring, sendok, gelas dan lainnya juga masih kurang. Meskipun sudah ada bantuan namun masih sangat terbatas.
Wakil Bupati TTS yang juga Ketua Satkorlak Kabupaten TTS, Benny A. Litelnoni kepada wartawan, Senin (8/11) diruang kerjanya juga menyampaikan hal
yang sama.

Menurut Benny berdasarkan laporan yang diterima dari petugas kesehatan dilokasi kemarin pagi seperti yang telah disebutkan diatas maka pemerintah TTS akan melakukan rapat koordinasi untuk penangan segera berbagai kebutuhan para korban yang kurang. Termasuk pembentukan pos pemantau penyerahan bantuan dilokasi sehingga bantuan yang diserahkan benar-benar tepat sasaran.

”Ya, kita akan segera rapat untuk penanganan kebutuhan para korban yang masih kurang. Termasuk penanganan sanitasi dilokasi baik itu sumber mata air maupun pembersihan lokasi kejadian. Karena informasi sumber mata air yang berada disekitar lokasi kejadian teridentifikasi tercemar dan katanya sudah ada tiga orang korban yang terserang diare. Namun oleh petugas medis sudah ditangani sehingga virusnya tidak menyebar ke korban lainnya,” jelas Benny.

Para korban yang rumahnya hanyut total hingga kemarin sebagian masih ditampung di kantor desa setempat sedangkan korban lainnya menginap di rumah famili di daerah ketinggian.
Kadis Permukiman Kabupaten TTS, Epy Tahun mengatakan mengenai kekurangan air bersih, sudah disampaikan ke Bupati TTS, Paulus VR. Mella. Bupati katanya sudah menghubungi Dinas PU Provinsi untuk meminta bantuan viber.

Kadis Kesehatan Kabupaten TTS, Yuli Butu mengatakan mengenai gejala diare dilokasi itu benar namun belum dikategorikan diare. Karena begitu muncul gejala dokter dan petugas medis yang stand by disana langsung mengatasi dengan tujuan agar tidak menyebar.(dek)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog