Jumat, 5 Maret 2010
JAKARTA (Suara Karya): Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso, meminta TNI tidak terjebak pada kinerja yang bersifat program rutinitas. Sebab, rutinitas akan menimbulkan kejenuhan dan stagnasi.
"TNI tidak boleh bekerja hanya berdasarkan rutinitas program semata, namun dituntut untuk mampu mengembangkan dan membawa semangat dan tradisi inovasi dan kreativitas yang tinggi dan senantiasa segar," kata Djoko pada upacara serah terima jabatan Komandan Sesko TNI dari pejabat lama Marsekal Madya TNI Edy Harjoko kepada Laksamana Madya TNI Moekhlas Sidik, di Markas Komando Sesko TNI, Bandung, Jawa Barat. Edy Harjoko selanjutnya akan menduduki jabatan sebagai kepala staf umum (kasum) TNI.
Perkembangan lingkungan strategis, menurut Panglima TNI, bergerak cepat dan sulit diprediksi. Sehingga, dalam menghadapinya diperlukan analisis permasalahan yang tajam dan komprehensif. Tak lain, tujuannya untuk mencapai akurasi keputusan tepat, tuntas dan menyentuh substansi. Selain itu, analisis konfrehensif berdampak pada minimalisasi resiko.
"Atas dasar itulah, maka dinamika pemikiran Sesko TNI harus terus dipelihara dan dikembangkan, agar tidak mengalami stagnasi dan kejenuhan," ujarnya. Ia mengharapkan, Sesko TNI melahirkan pemikiran kreatif dan inovatif yang konseptual serta mampu melahirkan para perwira berkualitas, sesuai dengan mottonya centre of excellence (pusat keunggulan).
"Keberhasilan dalam mengimplementasikan tugas dan fungsi lembaga yang strategis ini sangat penting artinya bagi TNI, terutama dalam ikut menentukan kualitas sumber daya perwira yang dapat diproyeksikan untuk menduduki jabatan teras di lingkungan TNI di masa-masa mendatang," ujar Djoko.
Ke depan, ucap Djoko menegaskan, Sesko TNI selalu mengaktualisasikan dan merevitalisasikan diri dalam suatu sistem, mekanisme dan cara kerja yang profesional, efektif dan efisien, melalui kurikulum pendidikan yang terencana dan terprogram dengan baik.
Panglima TNI juga menyempatkan diri meninjau rumah flat bagi personel Sesko TNI yang baru diresmikan pada 5 Januari 2010. Rumah tersebut terdiri dari tiga lantai dan telah dihuni 24 kepala keluarga. Selesai peninjauan, Panglima TNI menanam pohon beringin putih di depan gedung utama Sesko TNI.
Penegakan Disiplin
Secara terpisah, Pangdam VII/Wirabuana Mayjen TNI Hari Krisnomo melakukan pemecatan atau pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) kepada empat prajuritnya yang indisipliner. "Pemecatan itu semula akan dilakukan Pangdam Mayjen TNI Hari Krisnomo, tapi keempat prajurit yang akan dipecat itu tidak hadir, sehingga prosesi pemecatan batal," kata Kepala Penerangan Kodam VII/Wirabuana Mayor TNI Rustam Effendi di Makassar.
Keempat prajurit TNI yang akan menjalani PTDH di Lapangan Prayudha Sekolah Calon Tantama (Secata) Rindam VII/Wirabuana, Malino Kabupaten Gowa, yakni Sertu Idam dari Detasemen Markas (Denma) Kodam VII/Wirabuana. Pratu Rusli Ali dari Satuan Polisi Militer Kodam (Pomdam) VII/Wirabuana, Prada Rusli dari Batalyon 726 Tamalatea, serta Sertu Nurnaningsih dari Jasmani Resor Militer (Jasrem) 14 B Halualeo Kendari.
Ketidakhadiran keempat prajurit tersebut bukan berarti PTDH tidak dilakukan, karena PTDH tersebut sudah dijadwalkan dan dilaporkan ke Mabes TNI. (Feber Sianturi)
JAKARTA (Suara Karya): Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso, meminta TNI tidak terjebak pada kinerja yang bersifat program rutinitas. Sebab, rutinitas akan menimbulkan kejenuhan dan stagnasi.
"TNI tidak boleh bekerja hanya berdasarkan rutinitas program semata, namun dituntut untuk mampu mengembangkan dan membawa semangat dan tradisi inovasi dan kreativitas yang tinggi dan senantiasa segar," kata Djoko pada upacara serah terima jabatan Komandan Sesko TNI dari pejabat lama Marsekal Madya TNI Edy Harjoko kepada Laksamana Madya TNI Moekhlas Sidik, di Markas Komando Sesko TNI, Bandung, Jawa Barat. Edy Harjoko selanjutnya akan menduduki jabatan sebagai kepala staf umum (kasum) TNI.
Perkembangan lingkungan strategis, menurut Panglima TNI, bergerak cepat dan sulit diprediksi. Sehingga, dalam menghadapinya diperlukan analisis permasalahan yang tajam dan komprehensif. Tak lain, tujuannya untuk mencapai akurasi keputusan tepat, tuntas dan menyentuh substansi. Selain itu, analisis konfrehensif berdampak pada minimalisasi resiko.
"Atas dasar itulah, maka dinamika pemikiran Sesko TNI harus terus dipelihara dan dikembangkan, agar tidak mengalami stagnasi dan kejenuhan," ujarnya. Ia mengharapkan, Sesko TNI melahirkan pemikiran kreatif dan inovatif yang konseptual serta mampu melahirkan para perwira berkualitas, sesuai dengan mottonya centre of excellence (pusat keunggulan).
"Keberhasilan dalam mengimplementasikan tugas dan fungsi lembaga yang strategis ini sangat penting artinya bagi TNI, terutama dalam ikut menentukan kualitas sumber daya perwira yang dapat diproyeksikan untuk menduduki jabatan teras di lingkungan TNI di masa-masa mendatang," ujar Djoko.
Ke depan, ucap Djoko menegaskan, Sesko TNI selalu mengaktualisasikan dan merevitalisasikan diri dalam suatu sistem, mekanisme dan cara kerja yang profesional, efektif dan efisien, melalui kurikulum pendidikan yang terencana dan terprogram dengan baik.
Panglima TNI juga menyempatkan diri meninjau rumah flat bagi personel Sesko TNI yang baru diresmikan pada 5 Januari 2010. Rumah tersebut terdiri dari tiga lantai dan telah dihuni 24 kepala keluarga. Selesai peninjauan, Panglima TNI menanam pohon beringin putih di depan gedung utama Sesko TNI.
Penegakan Disiplin
Secara terpisah, Pangdam VII/Wirabuana Mayjen TNI Hari Krisnomo melakukan pemecatan atau pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) kepada empat prajuritnya yang indisipliner. "Pemecatan itu semula akan dilakukan Pangdam Mayjen TNI Hari Krisnomo, tapi keempat prajurit yang akan dipecat itu tidak hadir, sehingga prosesi pemecatan batal," kata Kepala Penerangan Kodam VII/Wirabuana Mayor TNI Rustam Effendi di Makassar.
Keempat prajurit TNI yang akan menjalani PTDH di Lapangan Prayudha Sekolah Calon Tantama (Secata) Rindam VII/Wirabuana, Malino Kabupaten Gowa, yakni Sertu Idam dari Detasemen Markas (Denma) Kodam VII/Wirabuana. Pratu Rusli Ali dari Satuan Polisi Militer Kodam (Pomdam) VII/Wirabuana, Prada Rusli dari Batalyon 726 Tamalatea, serta Sertu Nurnaningsih dari Jasmani Resor Militer (Jasrem) 14 B Halualeo Kendari.
Ketidakhadiran keempat prajurit tersebut bukan berarti PTDH tidak dilakukan, karena PTDH tersebut sudah dijadwalkan dan dilaporkan ke Mabes TNI. (Feber Sianturi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar