Jakarta, Jawa Post - Rencana pemerintah menggabungkan empat BUMN asuransi menjadi satu Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) direspon negatif. PT Asuransi Sosial ABRI (Asabri) (Persero) yang bakal menjadi satu diantara empat BUMN asuransi itu juga menyatakan keberatannya.
Direktur Utama PT Asabri Adam R. Damiri menyatakan, keempat BUMN asuransi tersebut memiliki kultur masing-masing yang sulit dipersatukan. "Setiap BUMN itu ada kultur yang berbeda dengan lainnya. Jika dipaksakan bergabung, hasilnya tentu tidak maksimal," ujar Damiri disela peninjauan pameran produk UKM binaan Asabri di Jakarta kemarin. Pada usia perusahaan 39 tahun, Asabri terus meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan anggota ABRI (TNI) maupun purnawirawan. Asabri juga punya kepedulian dalam membina sekitar 300 UKM di berbagai daerah dengan memberikan pinjaman Rp 50 juta hingga Rp 100 juta.
Pemerintah memang berencana memerger empat BUMN asuransi. Selain Asabri yang menangani pensiunan TNI-Polri dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan kementerian Pertahanan BUMN asuransi lainnya meliputi PT Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Taspen) yang menangani pensiunan PNS, PT Jamsostek yang menangani asuransi buruh formal, serta pT Asuransi Kesehatan Indonesia (Askes) yang ditunjuk membidangi asuransi kesehatan PNS.
Sebelumnya manajemen Dirut Askes I Gede Subawa dan Dirut Jamsostek Hotbonar Sinaga juga menyatakan penolakan mereka atas rencana merjer tersebut. Hotbonar mendesak pemerintah segera mengkaji ulang rencanakebijakan tersebut dengan alasan akan menyebabkan perubahan mendasar pada perusahaan. "Pemerintah harus menanyakan terlebih dahulu kepada pemangku kepentingan utama, yaitu tiap-tiap perusahaan asuransi sosial yang menentang peleburan itu," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar