Banyuwangi (Bali Post) – Mengantisipasi masuknya teroris, Angkatan Laut Amerika Serikat (AS), US Navy, menggelar latihan bersama dengan TNI AL di perairan Selat Bali, Senin (2/8) kemarin. Negeri Paman Sam mengerahkan belasan personel elite dari kesatuan Sandiago, California. Sedangkan dari TNI menerjunkan puluhan anggota Pasukan Komando katak (Kopaska).
Latihan diawali dengan drama pembebasan kapal feri yang disandera teroris saat berlayar dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Ketapang, Banyuwangi. Begitu mendapat kabar penyanderaan di laut laut, dua regu pasukan katak yang siaga di Ketapang meluncur ke tengah laut. Mereka menggunakan dua buah speed boat lengkap dengan senjata laras panjang.
engan kecepatan penuh, pasukan penembak jitu gabungan ini merapat ke lokasi, persis di tengah selat Bali. Untuk memperkuat penyergapan, dikerahkan juga satu regu sniper gabungan yang diterjunkan dari atas helikopter. Ombak Selat Bali yang menggulung tak menciutkan nyali pasukan Amerika dan Kopaska untuk menyelamatkan kapal feri yang disandera.
Begitu mendekat, kapal yang dikuasai teroris langsung dikepung. Pasukan Kopaska dan US Navy merapat naik ke atas kapal menggunakan tangga buatan. Berondongan peluru pun meletus sebagai tanda perlawanan dari teroris dari dalam kapal. Saat bersamaan, regu penembak jitu diturunkan dengan cepat dari atas heli. Mereka juga terdiri atas anggota Kopaska bersama personel US Navy. Dalam hitungan menit, kapal sarat penumpang itu berhasil dikuasai kembali satelah kekuatan teroris dilumpuhkan.
Perwira staf Operasi Latihan Gabungan Mayor Laut (P) Sri Gunanto menegaskan, latihan bersama ini adalah rangkaian kerjasama peningkatan standar operasional penyergapan dari TNI aL dan US Navy. ”Sasarannya mempersamakan standar penyergapan teroris di laut,: katanya usai memimpin latighan. Selain penyergapan di tengah laut, latihan gabungan ini juga mempelajari standar perang penyergapan di kota.
Latihan bersama dengan sandi Flash Iron 10-02 ini mulai digelar 12 Juli hingga 5 Agustus mendatang. Latihan rencananya diakhiri dengan operasi gabungan di daerah laut dan udara selama 24 jam di sekitar selat Bali, Rabu (5/8) malam. Tak hanya di laut dan perkotaan, kata Mayor Sri Gunanto, latihan ini juga untuk menyelamatkan bandara dan fasilitas umum lain dari serangan para teroris. ”Kemarin kita sudah berlatih di Selat Madura dan bandara Juanda, Jawa Timur,” kata Perwira Mabes TNI AL ini.
Dijelaskan, latihan bersama ini adalah agenda rutin dari TNI Al dan US Navy yang digelas setahun dua kali. Khusus di Selat Bali, kata dia, baru tahun ini dijadikan obyek latihan. Salah satu alasannya adalah Bali menjadi target kunjungan wisatawan dunia yang rawan disusupi para teroris.
latihan bersama kemarin cukup menarik perhatian penumpang kapal. Ditambah lagi, susunannya persis penyergapan teroris sesungguhnya. Penumpang baru sadar setelah diberikan penjelasan anak buah kapal (ABK) setelah latihan penyergapan digelar (udi).
Latihan diawali dengan drama pembebasan kapal feri yang disandera teroris saat berlayar dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Ketapang, Banyuwangi. Begitu mendapat kabar penyanderaan di laut laut, dua regu pasukan katak yang siaga di Ketapang meluncur ke tengah laut. Mereka menggunakan dua buah speed boat lengkap dengan senjata laras panjang.
engan kecepatan penuh, pasukan penembak jitu gabungan ini merapat ke lokasi, persis di tengah selat Bali. Untuk memperkuat penyergapan, dikerahkan juga satu regu sniper gabungan yang diterjunkan dari atas helikopter. Ombak Selat Bali yang menggulung tak menciutkan nyali pasukan Amerika dan Kopaska untuk menyelamatkan kapal feri yang disandera.
Begitu mendekat, kapal yang dikuasai teroris langsung dikepung. Pasukan Kopaska dan US Navy merapat naik ke atas kapal menggunakan tangga buatan. Berondongan peluru pun meletus sebagai tanda perlawanan dari teroris dari dalam kapal. Saat bersamaan, regu penembak jitu diturunkan dengan cepat dari atas heli. Mereka juga terdiri atas anggota Kopaska bersama personel US Navy. Dalam hitungan menit, kapal sarat penumpang itu berhasil dikuasai kembali satelah kekuatan teroris dilumpuhkan.
Perwira staf Operasi Latihan Gabungan Mayor Laut (P) Sri Gunanto menegaskan, latihan bersama ini adalah rangkaian kerjasama peningkatan standar operasional penyergapan dari TNI aL dan US Navy. ”Sasarannya mempersamakan standar penyergapan teroris di laut,: katanya usai memimpin latighan. Selain penyergapan di tengah laut, latihan gabungan ini juga mempelajari standar perang penyergapan di kota.
Latihan bersama dengan sandi Flash Iron 10-02 ini mulai digelar 12 Juli hingga 5 Agustus mendatang. Latihan rencananya diakhiri dengan operasi gabungan di daerah laut dan udara selama 24 jam di sekitar selat Bali, Rabu (5/8) malam. Tak hanya di laut dan perkotaan, kata Mayor Sri Gunanto, latihan ini juga untuk menyelamatkan bandara dan fasilitas umum lain dari serangan para teroris. ”Kemarin kita sudah berlatih di Selat Madura dan bandara Juanda, Jawa Timur,” kata Perwira Mabes TNI AL ini.
Dijelaskan, latihan bersama ini adalah agenda rutin dari TNI Al dan US Navy yang digelas setahun dua kali. Khusus di Selat Bali, kata dia, baru tahun ini dijadikan obyek latihan. Salah satu alasannya adalah Bali menjadi target kunjungan wisatawan dunia yang rawan disusupi para teroris.
latihan bersama kemarin cukup menarik perhatian penumpang kapal. Ditambah lagi, susunannya persis penyergapan teroris sesungguhnya. Penumpang baru sadar setelah diberikan penjelasan anak buah kapal (ABK) setelah latihan penyergapan digelar (udi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar