Kamis, 25 Februari 2010
JAKARTA (Suara Karya): TNI Angkatan Laut dan Tentara Laut Diraja Malaysia, sepakat untuk menekan aksi pelanggaran wilayah perbatasan laut kedua negara, terutama di laut Sulawesi. "Kita sepakati dan pahami aturan yang telah dibuat kedua pihak dalam hal prosedur tetap patroli di wilayah perbatasan laut kedua negara," kata Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana TNI Agus Suhartono, di Jakarta, kemarin.
Hasil kunjungan kehormatannya pada Panglima Tentara Laut Diraja Malaysia Laksamana Abdul Aziz Jafar, Agus mengatakan, Angkatan Laut kedua negara sepakat melakukan patroli di wilayah masing-masing di perbatasan laut kedua negara. "Jadi, jika ada sengketa perbatasan laut termasuk di Laut Sulawesi itu kita serahkan pada pemerintah untuk selesaikan. Nah, kita angkatan laut kedua negara akan menjaga dan berpatroli di wilayah masing-masing, sesuai protap yang disepakati," katanya.
Hingga kini KBRI telah memfasilitasi 13 putaran perundingan delimitasi batas maritim RI-Malaysia sejak 2005 guna mendelimitasi empat segmen batas maritim yaitu Laut Sulawesi, Selat Malaka, Laut China Selatan dan Selat Singapura. Di Selat Malaka, Indonesia bersama Malaysia dan Singapura telah memiliki kerjasama patroli terkoordinasi Malaysia-Singapura-Indonesia (Malsindo) dan patroli udara gabungan Eye in The Sky. Namun, Indonesia dan Malaysia belum sepakat tentang Garis Batas ZEE di Selat Malaka sebelah utara dan di Laut Cina Selatan.
Inspeksi Laut
Sementara itu, siaran pers yang diterima Suara Karya dari Dinas Penerangan Armatim di Jakarta, Rabu (24/2) menyebutkan, sebanyak 2.500 prajurit TNI AL menggelar inspeksi laut menjelang pergantian Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim). Dalam inspeksi laut di kawasan Selat Madura, Rabu, Pangarmatim Laksamana Muda TNI Ignatius Dadiek Surarto didampingi calon penggantinya, Laksamana Muda TNI Among Margono menumpang Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Weling-882.
Di atas kapal yang dikomandani Kapten Laut (P) Nurozi S terdapat beberapa pejabat teras Koarmatim. Sementara di belakang KRI Weling-882 tampak ada kawalan dari dua unit kendaraan tempur air Sea Rider dari Satuan Pasukan Katak Koarmatim. Kepala Dinas Penerangan Koarmatim, Letkol TNI Toni Syaiful mengatakan, inspeksi laut sudah menjadi tradisi di lingkungan TNI-AL untuk memeriksa kesiapan unsur-unsur Koarmatim untuk yang terakhir kalinya sebelum tongkat estafet kepemimpinan diserahterimakan. "Kegiatan ini selain sebagai ajang perpisahan dengan para prajuritnya, juga menjadi kesempatan memperkenalkan panglima yang baru," katanya.
Inspeksi laut diawali pelayaran KRI Weling-882 dari Dermaga A Koarmatim. Kemudian bergerak menuju arah selatan dengan memeriksa jajaran KRI dari berbagai jenis yang sedang bersandar. Kegiatan itu berlanjut menuju Dermaga Penjelajah sebelum meneruskan pelayaran menuju Dermaga Semampir dan merapat di Dermaga Koarmatim di Pulau Madura. (Feber Sianturi/Ant)
JAKARTA (Suara Karya): TNI Angkatan Laut dan Tentara Laut Diraja Malaysia, sepakat untuk menekan aksi pelanggaran wilayah perbatasan laut kedua negara, terutama di laut Sulawesi. "Kita sepakati dan pahami aturan yang telah dibuat kedua pihak dalam hal prosedur tetap patroli di wilayah perbatasan laut kedua negara," kata Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana TNI Agus Suhartono, di Jakarta, kemarin.
Hasil kunjungan kehormatannya pada Panglima Tentara Laut Diraja Malaysia Laksamana Abdul Aziz Jafar, Agus mengatakan, Angkatan Laut kedua negara sepakat melakukan patroli di wilayah masing-masing di perbatasan laut kedua negara. "Jadi, jika ada sengketa perbatasan laut termasuk di Laut Sulawesi itu kita serahkan pada pemerintah untuk selesaikan. Nah, kita angkatan laut kedua negara akan menjaga dan berpatroli di wilayah masing-masing, sesuai protap yang disepakati," katanya.
Hingga kini KBRI telah memfasilitasi 13 putaran perundingan delimitasi batas maritim RI-Malaysia sejak 2005 guna mendelimitasi empat segmen batas maritim yaitu Laut Sulawesi, Selat Malaka, Laut China Selatan dan Selat Singapura. Di Selat Malaka, Indonesia bersama Malaysia dan Singapura telah memiliki kerjasama patroli terkoordinasi Malaysia-Singapura-Indonesia (Malsindo) dan patroli udara gabungan Eye in The Sky. Namun, Indonesia dan Malaysia belum sepakat tentang Garis Batas ZEE di Selat Malaka sebelah utara dan di Laut Cina Selatan.
Inspeksi Laut
Sementara itu, siaran pers yang diterima Suara Karya dari Dinas Penerangan Armatim di Jakarta, Rabu (24/2) menyebutkan, sebanyak 2.500 prajurit TNI AL menggelar inspeksi laut menjelang pergantian Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim). Dalam inspeksi laut di kawasan Selat Madura, Rabu, Pangarmatim Laksamana Muda TNI Ignatius Dadiek Surarto didampingi calon penggantinya, Laksamana Muda TNI Among Margono menumpang Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Weling-882.
Di atas kapal yang dikomandani Kapten Laut (P) Nurozi S terdapat beberapa pejabat teras Koarmatim. Sementara di belakang KRI Weling-882 tampak ada kawalan dari dua unit kendaraan tempur air Sea Rider dari Satuan Pasukan Katak Koarmatim. Kepala Dinas Penerangan Koarmatim, Letkol TNI Toni Syaiful mengatakan, inspeksi laut sudah menjadi tradisi di lingkungan TNI-AL untuk memeriksa kesiapan unsur-unsur Koarmatim untuk yang terakhir kalinya sebelum tongkat estafet kepemimpinan diserahterimakan. "Kegiatan ini selain sebagai ajang perpisahan dengan para prajuritnya, juga menjadi kesempatan memperkenalkan panglima yang baru," katanya.
Inspeksi laut diawali pelayaran KRI Weling-882 dari Dermaga A Koarmatim. Kemudian bergerak menuju arah selatan dengan memeriksa jajaran KRI dari berbagai jenis yang sedang bersandar. Kegiatan itu berlanjut menuju Dermaga Penjelajah sebelum meneruskan pelayaran menuju Dermaga Semampir dan merapat di Dermaga Koarmatim di Pulau Madura. (Feber Sianturi/Ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar