Bentrok fisik yang ditingkahi kulkul bulus meledak di dua tempat di Buleleng, sementara dua banjar bertetangga di Des,a Peninjoan, Bangli bersitegang
BANGLI, NusaBali '
Ketegangan yang nyaris memicu bentrok massa terjadi di beberapa tempat di Bali saat malam pangerupukan Nyepi Tahun Bartl Caka 1932, Senin (15/3). Di Bangli, dua banjar bertetangga nyaris bentrok fisiko Sedangkan di Buleleng, terjadi keributan ditingkahi kulkul bulus di dua lokasi terpisah. Keributan juga meledak di Klungkung, ditandai aksi perusakan SPBU.
Ketegangan di BangIi terjadi di Desa Peninjoan, Kecamatan Tembuku, Rabu (1 7/3), atau sehari pasca perayaan Nyepi Tahun Baru Caka 1932. Ketegangan di Desa Peninjauan ini dipicu insiden pengarakan ogoh-goh saat malam pangerupukan Nyepi, dua hari sebelumnya Dua banjar bertetangga di Desa Peninjoan yang nyaris bentrok fisik, Rabu kemarin, masing-masing Banjar Bengang dan Banjar Peninjoan. Informasi yang dihimpun NusaBali di lapahgan. ratusan krama dari Banjar Bengang yang rata-rata berpakaian adat madya, Rabu kemarin mendatangi Banjar Peninjoan.
Sebelum mendatangi Banjar Peninjoan, krama Banjar Bengang membekali diri dengan senjata pusaka (keramat) yang selama ini disimpan di sebuah pura banjar setempat. Senjata pusaka berupa trisula ini diyakini memiliki tuah ketika digunakan untuk berperang. Selain membawa senjata pusaka, krama Banjar Bengang juga terlebih dulu melakukan persembahyangan di pura di mana senjata keramat itu disimpan. Saat persembahyangan itu, senjata trisula diperciki tirta (air suci). Menurut keyakinan setempat siapa yang membawa senjata trisula yang telah diperciki tirka, tubuhnya anakan menjadi kebal. Syaratnya, mereka harus mentaati pantangan: senjata trisula tidak boleh dibawa buang air.
Begitulah, berbekal senjata trisula yang selama ini keramatkan, krama Banjar 8engang kemudian nglurug ke banjar Peninjoan yang berada di sebelah utara. Beruntung, bentrok massa kedua banjar bertetangga di Desa Peninjoan ini bisa dihindarkan. Pasalnya, satu pleton DaImas dari Polres Bangli sudah siaga di sisi selatan Banjar Peninjoan, sehingga krama dari Banjar Bengang tidak bisa merangsek masuk.
Selain itu, para tokoh masyarakat dan prajuru dari dua banjar bertetangga ini sudah rembukan dengan difasilitasi polisi, untuk mendinginkan suasana warganya masing-masing. Karenanya kerumunan massa dari Banjar Bengang hanya terkonsentrasi di perbatasan banjar.
Kapolsek Tembuku, AKP Made Sudanta, menyatakan ketegangan yang nyaris menimbulkan bentrok massa antara dua banjar bertetangga di Desa Peninjoan ini dipicu insiden pengarakan ogoh ogoh saat malam pangrupukan Nyepi, dua hari sebelumnya. Menurut Made Sudanta, ini berawal ketika pengusung ogoh ogoh dari Banjar Bengang masuk ke wilayah Banjar Peninjoan.
Sebelum pengarakah ogoh ogoh, pihak Banjar Bengang sudah melakukan koordinasi dengan para tokoh di Banjar Peninjoan. lntinya, memberitahukan bahwa pada malam pangerupkan Nyepi, ogoh ogoh yang diusung krama Banjar Bengang akan melintasi wilayah Banjar Peninjoan.
Hal ini malah memicu ketegangan antara banjar bertetangga. Suasana pada malam pangerupukan semakin memanas, ketika tersiar kabar ada warga dari Banjar Bengang dipukul oieh warga Banjar Peninjoan. Beruntung, suasana panas malam bisa didinginkan setelah polisi turun tangan.
Namun, sehari seteiah perayaan Nyepi, Rabu kemarin, dua banjar bertetangga ini kembali tegang, sebagai kelanjutan situasi panas dua malam sebelumnya. Untung saja, bentrok massa dua banjar bertetangga urung terjadi, setelah satu pleton Dalmas siaga di lokasi perbatasan banjar. "Kita tempatkan satu pleton Dalmas agar warga (dari Banjar Bengang) tidak merangsek," terang Made Sudanta.
Guna menuntaskan permasalah ini, menurut Sudanta, pihak .kepolisian sudah memanggil warga dari Banjar Bengang yang mengaku jadi korban pemukulan. "Kita juga panggil prajuru (adat) kedua belah pihak," terang Sudanta.
Sementara, hingga kemarin sore sejumlah personei kepolisian tetap disiagakan di perbatasan Banjar Bengang dan Banjar Peninjoan. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi segala kemungkinan buruk. Apalagi, warga dari dua banjar bertetangga masih berkerumun di sejumlah titik di banjarnya masing-masing.
Perayaan Nyepi Caka 1932 di Buleleng juga temoda oleh letupan kericuhan sekeIompok pemuda di sejumlah titik, saat malam pangerupukan. Bentrokan fisik saat malam pangerupukan Nyepi terjadi di dua tempat berbeda: Desa Kecamatan Banjar dan Lingkungan Lumbanan, Kelurahan/Kecamantan. Sukasada.
Di Desa Banjar, bentrokan fisik dipicu aksi pemuda dari dua dusun setempat yang diduga tengah teler usai pesta miras. Bentrokan ini nyaris meluas, karena pada saat bersamaan, juga terdengar suara kulkul bulus (bunyi kentongan tertanda bahaya.
Ketegangan di Desa Banjar ini terjadi Senin malam sekitar pukul 23.00 Wita. Awalnya, krama setempat melangsungkan arak-arakan ogoh-ogoh dengan damai. Entah apa yang terjadi, sekitar pukul 23.00 Wita mendadak meletus perkelahian pemuda dari Dusun Ambengan vs Dusun Munduk. Warga Dusun Munduk yang diketahui bernama Putu Suartawa, 23, dikroyok pemuda Dusun Ambengan. Selain itu, sebuah sepeda motor milik Suartawan ikut diamuk sekelompok pemuda hingga hancUr.
Bentrok fisik ini nyaris meluas. Pasalnya, ketika warga Dusun Munduk berhasil melarikan din, justru terdengar kulkul bulus dan Dusun Ambengan. Diduga, kulkul bulus itu sebagai antisipasi terjadinya serangan balik dari pemuda Dusun Munduk.
8eruntung, aparat kepolisian, TNI, dan pecalang setempat berhasil mengendalikan situasi. Dari kejadian itu, Polsektif Banjar mengamankan dua orang dari kedua dusun. Sepeda motor milik Suartawan yang hancur juga diamankan sebagai barang bukti.
"Kami belum bisa menentukan siapa korban dan siapa pelakunya, karena kami tidak menemukan saksi yang mengetahui kejadian secara jelas," ungkap Kapolsektif 8anjar, AKP Burhannudin, ketika dikonfirmasi NusaBali, Rabu kemarin.
Sementara, bentrok fisik di Lingkungan Lumbanan, Sukasada pada malam pangerupukan Nyepi terjadi di sebuah kafe remang-remang. Dalam bentrokan tersebut, diduga ada oknum TNI terlibat. Bahkan, oknum TNI yang terlibat dikabarkan membawa senjata api. Akibat bentrok fisik maIam itu, Kafe Dewi-Dewi hancur. Keributan di kafe yang meledak sekitar pukul 23.00 Wita itu, diduga keributan yang terjadi sekitar pukul 23.00 wita tersebut melibatkan empat oknum anggota TNI. Mereka bersama belasan orang lainnya mengamuk dan menghancurkan peralatan kafe,.Para waitress sempat kocar-kacir, sebelum berhasil menyelamatkan diri ke bale banjar setempat. Soalnya, oknum TNI yang diduga terlibat sempat mengeluarkan senjata api berupa pistol.
Keributan di kafe ini nyaris meluas, ketika terdengar kulkul bulus yang memicu kehadiran warga sekitar ke lokasi.TKP. Beruntung, sebelum kulkul bulus berbunyi, empat oknum anggota TNI termasuk rekannya yang lain sudah meninggalkan lokasi. Aksi tersebut telah dilaporkan ke Polres Buleleng. Namun, hingga Rabu kemarin, belum diketahui pasti pemicu aksi perusakan di Kafe Dewi-Dewi ini.
Sementara itu, malam pangerupukan Nyepi Caka 1932 di Klungkung, Senin malam, diwarnai aksi perusakan sebuah SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum). SPBU yang dirusak, Senin malam sekitar pukul 21.30 Wita, adalah SPBU 54.807.02 di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan. Tak jelas, apa pemicu perusakan SPBU yang berlokasi di Jalan Raya Gunaksa-Kusamba tersebut. Hingga Rabu kemarin, polisi masih melakukan penyelidikan. Namun, informasi di lapangan menyebutkan, aksi perusakan itu berkaitan dengan masalah sumbangan pembuatan ogoh-ogoh yang tidak dipenuhi pemilik SPBD.
Perusakan SPBU malam itu berawal dari kedatangan puluhan warga dari arah barat di Jalan Raya Gunaksa-Kusamba, yang sorak sorai mengarak ogoh-ogoh. Ada 5 unit ogoh-ogoh yang diarak krama malam itu. Nah, tiba di SPBU Gunaksa, ogoh-ogoh berikut puluhan warga yang mengaraknya malah merangsek masuk. Suasana.jadi kisruh. Di antara warga, ada yang berteriak -teriak terus masuk ke areal SPBU. Personel keamanaan dari Polsek Dawan dan pertugas SPBU tak kuasa menahan warga yang sudah emosional itu.
Akibatnya, sejumlah bagian SPBU dirusak. Ada sudut yang terkena lemparan batu dan tonggek sanan ogoh-ogoh, seperti papan nama SPBU, tanda rambu keluar masuk SPBU, dan lampu taman SPBU. Belum diketahui pasti nilai kerugian akibat keributan.
Pemilik SPBU Gunaksa, 1 Nyoman Suatra, saat dikonfirmasi NusaBali per telepon, Rabu kemarin, juga tidak menyebutkan kerugian yang dialaminya. Nyoman Suatra mengaku tidak tahu apa motif perusakan di SPBU-nya. Demikian juga ketika ditanya apakah ini ada kaitan dengan sikapnya yang tidak mau partisipasi (menyumbang) pembuatan ogoh-ogoh untuk krama sekitar, Nyoman Suatra enggan menjawab. "Soal itu, saya serahkan kepada petugas (karyawannya) di lapangan," ujar Nyoman Suatra.
Dihubungi terpisah, pihak kepolisian menyatakan sedang menangani kasus perusakan SPBU di malam pangerupukan Nyepi ini. ''Kita masih tangani," ujar Kapolres Klungkung, AKBP M Yudi Hartanto, di Semarapura, Rabu kemarin.
Hanya saja, hingga kemarin belum ada warga yang dinyatakan sebagai tersangka terkait aksi perusakan SPBU tersebut. Menurut Kapolres, jajarannya masih melakukan penyelidikan.
Sementara, Bendesa Pakraman Gunaksa, I Nengah Aryanta, hingga kemarin belum berhasil dikonfinnasi NusaBali . sehubungan dengan kejadian di wilayahnya. Saat berulangkali ponsel tokoh adat yang juga anggota DPRD Klungkung ini dikontak, ada sinyal aktif, namun tidak direspons.
Yang jelas, pantauan NusaBali di lokasi kejadian kemarin siang, pelayanan di SBPU Gun~sudah kembali beIjalan normal. Namun, sisa-sisa bekas aksi perusakan masih terlihat, di antaranya lampu taman SPBU yang pecah dan pagar keJl\ar di sisi timur yang roboh
• Di Sukasada, Buleleng
Bentrok fisik meledak di sebuah kafe remang-remang di Lingkungan Lumbanan, Kecamatan Sukasada, Senin malam pukul 23.00 Wita. Keributan ini diduga melibatkan empat oknum anggota TNI, yang mengamuk hingga merusak Kafe Dewi-Dewi dan sebuah sepeda motor. Keributan nyaris meluas. karena warga berdatangan ke lokasi TKP menyusul terdengarnya kulkul bulus
• Di Dawan, Klungkung
Sebuah SPBU di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan dirusak massa pengarak ogoh-ogoh, Senin malam pukul 21.30 Wita. Aksi perusakan diduga terkait sikap pihak SPBU yang urung menyumbang pembuatan ogoh-ohoh. Hingga Rabu kemarin. masih tampak sisa-sisa bekas perusakan di beberapa sudut SPBU yang berlokasi di Jalan Raya Gunaksa-Kusamba ini
Ketegangan yang nyaris memicu bentrok massa terjadi di beberapa tempat di Bali saat malam pangerupukan Nyepi Tahun Bartl Caka 1932, Senin (15/3). Di Bangli, dua banjar bertetangga nyaris bentrok fisiko Sedangkan di Buleleng, terjadi keributan ditingkahi kulkul bulus di dua lokasi terpisah. Keributan juga meledak di Klungkung, ditandai aksi perusakan SPBU.
Ketegangan di BangIi terjadi di Desa Peninjoan, Kecamatan Tembuku, Rabu (1 7/3), atau sehari pasca perayaan Nyepi Tahun Baru Caka 1932. Ketegangan di Desa Peninjauan ini dipicu insiden pengarakan ogoh-goh saat malam pangerupukan Nyepi, dua hari sebelumnya Dua banjar bertetangga di Desa Peninjoan yang nyaris bentrok fisik, Rabu kemarin, masing-masing Banjar Bengang dan Banjar Peninjoan. Informasi yang dihimpun NusaBali di lapahgan. ratusan krama dari Banjar Bengang yang rata-rata berpakaian adat madya, Rabu kemarin mendatangi Banjar Peninjoan.
Sebelum mendatangi Banjar Peninjoan, krama Banjar Bengang membekali diri dengan senjata pusaka (keramat) yang selama ini disimpan di sebuah pura banjar setempat. Senjata pusaka berupa trisula ini diyakini memiliki tuah ketika digunakan untuk berperang. Selain membawa senjata pusaka, krama Banjar Bengang juga terlebih dulu melakukan persembahyangan di pura di mana senjata keramat itu disimpan. Saat persembahyangan itu, senjata trisula diperciki tirta (air suci). Menurut keyakinan setempat siapa yang membawa senjata trisula yang telah diperciki tirka, tubuhnya anakan menjadi kebal. Syaratnya, mereka harus mentaati pantangan: senjata trisula tidak boleh dibawa buang air.
Begitulah, berbekal senjata trisula yang selama ini keramatkan, krama Banjar 8engang kemudian nglurug ke banjar Peninjoan yang berada di sebelah utara. Beruntung, bentrok massa kedua banjar bertetangga di Desa Peninjoan ini bisa dihindarkan. Pasalnya, satu pleton DaImas dari Polres Bangli sudah siaga di sisi selatan Banjar Peninjoan, sehingga krama dari Banjar Bengang tidak bisa merangsek masuk.
Selain itu, para tokoh masyarakat dan prajuru dari dua banjar bertetangga ini sudah rembukan dengan difasilitasi polisi, untuk mendinginkan suasana warganya masing-masing. Karenanya kerumunan massa dari Banjar Bengang hanya terkonsentrasi di perbatasan banjar.
Kapolsek Tembuku, AKP Made Sudanta, menyatakan ketegangan yang nyaris menimbulkan bentrok massa antara dua banjar bertetangga di Desa Peninjoan ini dipicu insiden pengarakan ogoh ogoh saat malam pangrupukan Nyepi, dua hari sebelumnya. Menurut Made Sudanta, ini berawal ketika pengusung ogoh ogoh dari Banjar Bengang masuk ke wilayah Banjar Peninjoan.
Sebelum pengarakah ogoh ogoh, pihak Banjar Bengang sudah melakukan koordinasi dengan para tokoh di Banjar Peninjoan. lntinya, memberitahukan bahwa pada malam pangerupkan Nyepi, ogoh ogoh yang diusung krama Banjar Bengang akan melintasi wilayah Banjar Peninjoan.
Hal ini malah memicu ketegangan antara banjar bertetangga. Suasana pada malam pangerupukan semakin memanas, ketika tersiar kabar ada warga dari Banjar Bengang dipukul oieh warga Banjar Peninjoan. Beruntung, suasana panas malam bisa didinginkan setelah polisi turun tangan.
Namun, sehari seteiah perayaan Nyepi, Rabu kemarin, dua banjar bertetangga ini kembali tegang, sebagai kelanjutan situasi panas dua malam sebelumnya. Untung saja, bentrok massa dua banjar bertetangga urung terjadi, setelah satu pleton Dalmas siaga di lokasi perbatasan banjar. "Kita tempatkan satu pleton Dalmas agar warga (dari Banjar Bengang) tidak merangsek," terang Made Sudanta.
Guna menuntaskan permasalah ini, menurut Sudanta, pihak .kepolisian sudah memanggil warga dari Banjar Bengang yang mengaku jadi korban pemukulan. "Kita juga panggil prajuru (adat) kedua belah pihak," terang Sudanta.
Sementara, hingga kemarin sore sejumlah personei kepolisian tetap disiagakan di perbatasan Banjar Bengang dan Banjar Peninjoan. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi segala kemungkinan buruk. Apalagi, warga dari dua banjar bertetangga masih berkerumun di sejumlah titik di banjarnya masing-masing.
Perayaan Nyepi Caka 1932 di Buleleng juga temoda oleh letupan kericuhan sekeIompok pemuda di sejumlah titik, saat malam pangerupukan. Bentrokan fisik saat malam pangerupukan Nyepi terjadi di dua tempat berbeda: Desa Kecamatan Banjar dan Lingkungan Lumbanan, Kelurahan/Kecamantan. Sukasada.
Di Desa Banjar, bentrokan fisik dipicu aksi pemuda dari dua dusun setempat yang diduga tengah teler usai pesta miras. Bentrokan ini nyaris meluas, karena pada saat bersamaan, juga terdengar suara kulkul bulus (bunyi kentongan tertanda bahaya.
Ketegangan di Desa Banjar ini terjadi Senin malam sekitar pukul 23.00 Wita. Awalnya, krama setempat melangsungkan arak-arakan ogoh-ogoh dengan damai. Entah apa yang terjadi, sekitar pukul 23.00 Wita mendadak meletus perkelahian pemuda dari Dusun Ambengan vs Dusun Munduk. Warga Dusun Munduk yang diketahui bernama Putu Suartawa, 23, dikroyok pemuda Dusun Ambengan. Selain itu, sebuah sepeda motor milik Suartawan ikut diamuk sekelompok pemuda hingga hancUr.
Bentrok fisik ini nyaris meluas. Pasalnya, ketika warga Dusun Munduk berhasil melarikan din, justru terdengar kulkul bulus dan Dusun Ambengan. Diduga, kulkul bulus itu sebagai antisipasi terjadinya serangan balik dari pemuda Dusun Munduk.
8eruntung, aparat kepolisian, TNI, dan pecalang setempat berhasil mengendalikan situasi. Dari kejadian itu, Polsektif Banjar mengamankan dua orang dari kedua dusun. Sepeda motor milik Suartawan yang hancur juga diamankan sebagai barang bukti.
"Kami belum bisa menentukan siapa korban dan siapa pelakunya, karena kami tidak menemukan saksi yang mengetahui kejadian secara jelas," ungkap Kapolsektif 8anjar, AKP Burhannudin, ketika dikonfirmasi NusaBali, Rabu kemarin.
Sementara, bentrok fisik di Lingkungan Lumbanan, Sukasada pada malam pangerupukan Nyepi terjadi di sebuah kafe remang-remang. Dalam bentrokan tersebut, diduga ada oknum TNI terlibat. Bahkan, oknum TNI yang terlibat dikabarkan membawa senjata api. Akibat bentrok fisik maIam itu, Kafe Dewi-Dewi hancur. Keributan di kafe yang meledak sekitar pukul 23.00 Wita itu, diduga keributan yang terjadi sekitar pukul 23.00 wita tersebut melibatkan empat oknum anggota TNI. Mereka bersama belasan orang lainnya mengamuk dan menghancurkan peralatan kafe,.Para waitress sempat kocar-kacir, sebelum berhasil menyelamatkan diri ke bale banjar setempat. Soalnya, oknum TNI yang diduga terlibat sempat mengeluarkan senjata api berupa pistol.
Keributan di kafe ini nyaris meluas, ketika terdengar kulkul bulus yang memicu kehadiran warga sekitar ke lokasi.TKP. Beruntung, sebelum kulkul bulus berbunyi, empat oknum anggota TNI termasuk rekannya yang lain sudah meninggalkan lokasi. Aksi tersebut telah dilaporkan ke Polres Buleleng. Namun, hingga Rabu kemarin, belum diketahui pasti pemicu aksi perusakan di Kafe Dewi-Dewi ini.
Sementara itu, malam pangerupukan Nyepi Caka 1932 di Klungkung, Senin malam, diwarnai aksi perusakan sebuah SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum). SPBU yang dirusak, Senin malam sekitar pukul 21.30 Wita, adalah SPBU 54.807.02 di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan. Tak jelas, apa pemicu perusakan SPBU yang berlokasi di Jalan Raya Gunaksa-Kusamba tersebut. Hingga Rabu kemarin, polisi masih melakukan penyelidikan. Namun, informasi di lapangan menyebutkan, aksi perusakan itu berkaitan dengan masalah sumbangan pembuatan ogoh-ogoh yang tidak dipenuhi pemilik SPBD.
Perusakan SPBU malam itu berawal dari kedatangan puluhan warga dari arah barat di Jalan Raya Gunaksa-Kusamba, yang sorak sorai mengarak ogoh-ogoh. Ada 5 unit ogoh-ogoh yang diarak krama malam itu. Nah, tiba di SPBU Gunaksa, ogoh-ogoh berikut puluhan warga yang mengaraknya malah merangsek masuk. Suasana.jadi kisruh. Di antara warga, ada yang berteriak -teriak terus masuk ke areal SPBU. Personel keamanaan dari Polsek Dawan dan pertugas SPBU tak kuasa menahan warga yang sudah emosional itu.
Akibatnya, sejumlah bagian SPBU dirusak. Ada sudut yang terkena lemparan batu dan tonggek sanan ogoh-ogoh, seperti papan nama SPBU, tanda rambu keluar masuk SPBU, dan lampu taman SPBU. Belum diketahui pasti nilai kerugian akibat keributan.
Pemilik SPBU Gunaksa, 1 Nyoman Suatra, saat dikonfirmasi NusaBali per telepon, Rabu kemarin, juga tidak menyebutkan kerugian yang dialaminya. Nyoman Suatra mengaku tidak tahu apa motif perusakan di SPBU-nya. Demikian juga ketika ditanya apakah ini ada kaitan dengan sikapnya yang tidak mau partisipasi (menyumbang) pembuatan ogoh-ogoh untuk krama sekitar, Nyoman Suatra enggan menjawab. "Soal itu, saya serahkan kepada petugas (karyawannya) di lapangan," ujar Nyoman Suatra.
Dihubungi terpisah, pihak kepolisian menyatakan sedang menangani kasus perusakan SPBU di malam pangerupukan Nyepi ini. ''Kita masih tangani," ujar Kapolres Klungkung, AKBP M Yudi Hartanto, di Semarapura, Rabu kemarin.
Hanya saja, hingga kemarin belum ada warga yang dinyatakan sebagai tersangka terkait aksi perusakan SPBU tersebut. Menurut Kapolres, jajarannya masih melakukan penyelidikan.
Sementara, Bendesa Pakraman Gunaksa, I Nengah Aryanta, hingga kemarin belum berhasil dikonfinnasi NusaBali . sehubungan dengan kejadian di wilayahnya. Saat berulangkali ponsel tokoh adat yang juga anggota DPRD Klungkung ini dikontak, ada sinyal aktif, namun tidak direspons.
Yang jelas, pantauan NusaBali di lokasi kejadian kemarin siang, pelayanan di SBPU Gun~sudah kembali beIjalan normal. Namun, sisa-sisa bekas aksi perusakan masih terlihat, di antaranya lampu taman SPBU yang pecah dan pagar keJl\ar di sisi timur yang roboh
• Di Sukasada, Buleleng
Bentrok fisik meledak di sebuah kafe remang-remang di Lingkungan Lumbanan, Kecamatan Sukasada, Senin malam pukul 23.00 Wita. Keributan ini diduga melibatkan empat oknum anggota TNI, yang mengamuk hingga merusak Kafe Dewi-Dewi dan sebuah sepeda motor. Keributan nyaris meluas. karena warga berdatangan ke lokasi TKP menyusul terdengarnya kulkul bulus
• Di Dawan, Klungkung
Sebuah SPBU di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan dirusak massa pengarak ogoh-ogoh, Senin malam pukul 21.30 Wita. Aksi perusakan diduga terkait sikap pihak SPBU yang urung menyumbang pembuatan ogoh-ohoh. Hingga Rabu kemarin. masih tampak sisa-sisa bekas perusakan di beberapa sudut SPBU yang berlokasi di Jalan Raya Gunaksa-Kusamba ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar