Oleh: Antara
YOGYAKARTA: Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan pengungsi baru diperkenankan pulang ke rumah masing-masing setelah proses penilaian yang dilakukan dengan TNI dan Polri selesai dilakukan. "Proses penilaian diharapkan dapat selesai dalam waktu satu hari satu malam. Malam ini pun, TNI dan polri tetap bekerja sehingga kami berharap pengungsi dapat bersabar," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif di Yogyakarta, hari ini.
Menurut dia, jumlah tentara dari TNI yang melakukan proses penilaian atau assessment adalah 5.000 personel ditambah 2.000 personel dari kepolisian. Dia mengatakan telah menerima laporan bahwa pengungsi di sejumlah tempat berkeinginan untuk segera kembali ke rumah masing-masing setelah Badan Geologi mengumumkan secara resmi perubahan radius rawan bencana letusan Gunung Merapi pada Minggu pagi.
Sejumlah pengungsi dari Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, Kabupaten Magelang dan juga Kabupaten Sleman terutama yang berada di perbatasan berkeinginan untuk segera pulang ke rumah. "Tetapi, demi keselamatan mereka, kami berharap bahwa pengungsi tetap tinggal di lokasi pengungsian hingga proses penilaian selesai dilakukan," lanjutnya. Luncuran awan panas dari Gunung Merapi, kata Syamsul, masih menjadi ancaman bahaya utama karena tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi serta status Gunung Merapi masih ditetapkan sebagai awas.
Berdasarkan laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), jarak luncur terjauh awan panas di Kabupaten Boyolali adalah 4,5 kilometer (km), di Kali Gendol 12 km, dan Kali Kuning 7 km. Syamsul mengatakan setelah proses penilaian tersebut selesai, maka pengungsi dapat kembali ke rumah masing-masing secara bergilir, dimulai dari pemuda-pemuda. TNI dan Polri akan memberikan fasilitas berupa kendaraan untuk mengangkut pengungsi, seperti TNI di Kabupaten Magelang telah menyiapkan 100 truk dan polisi 70 truk.
Direktur Kesiapsiagaan BNPB Wisnu Wijaya mengatakan, pemuda-pemuda tersebut akan menyiapkan rumah yang telah lama ditinggalkan. "Kami juga tidak ingin, perempuan, anak-anak atau lansia justru sakit karena kembali ke rumah, tetapi kondisi rumah masih belum layak untuk ditinggali," katanya. BNPB memperkirakan setidaknya ada sekitar 60.000 pengungsi yang akan kembali ke tempat tinggal mereka setelah adanya kebijakan penurunan radius rawan bencana letusan Gunung Merapi. Radius rawan bencana letusan Gunung Merapi diturunkan, yaitu menjadi 10 km untuk Kabupaten Boyolali dan Klaten, 15 km untuk Kabupaten Magelang dan tetap 20 km untuk Kabupaten Sleman.(yn).
Menurut dia, jumlah tentara dari TNI yang melakukan proses penilaian atau assessment adalah 5.000 personel ditambah 2.000 personel dari kepolisian. Dia mengatakan telah menerima laporan bahwa pengungsi di sejumlah tempat berkeinginan untuk segera kembali ke rumah masing-masing setelah Badan Geologi mengumumkan secara resmi perubahan radius rawan bencana letusan Gunung Merapi pada Minggu pagi.
Sejumlah pengungsi dari Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, Kabupaten Magelang dan juga Kabupaten Sleman terutama yang berada di perbatasan berkeinginan untuk segera pulang ke rumah. "Tetapi, demi keselamatan mereka, kami berharap bahwa pengungsi tetap tinggal di lokasi pengungsian hingga proses penilaian selesai dilakukan," lanjutnya. Luncuran awan panas dari Gunung Merapi, kata Syamsul, masih menjadi ancaman bahaya utama karena tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi serta status Gunung Merapi masih ditetapkan sebagai awas.
Berdasarkan laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), jarak luncur terjauh awan panas di Kabupaten Boyolali adalah 4,5 kilometer (km), di Kali Gendol 12 km, dan Kali Kuning 7 km. Syamsul mengatakan setelah proses penilaian tersebut selesai, maka pengungsi dapat kembali ke rumah masing-masing secara bergilir, dimulai dari pemuda-pemuda. TNI dan Polri akan memberikan fasilitas berupa kendaraan untuk mengangkut pengungsi, seperti TNI di Kabupaten Magelang telah menyiapkan 100 truk dan polisi 70 truk.
Direktur Kesiapsiagaan BNPB Wisnu Wijaya mengatakan, pemuda-pemuda tersebut akan menyiapkan rumah yang telah lama ditinggalkan. "Kami juga tidak ingin, perempuan, anak-anak atau lansia justru sakit karena kembali ke rumah, tetapi kondisi rumah masih belum layak untuk ditinggali," katanya. BNPB memperkirakan setidaknya ada sekitar 60.000 pengungsi yang akan kembali ke tempat tinggal mereka setelah adanya kebijakan penurunan radius rawan bencana letusan Gunung Merapi. Radius rawan bencana letusan Gunung Merapi diturunkan, yaitu menjadi 10 km untuk Kabupaten Boyolali dan Klaten, 15 km untuk Kabupaten Magelang dan tetap 20 km untuk Kabupaten Sleman.(yn).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar