Kamis, 25 Februari 2010
JAKARTA (Suara Karya): Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Batalyon Mekanis Kontingen Garuda (Konga) XXIIII-D/Unifil (Indobatt), tidak hanya memiliki kemampuan angkat senjata dan bertempur. Kemampuan lain lahir dari diri Indobatt adalah, proaktif mengenalkan dan mempromosikan budaya Indonesia kepada masyarakat dan pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bertugas di Lebanon Selatan.
Siaran pers yang diterima Suara Karya dari Mabes TNI sesuai laporan Komandan Satgas Konga XXIII-D/Unifil, Letkol TNI Andi Perdana Kahar di Lebanon, Rabu (24/2) menyebutkan, sikap proaktif dari parjurit TNI untuk mengenalkan budaya nusantara muncul dari rasa kepedulian dan kebanggan terhadap bangsa dan negara Indonesia. Budaya yang diperkenalkan itu adalah olahraga tarik tambang yang diiringi dengan tarian Kuda Lumping dan Rampak Gendang.
"Indobatt punya tekad untuk berbuat yang terbaik demi terpeliharanya perdamaian di wilayah Lebanon Selatan, baik di kalangan pihak-pihak yang sedang bertikai maupun antarpasukan perdamaian (peacekeeper) sendiri. Selain itu, kami berupaya memberikan dukungan dan dorongan bagi pemain Tarik Tambang melalui kebudayaan asli Indonesia," ujarnya. Tekad tersebut, ia mengatakan, Indobatt selalu berupaya untuk berimprovisasi melalui penggalian budaya Indonesia yang pada akhirnya akan menjadi inovasi pasukan perdamaian di Lebanon.
Misalnya, menampilkan tarian Kuda Lumping saat mengikuti pertandingan tarik tambang tingkat Unifil di Markas Batalyon Italia 1, Matteo Vanzan Base, UN POSN 2-1, Yanuh.
Kompetisi Peacekeeper
Andi menyakini, improvisasi yang dilakukan Indobatt dalam pertandingan tarik tambang sambil diiringi tarian kuda lumping, akan selalu melahirkan suasana kompetisi yang bersahabat diantara para peserta, tanpa mengurangi atmosfir persaingan untuk meraih kemenangan.
"Keunggulan untuk meraih kemenangan dengan cara menjunjung tinggi sportifitas pertandingan merupakan langkah terhormat yang harus dilakukan oleh Indobatt," ujarnya.
Usaha Indobatt untuk mewujudakan suasana pertandingan yang lebih kekeluargaan dan damai, cukup berhasil. Ini terlihat dari antusiasme para peacekeeper Unifil yang menyaksikan secara langsung atraksi Kuda Lumping tersebut.
Seluruh peacekeeper, baik pemain maupun suporter dari negara lain, dan bahkan masyarakat sipil menunjukkan penerimaan positif terhadap kehadiran Kuda Lumping Indobatt. Bahkan, di sela-sela acara pertandingan, beberapa peacekeeper dari negara lain tidak segan-segan untuk mencoba bermain tarian Kuda Lumping bersama peacekeeper Indobatt.
"Suasana kompetitif dan persaingan yang sebelumnya menegangkan para pemain, berubah dan tergantikan oleh suasana pertandingan yang lebih kekeluargaan dan damai. Dengan perubahan suasana menjadi lebih harmonis, maka tercipta hubungan baik di antara peserta pertandingan," ujar Andi. (Feber Sianturi)
JAKARTA (Suara Karya): Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Batalyon Mekanis Kontingen Garuda (Konga) XXIIII-D/Unifil (Indobatt), tidak hanya memiliki kemampuan angkat senjata dan bertempur. Kemampuan lain lahir dari diri Indobatt adalah, proaktif mengenalkan dan mempromosikan budaya Indonesia kepada masyarakat dan pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bertugas di Lebanon Selatan.
Siaran pers yang diterima Suara Karya dari Mabes TNI sesuai laporan Komandan Satgas Konga XXIII-D/Unifil, Letkol TNI Andi Perdana Kahar di Lebanon, Rabu (24/2) menyebutkan, sikap proaktif dari parjurit TNI untuk mengenalkan budaya nusantara muncul dari rasa kepedulian dan kebanggan terhadap bangsa dan negara Indonesia. Budaya yang diperkenalkan itu adalah olahraga tarik tambang yang diiringi dengan tarian Kuda Lumping dan Rampak Gendang.
"Indobatt punya tekad untuk berbuat yang terbaik demi terpeliharanya perdamaian di wilayah Lebanon Selatan, baik di kalangan pihak-pihak yang sedang bertikai maupun antarpasukan perdamaian (peacekeeper) sendiri. Selain itu, kami berupaya memberikan dukungan dan dorongan bagi pemain Tarik Tambang melalui kebudayaan asli Indonesia," ujarnya. Tekad tersebut, ia mengatakan, Indobatt selalu berupaya untuk berimprovisasi melalui penggalian budaya Indonesia yang pada akhirnya akan menjadi inovasi pasukan perdamaian di Lebanon.
Misalnya, menampilkan tarian Kuda Lumping saat mengikuti pertandingan tarik tambang tingkat Unifil di Markas Batalyon Italia 1, Matteo Vanzan Base, UN POSN 2-1, Yanuh.
Kompetisi Peacekeeper
Andi menyakini, improvisasi yang dilakukan Indobatt dalam pertandingan tarik tambang sambil diiringi tarian kuda lumping, akan selalu melahirkan suasana kompetisi yang bersahabat diantara para peserta, tanpa mengurangi atmosfir persaingan untuk meraih kemenangan.
"Keunggulan untuk meraih kemenangan dengan cara menjunjung tinggi sportifitas pertandingan merupakan langkah terhormat yang harus dilakukan oleh Indobatt," ujarnya.
Usaha Indobatt untuk mewujudakan suasana pertandingan yang lebih kekeluargaan dan damai, cukup berhasil. Ini terlihat dari antusiasme para peacekeeper Unifil yang menyaksikan secara langsung atraksi Kuda Lumping tersebut.
Seluruh peacekeeper, baik pemain maupun suporter dari negara lain, dan bahkan masyarakat sipil menunjukkan penerimaan positif terhadap kehadiran Kuda Lumping Indobatt. Bahkan, di sela-sela acara pertandingan, beberapa peacekeeper dari negara lain tidak segan-segan untuk mencoba bermain tarian Kuda Lumping bersama peacekeeper Indobatt.
"Suasana kompetitif dan persaingan yang sebelumnya menegangkan para pemain, berubah dan tergantikan oleh suasana pertandingan yang lebih kekeluargaan dan damai. Dengan perubahan suasana menjadi lebih harmonis, maka tercipta hubungan baik di antara peserta pertandingan," ujar Andi. (Feber Sianturi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar