Para tentara penjaga perdamaian ini akan bergabung dengan pasukan lain dari empat negara, Italia, Prancis, Spanyol dan Inggris.
Sebelumnya, mereka akan dilatih secara profesional dengan standar internasional. Hal ini untuk menjaga kualitas personel dan kesiapan mental dalam bertugas di negara yang didera konflik.
“Karena, wilayah yang kalian jaga sangat berbeda latar belakangnya, maka pasukan yang nanti bertugas menjaga perdamaian di Lebanon harus mengenal wilayah konflik, baik geografis, demografis dan sosial budayanya,” tandas Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI, Mayjen TNI Suhartono Suratman saat membuka Latihan Pratugas Satgas Maritim TNI Konga XXVIII.B United Nation Interm Force in Lebanon (Unifil) 2010 di Pusat latihan Operasi Laut Kolatarmatim Ujung Surabaya, Kamis (12/8) siang.
Di hadapan para personel yang ditugaskan ke Lebanon, Mayjen Suhartono Suratman, mengingatkan, pengiriman pasukan penjaga perdamaian ini merupakan penghargaan dan kepercayaan badan dunia PBB untuk TNI AL. Diharapkan, seratus pasukan yang dikirim untuk kali kedua menyertakan KRI Frans Kaisiepo-368 ini bisa menjaga diri serta dedikasi bangsa dan negara sebagai misi perdamaian.
“Untuk itu, para pasukan nantinya diberi bekal latihan dengan standard training moduls baik penguasaan alusista maupun komunikasi berbahasa Inggris,” kata Mayjen Suhartono Suratman usai menyematkan lencana prajurit yang bertugas untuk negara tersebut.
Ia juga berharap, agar peran media bisa memberikan porsi berimbang dan akuntabel dalam menyajikan materi pemberitaannya tentang keberadaan pasukan penjaga perdamaian dari Indonesia di wilayah konflik. Diakuinya, media turut memainkan peran yang terkadang menyudutkan posisi pasukan Indonesia yang menjalankan misi kepercayaan dunia internasional, terutama PBB tersebut.
“Saya meminta, tugas mulia ini tetap dijaga sesuai protap agar tidak memunculkan pemberitaan di media. Jadi, jangan sampai pemberitaan di media membuat ciut nyali para personel. Karena, tugas ini membawa nama bangsa dan negara. Harapan saya, tidak terjadi kontak senjata apalagi membela salah satu pihak,” tandasnya.
Dengan total perjalanan selama 8 bulan, KRI Frans Kaisiepo-368 yang dikomandani Letkol Laut (P) Wasis Priyono akan menempuh rute Surabaya-Jakarta-Belawan-Cochin-Salalah-Port Said-Beirut dan berakhir di Lebanon selama 6 bulan menjaga perdamaian. Selain itu, dalam tugas tersebut juga melibatkan 1 buah helikopter BO-105 dan 100 pasukan. Rinciannya, ABK 88 orang, pilot dan kru heli sebanyak 7 orang, dokter serta para medis berjumlah 2 orang beserta 1 orang Kopaska dan 2 orang penyelam.
“Sebelumnya, tugas kemanusiaan ini dikawal KRI Diponegoro-365. Sedangkan, KRI Frans Kaisiepo-368 ini merupakan jenis Sigma Klas Korvet Belanda yang masuk jajaran Satuan Kapal Eskorta Koarmatim adalah yang kedua kali mengemban misi perdamaian dunia dalam Satuan Tugas Maritime Task Force (MTF) Konga XXVIII.B Unifil,” pungkas Kasubdispenum Dispenarmatim, Mayor Laut Drs Kariono, MAP. sab
Sebelumnya, mereka akan dilatih secara profesional dengan standar internasional. Hal ini untuk menjaga kualitas personel dan kesiapan mental dalam bertugas di negara yang didera konflik.
“Karena, wilayah yang kalian jaga sangat berbeda latar belakangnya, maka pasukan yang nanti bertugas menjaga perdamaian di Lebanon harus mengenal wilayah konflik, baik geografis, demografis dan sosial budayanya,” tandas Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI, Mayjen TNI Suhartono Suratman saat membuka Latihan Pratugas Satgas Maritim TNI Konga XXVIII.B United Nation Interm Force in Lebanon (Unifil) 2010 di Pusat latihan Operasi Laut Kolatarmatim Ujung Surabaya, Kamis (12/8) siang.
Di hadapan para personel yang ditugaskan ke Lebanon, Mayjen Suhartono Suratman, mengingatkan, pengiriman pasukan penjaga perdamaian ini merupakan penghargaan dan kepercayaan badan dunia PBB untuk TNI AL. Diharapkan, seratus pasukan yang dikirim untuk kali kedua menyertakan KRI Frans Kaisiepo-368 ini bisa menjaga diri serta dedikasi bangsa dan negara sebagai misi perdamaian.
“Untuk itu, para pasukan nantinya diberi bekal latihan dengan standard training moduls baik penguasaan alusista maupun komunikasi berbahasa Inggris,” kata Mayjen Suhartono Suratman usai menyematkan lencana prajurit yang bertugas untuk negara tersebut.
Ia juga berharap, agar peran media bisa memberikan porsi berimbang dan akuntabel dalam menyajikan materi pemberitaannya tentang keberadaan pasukan penjaga perdamaian dari Indonesia di wilayah konflik. Diakuinya, media turut memainkan peran yang terkadang menyudutkan posisi pasukan Indonesia yang menjalankan misi kepercayaan dunia internasional, terutama PBB tersebut.
“Saya meminta, tugas mulia ini tetap dijaga sesuai protap agar tidak memunculkan pemberitaan di media. Jadi, jangan sampai pemberitaan di media membuat ciut nyali para personel. Karena, tugas ini membawa nama bangsa dan negara. Harapan saya, tidak terjadi kontak senjata apalagi membela salah satu pihak,” tandasnya.
Dengan total perjalanan selama 8 bulan, KRI Frans Kaisiepo-368 yang dikomandani Letkol Laut (P) Wasis Priyono akan menempuh rute Surabaya-Jakarta-Belawan-Cochin-Salalah-Port Said-Beirut dan berakhir di Lebanon selama 6 bulan menjaga perdamaian. Selain itu, dalam tugas tersebut juga melibatkan 1 buah helikopter BO-105 dan 100 pasukan. Rinciannya, ABK 88 orang, pilot dan kru heli sebanyak 7 orang, dokter serta para medis berjumlah 2 orang beserta 1 orang Kopaska dan 2 orang penyelam.
“Sebelumnya, tugas kemanusiaan ini dikawal KRI Diponegoro-365. Sedangkan, KRI Frans Kaisiepo-368 ini merupakan jenis Sigma Klas Korvet Belanda yang masuk jajaran Satuan Kapal Eskorta Koarmatim adalah yang kedua kali mengemban misi perdamaian dunia dalam Satuan Tugas Maritime Task Force (MTF) Konga XXVIII.B Unifil,” pungkas Kasubdispenum Dispenarmatim, Mayor Laut Drs Kariono, MAP. sab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar