Sabtu, 06 Maret 2010

Diancam Teroris, TNI AL Siaga

OperaSi gabungan Angkatan Laut Indonesia, Malaysia, Singapura, serta Thailand ditingkatkan menyusul informasi adanya reneana teroris menyerang tangker-tangker minyak yang melewati Selat Malaka.

JAKARTA, NusaBali
TNI AL meningkatkan kewaspadaan di Selat Malaka terkait adanya peringatan soal rencana aksi terorisme di selat tersibuk itu. Selain itu Operasi Mallaca Straits Sea'Patrol (MSSP) yang merupakan operasi gabungan Angkatan Laut· Indonesia, Malaysia dan Singapura, serta Thailand, terus ditingkatkan.

"Kita gelar kekuatan. Kita mengerahkan unsur-unsur kekuatan di sana dan kita siagakan," ujar Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat, Laksamana Muda Marsetio di Lantamal ill,JI Gunung Sahari, Jakarta Pusat, Jumat (5/3).

Sebelumnya diberitakan, sebuah kelompok teroris yang tidak dikenal sedang merencanakan serangan terhadap kapal-kapal tanker minyak di Selat Malaka

Laporan ini berdasar analisa Angkatan Laut Singapura dan Asosiasi Perkapalan Singapura. Asosiasi Perkapalan Singapura menyatakan, pihaknya telah menerima imbauan dari Pusat Informasi Angkatan Laut Singapura mengenai 'indikasi bahwa sebuah kelompok teroris merencanakan serangan terhadap kapal-kapal tanker minyak di Selat Malaka.' Dikatakan pula bahwa tidak menutup kemungkinan terjadi serangan terhadap kapal-kapal besar lainnya dengan kargo berbahaya.

Angkatan Laut Singapura mengingatkan para pengelola kapal bahwa para militan mungkin menggunakan kapal-kapal kecil seperti speedboat untuk menyerang tanker-tanker minyak.

Kelompok bajak laut dan perampok telah menggunakan perahu-perahu nelayan untuk menaiki kapal-kapal dalam serangan-serangan mereka sebelurnnya di Selat Malaka.

Selat Malaka merupakan salah satu jalur laut tersibuk di dunia. Lebih dari 30 persen perdagangan dunia dan separuh pengiriman minyak dunia melalui selat tersebut. Otoritas maritim Malaysia langsung meningkatkan pengamanan di Selat Malaka menyusul adanya ancaman serangan teroris di wiIayah itu.

Menurut Marsetio, informasi soal ancaman yang diterima dari maritime security eoast 4 hari lalu itu, kemungkinan bukan merupakan ancaman teroris. Namun aksi perompakan yang mengincar kapal-kapal niaga yang melintas Selat Malaka.
"Sebenarnya bukan terorisme tapi diindikasikan kegiatan perompakan yang akan mengancam beberapa kapal yang akan melintas disana. Belum ada pernyataan ancaman teroris," terangnya.

Namun TNI AL 'bersama negara-negara pantai di sekitar Selat Malaka, tetap meningkatkan kesiagaan. Apapun ancamannya. "Kita meningkatkan kewaspadaan. Untuk sea robbery maupun .sea piraey di sana, juga kita antisipasi," tegasnya dilansir detikcom.

Wakil Menteri Pertahanan RI, Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin pun menilai peringatan itu tidak perIu terlalu ditanggapi. "Saya tidak mau mengomentari sesuatu yang tidak ada akuntabilitasnya," ujar Sjafrie di kantomya, Jakarta Pusat Jurnat (5/3).
Sjafrie menilai, kondisi di Selat Malaka saat ini" terus membaik. Adanya patroli bersama Angkatan Laut Singapura, Malaysia dan Indonesia membuat kasus perompakan dan peneurian di Selat Malaka menurun drastis. "Operasi bersama ini punya tingkat kemajuan yang sangat tinggi. Perompakan di Selat Malaka, turun jauh. Drastis," tegasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog