JAKARTA- Panglima TNI Laksamana Agus Suharono mengakui pihaknya melakukan operasi militer di Papua. Namun, operasi militer digelar di sekitar perbatasan provinsi berlambang burung Cendrawasih tersebut, bukan di seluruh wilayahnya.
Hal itu diutarakannya Panglima usai melepas 1.034 personel TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Kontingen Garuda United Nation Interim Force in Lebanon (UNFIL) di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (11/11/2010).
“Memang benar bahwa kami saat ini sedang melakukan operasi militer di Papua. Tapi operasi militer yang kami lakukan hanya di perbatasan di provinsi tersebut,” kata mantan KSAL ini. Panglima mengatakan, pihaknya akan meningkatkan keamanan sistem informasi sehubungan dalam kurun waktu belakangan ini seringkali terjadi kebocoran informasi, khususnya menyangkut operasi militer di Papua.
“Operasi Papua 2007 bocor. Saya belum pernah baca blog itu. Tapi kami selalu berupaya menjaga kerahasiaan. Memang dengan teknologi yang ada sekarang ini kebocoran itu bisa diambil dari mana saja. Kami akan tingkatkan keamanan sistem informasi,” tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan, operasi militer Papua yang utama adalah pengamanan di perbatasan. “Sedangkan untuk pengamanan di dalam negeri berkoodinasi dengan kepolisian. Untuk bantuan kepada kepolisian dan pemda berdasarkan satuan wilayah,” ujarnya.
Panglima TNI menegaskan dalam operasi militer di Papua tidak melibatkan aktivitas intelijen. “Aktivitas intelijen adalah cegah dan deteksi dini. Sebagai bagian operasi, intelijen pasti ada. Cuma masalah itu kami cegah,” tandasnya.(Sukmo Wibowo/Trijaya/ful)
Hal itu diutarakannya Panglima usai melepas 1.034 personel TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Kontingen Garuda United Nation Interim Force in Lebanon (UNFIL) di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (11/11/2010).
“Memang benar bahwa kami saat ini sedang melakukan operasi militer di Papua. Tapi operasi militer yang kami lakukan hanya di perbatasan di provinsi tersebut,” kata mantan KSAL ini. Panglima mengatakan, pihaknya akan meningkatkan keamanan sistem informasi sehubungan dalam kurun waktu belakangan ini seringkali terjadi kebocoran informasi, khususnya menyangkut operasi militer di Papua.
“Operasi Papua 2007 bocor. Saya belum pernah baca blog itu. Tapi kami selalu berupaya menjaga kerahasiaan. Memang dengan teknologi yang ada sekarang ini kebocoran itu bisa diambil dari mana saja. Kami akan tingkatkan keamanan sistem informasi,” tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan, operasi militer Papua yang utama adalah pengamanan di perbatasan. “Sedangkan untuk pengamanan di dalam negeri berkoodinasi dengan kepolisian. Untuk bantuan kepada kepolisian dan pemda berdasarkan satuan wilayah,” ujarnya.
Panglima TNI menegaskan dalam operasi militer di Papua tidak melibatkan aktivitas intelijen. “Aktivitas intelijen adalah cegah dan deteksi dini. Sebagai bagian operasi, intelijen pasti ada. Cuma masalah itu kami cegah,” tandasnya.(Sukmo Wibowo/Trijaya/ful)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar