Sabtu, 20 Februari 2010

IKOHI Kecewa Keluarganya Tak Berada di Mako Kopassus


Jumat, 19/02/2010 12:01 WIB
Lia Harahap - detikNews
Jakarta - Orang tua korban penghilangan paksa '97/'98 yakin anak-anaknya yang sudah lebih dari sepuluh tahun tidak jelas nasibnya, masih disekap di Mako Kopassus. Mereka pun mendatangi markas pasukan elit TNI AD itu untuk meminta kejelasan. Rombongan Ikatan Keluarga Orang Hilang (IKOHI) yang berjumlah hilang sekitar 50-an orang tiba di Mako Kopassus, Jl RA Fadilah, Cijantung, Jakarta Timur, pukul 11.00 WIB, Jumat (19/2/2010).
Di sana mereka diterima oleh Kepala Hukum Kopassus TNI AD Letkol I Nyoman S ."Kami mendapat keterangan, bahwa keluarga kami tidak berada di sini. Kopassus juga tidak tahu di mana keluarga kami berada," kata kata Ketua IKOHI Mugiyanto usai pertemuan di Mako Kopassus usai pertemuan. Meski mengaku cukup puas karena sudah menumpahkan uneg-unegnya langsung ke Kopassus, tetap saja rasa kecewa tidak dapat dia tutupi. Mugiyanto hanya berharap agar Kopassus memegang teguh komitmen memperbaiki citra dan kasus penghilangan paksa tidak terjadi lagi.

"Kami kecewa, tapi minimal kami tahu Kopassus ingin memperbaiki image di masyarakat tentang kasus orang hilang. Selama ini Kopassus masih sering disangkutkan kasus orang hilang," ujar pria yang merupakan salah satu korban penghilangan paksa yang sudah kembali itu. Lebih lanjut IKOHI mengingatkan pemerintah untuk tidak melupakan kasus yang telah berumur hampir 13 tahun tersebut. Terlebih DPR telah memberikan rekomendasi kepada pemerintah agar dilakukan penelusuran lebih lanjut hingga ada kejelasan nasib 13 orang aktivis yang masih hilang. "Point mencari keberadaan yang masih hilang, tampaknya belum ada respon yang reaktif," keluh MugiyantoJumlah total korban penghilangan paksa pada 1997/1998 berjumlah 23 orang.
Mereka diculik oleh tim khusus yang dikenal dengan sebutan Tim Mawar dan diyakini dipimpin oleh Danjen Kopassus kala itu, Prabowo Subijanto. Sebanyak 9 orang di antaranya sudah kembali dan aktif dalam berbagai organisasi politik. Mereka antara lain adalah Andi Arief, Pius Lustrilanang, nezar Patria, Desmond Mahesa dan Yeni Rosa Damayanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog