Dalam rangka modernisasi alat utama sistem pertahanan (alutsista), Kementerian Pertahanan (Kemhan) sepenuhnya mengikuti kebijakan penggunaan secara optimal produksi industri pertahanan dalam negeri. "Policy tersebut amat strategis karena dapat mengurangi ketergantungan terhadap negara lain," ujar Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto MA.
Bersama Menhan Purnomo Yusgiantoro dan Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin, pria kelahiran Bogor, 5 Januari 1955 ini amat gigih memperjuangkan kemandirian alutsista, kesejahteraan prajurit, serta meningkatkan kinerja Kemhan.
Alumnus Akabri 1976 ini adalah perwira penerbang tempur. Ia pernah menjadi Athan RI di Madrid, Spanyol (1997), Danlanud Adisutjipto (2002), Wadan Kodikau (2004), Waasrenum Panglima TNI (2005), Pangkohanudnas (2006), Kas Koopsau II (2005). Ketika dipercaya mengabdi di Kemhan, ia diamanatkan menjabat Dirjen Ranahan (2008), Irjen Kemhan (2010), dan kini Sekjen Kemhan.
Sekjen Eris mengatakan, pasca-workshop revitalisasi industri pertahanan pada akhir tahun lalu, pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 01 tentang Percepatan Pembangunan. Inpres tersebut mengamanatkan beberapa poin terkait kinerja Kemhan. "Antara lain, pembetukan KKIP, penyusunan RUU Revitalisasi Industri Pertahanan, pembuatan rencana induk dan roadmap revitalisasi industri pertahanan, litbang yang hasilnya digunakan untuk memenuhi peralatan pertahanan dan keamanan dalam negeri, serta pengadaan alutsista industri domestik dengan menggunakan pinjaman dalam negeri," ujar peraih Bintang Yudha Dharma Nararya ini. (Yudhiarma/Sofyan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar