Rabu, 17 Maret 2010 17:41 WIB 0 Komentar
Penulis : Dinny Mutiah
JAKARTA--MI: Kedatangan tim yang berasal dari Kementerian Pertahanan, Kementerian Luar Negeri, DPR dan TNI beberapa waktu lalu ke Washington DC, Amerika Serikat diklaim pemerintah membuahkan hasil yang produktif. Meski tak ada perjanjian di atas kertas, latihan bersama Kopassus dan AS diharapkan bisa segera dimulai.
Penulis : Dinny Mutiah
JAKARTA--MI: Kedatangan tim yang berasal dari Kementerian Pertahanan, Kementerian Luar Negeri, DPR dan TNI beberapa waktu lalu ke Washington DC, Amerika Serikat diklaim pemerintah membuahkan hasil yang produktif. Meski tak ada perjanjian di atas kertas, latihan bersama Kopassus dan AS diharapkan bisa segera dimulai.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Menhan Letjen Sjafrie Sjamsuddin kepada wartawan di Jakarta, Rabu (17/3). "Mereka melaporkan hassil yang reespon yang sangat bagus. Terhadap kunjungan tim kemenhan dan kementerian luar negeri, di dalamnya kita membawa danjen kopassus, untuk memberikan informasi bagaimana progres dari kopasus baik dari jati dirinya sebagai tentara profesional maupun tentara nasional dalam konteks TNI. Mereka menyampaikan kunjungan mereka sangat produktif," katanya.
Ia menjelaskan bahwa produktif yang dimaksud adalah pertemuan tersebut diharapkan memberikan langkah maju dalam realisasi antar militer. Koridor military to military, sambung dia, memberikan pemahaman bahwa reformasi internal TNI membuka jalan bagi Kopassus untuk bergabung dengan kesatuan antiteror di Amerika Serikat.
Pihak-pihak yang ditemui oleh tim, sahut dia, memberi sinyal menerima dengan perubahan yang telah dilakukan di tubuh TNI. Namun, ia tidak yakin jika penerimaan itu juga datang dari Kongres Amerika Serikat yang gigih menolak kerjasama dengan Kopassus. "Jangan salah, mereka itu mengakui kalau reformasi itu realistis. Dengan adanya komunikasi langsung, terbuka gap yang selama ini tersekat," cetusnya. Ia menyatakan penerimaan terhadap penjelasan tersebut tak terlalu perlu dituangkan dalam bentuk MoU. Nota kesepahaman, menurutnya, hanya sekedar formalitas. Yang terpenting adalah pelaksanaan kegiatan di lapangan.
"MoU itu sekedar formalitas yang penting implementasinya. Booleh-boleh saja seperti itu. Buktinya Amerika sudah dengan marinir. Tinggal tambah satu dengan kopasus. Tidak perlu pakai MoU juga. Sudah tidak usah mengesklusifkan. Bilang saja semua kegiatan mil to mil itu berjalan tanpa membedakan asal satuan, selesai," tandasnya. (DM/OL-02)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar