Kamis, 11 Maret 2010

Tangkal Teroris,Wabup Minta Kominda Siaga

NEGARA, Radar Bali - Lolosnya puluhan teroris di Aceh dari sergapan polisi mengundang perhatian Pemkab Jembrana. Sebagai kabupaten yang memiliki pelabuhari Gilimanuk sebagai pintu gerbang utama Bali, Pemkab Jembrana kemarin (10/3) meminta agar Komunitas Intelijen Daerah (Kominda) siaga. Permintaan itu dilontarkan Wabup Putu Artha ketika meresmikan kantor gabungan intelijen dari berbagai unsur yang berlokasi di jalan Dr Soetomo, Negara.

Menurut Artha, Jembrana dengan wilayah pesisir yang membentang dari Pengeragoan sarnpai Gilimanuk, sangat potensial untuk dijadikan pintu masuk pendatang ilegal, pelaku kejahatan termasuk teroris. Melihat kondisi itu, maka Pemkab Jembrana sangat membutuhkan kehadiran Kominda sebagai salah satu komponen deteksi dini terhadap segala ancaman yang berpotensi mengganggu stabilitas wilayah. WabupArtha juga meminta agar informasi yang disarnpaikan bersifat komprehensif, akurat dan jauh dari kesan fitnah. ''Dengan kantor ini kami minta agar selama informasi dapat disingkronkan sebelum dilaporkan kepada pimpinan, "ujarnya.

Kepala Kantor Kesbangpol dan Linmas Jembrana Ketut Suartha menambahkan, Kominda Jembrana merupakan gabungan dari BIN (Badan Intelijen Negara), Kodam IX/Udayana, KOdim 1617 Jembrana, Polres Jembrana, Satuan Polisi Pamong Praja, Kantor Kesbangpol dan Linmas, Dinas Jiubkominfo dan Camat se-Jembrana yang dibentuk berdasarkan Permendagri Nomor 11 Tahun 2006 tentang Komunitas Intelijen Daerah dan Surat Keputusan Bupati Jembrana Nomor 43IKBPPMl20 10. "Dengan diresmikannya markas ini berarti, Kominda Jembrana merupakan kabupaten kedua di Bali yang sudah memiliki markas setelah Badung," ujar Rizal, salah seorang anggota Kominda Jembrana.

Sebelumnya Kapolres Jembrana AKBP R Ahmad Nurwakhid mengatakan, untuk mengantisipasi lolosnya teroris atau mereka yang ingin mengacaukan keamanan terutama saat Hari Raya Nyepi dan kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, belasan jalur tikus termasuk pelabuhan rakyat yang berpeluang dijadikan pintu masuk akan diplototi ketat. "Dari catatan kita ada 19 jalur tikus atau pelabuhan rakyat yang bisa dijadikan pintu keluar masuk pelaku kriminal atau teroris,"ujar Nurwakhid. Untuk memproteksi jalur-jalut tikus itu, pihaknya akan melakukan oprasi gabungan semua urut dengan pola mobile (bergerak).

Jika ada informasi yang mencurigakan dari salah satu lokasi, maka personil langsung menuju jalur tikus tersebut. Untuk jalur tikus dipelabuhan Gilimanuk, kata Nurwakhid, juga diproteksi ketat oleh petugas yang ditempatkan di pintu gerbang utama Bali itu. "Di Pelabuhan Gilimanuk personil yang pemeriksaan dan pengawasan jUmlahnya masih seperti hari biasanya, namun kualitasnya yang kita tingkatkan khususnya untuk mengawasi jalur-jalur tikus yang ada,"ujarnya. (nom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog