Panglima TNI, Jenderal Djoko Susanto (ketiga dari kanan-depan
Kamis, 11 Maret 2010 18:34 WITA
TEMPO Interaktif, Jakarta -Armada Barat Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut dan intelejen TNI hingga saat ini masih menyisir perairan Selat Malaka untuk mengantisipasi serangan teror dan mobilitas teroris di wilayah itu. Menurut Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, kemungkinan teroris di Selat Malaka selalu ada. “Namun indikasi teror di Selat Malaka belum ada,” kata Panglima setelah pembukaan latihan gabungan TNI-Polri di Lapangan Silang Monumen Nasional, Kamis (13/3).
Kamis, 11 Maret 2010 18:34 WITA
TEMPO Interaktif, Jakarta -Armada Barat Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut dan intelejen TNI hingga saat ini masih menyisir perairan Selat Malaka untuk mengantisipasi serangan teror dan mobilitas teroris di wilayah itu. Menurut Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, kemungkinan teroris di Selat Malaka selalu ada. “Namun indikasi teror di Selat Malaka belum ada,” kata Panglima setelah pembukaan latihan gabungan TNI-Polri di Lapangan Silang Monumen Nasional, Kamis (13/3).
Mengenai penanganan kelompok teroris di Aceh Besar, menurut Panglima hal itu adalah tanggung jawab polisi. Namun bila keputusan politik menyatakan bahwa keadaan menjadi darurat atau Kepolisian harus melakukan operasi dalam skala besar, maka kendali bisa di tangan TNI. “Bila kekuatan Polri perlu tambahan, TNI akan menyiapkan,” katanya. Atas alasan itu, TNI dan Kepolisian melakukan latihan bersama penanggulangan teror agar bantuan TNI kepada Polri sesuai prosedur.
Latihan gabungan akan dilakukan di lokasi pengeboran minyak di Kepulauan Seribu. Di lokasi ini, pasukan Penanggulangan Teror Datasemen Jala Mangkara TNI AL akan bekerja sama dengan Polisi Air menindak teroris dan membebaskan warga asing yang disandera. Sedangkan di kapal super tanker, Kepulauan Seribu, tim Komando Pasukan Katak TNI AL dan kepolisian akan bekerja sama merebut kapal itu dari tangan teroris.
Selain di laut, latihan gabungan juga dilakukan di darat, seperti di Hotel Borobudur, Hotel Mercure, gedung Bursa Efek Jakarta, dan Bandara Soekarno-Hatta. Di Bursa Efek Jakarta, Datasemen Khusus Antiteror 88 Kepolisian Daerah Metro Jaya akan bekerja sama dengan Unit Pengintai Tempur Komando Cadangan Strategis TNI.
Di Hotel Borobudur, pasukan dari Taikam Brigade Infanteri 1/PIK Komando Daerah Militer Jaya dan Datasemen Khusus Antiteror 88 Polda Metro Jaya akan bekerja sama membebaskan sandera. Taikam Brigade infanteri 1/PIK Komando Daerah Militer Jaya juga bekerja sama dengan Satuan-1 Gegana Markas Besar Kepolisian untuk menindak teroris di Hotel Mercure. Sedangkan di Bandara Soekarno-Hatta, Datasemen Bravo dan Datasemen Khusus Antiteror 88 akan dibantu Kepolisian Resor Bandara Soekarno-Hatta melakukan penindakan teroris dan membebaskan sandera.
Latihan bersama yang digelar di beberapa lokasi itu dilakukan dalam satu hari, Sabtu (13/3). Menurut Panglima TNI, pola latihan itu berlatar belakang serangan teroris di Mumbai, India, yang terjadi di sebelas tempat pada waktu yang hampir bersamaan, yakni 26-27 November 2008. “Jadi kalau ada serangan teroris dalam jumlah lokasi yang banyak, kami sudah siap menghadapinya,” ujar Djoko.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar