JAKARTA (Pos Kota) – Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E. mengatakan bahwa dalam konteks regional, terdapat enam isu menonjol di kawasan, yaitu hubungan tradisional di Asia Pasifik, potensi konflik di Laut Cina Selatan, transformasi politik dan demokratisasi, separatisme dan fragmentasi politik, masalah keagamaan di Asia Tenggara serta isu kejahatan lintas nasional dan terorisme.
Selanjutnya dikatakan bahwa dari enam isu tersebut, dilihat dari aspek kepentingan pertahanan dan keamanan yang dihadapkan pada isu ancaman dan konflik dapat dibagi dalam tiga kelompok isu besar yaitu : konflik antar negara (inter-state conflict), konflik dalam suatu negara (intra-state conflict) dan isu ancaman keamanan maritim yang melibatkan tiga negara pantai (littoral states) serta adanya berbagai upaya perluasan peran keamanan melampaui wilayah kedaulatan negara di kawasan. Panglima TNI menyampaikan hal ini pada acara Seminar Persiapan ASEAN Defence Minister’s Meeting (ADMM) 2011, yang diselenggarakan di Kemhan RI Jakarta.
Seminar tersebut mengambil tema “Peran aktif ADMM untuk mewujudkan ASEAN Political Security Community (APSC) tahun 2015 “. Dalam seminar ini, diangkat isu-isu keamanan regional yang menonjol dan perlu mendapat perhatian oleh pejabat pertahanan di lingkungan ASEAN serta prioritas kerjasama pertahanan yang paling dominan untuk dikembangkan kedepan.
Menurut Panglima TNI, prioritas kerjasama pertahanan (Military-to-Military) yang paling dominan untuk dikembangkan di lingkungan ASEAN dalam lima tahun mendatang adalah Counter Terrorism, Peacekeeping Operations, Military Medicine, Maritim Security dan Humanitarian Assistance and Disaster Relief (HADR).
Seminar dibagi menjadi dua sesi dan menghadirkan beberapa pembicara, selain Panglima TNI juga Prof. Dr. Dorodjatun Kuntjoro Yakti, Dirjen Kerjasama ASEAN Kemenlu Jauhari Oratmangun. Sementara itu pada sesi kedua antara lain Prof. DR. Juwono Sudarsono, Prof. DR. Ikrar Nusa Bakti (Pengamat Politik dari LIPI) dan Anies Baswedan,Ph.D, dan Dr. Arry Bainus, M.A. (puspen/syamsir)
Selanjutnya dikatakan bahwa dari enam isu tersebut, dilihat dari aspek kepentingan pertahanan dan keamanan yang dihadapkan pada isu ancaman dan konflik dapat dibagi dalam tiga kelompok isu besar yaitu : konflik antar negara (inter-state conflict), konflik dalam suatu negara (intra-state conflict) dan isu ancaman keamanan maritim yang melibatkan tiga negara pantai (littoral states) serta adanya berbagai upaya perluasan peran keamanan melampaui wilayah kedaulatan negara di kawasan. Panglima TNI menyampaikan hal ini pada acara Seminar Persiapan ASEAN Defence Minister’s Meeting (ADMM) 2011, yang diselenggarakan di Kemhan RI Jakarta.
Seminar tersebut mengambil tema “Peran aktif ADMM untuk mewujudkan ASEAN Political Security Community (APSC) tahun 2015 “. Dalam seminar ini, diangkat isu-isu keamanan regional yang menonjol dan perlu mendapat perhatian oleh pejabat pertahanan di lingkungan ASEAN serta prioritas kerjasama pertahanan yang paling dominan untuk dikembangkan kedepan.
Menurut Panglima TNI, prioritas kerjasama pertahanan (Military-to-Military) yang paling dominan untuk dikembangkan di lingkungan ASEAN dalam lima tahun mendatang adalah Counter Terrorism, Peacekeeping Operations, Military Medicine, Maritim Security dan Humanitarian Assistance and Disaster Relief (HADR).
Seminar dibagi menjadi dua sesi dan menghadirkan beberapa pembicara, selain Panglima TNI juga Prof. Dr. Dorodjatun Kuntjoro Yakti, Dirjen Kerjasama ASEAN Kemenlu Jauhari Oratmangun. Sementara itu pada sesi kedua antara lain Prof. DR. Juwono Sudarsono, Prof. DR. Ikrar Nusa Bakti (Pengamat Politik dari LIPI) dan Anies Baswedan,Ph.D, dan Dr. Arry Bainus, M.A. (puspen/syamsir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar