Rabu, 11 Agustus 2010

TNI Bentuk Komando Pembinaan Doktrin

Rabu, 11 Agustus 2010

JAKARTA (Suara Karya): Tentara Nasional Indonesia membentuk Komando Pembinaan Doktrin, yakni Komando Pendidikan dan Latihan (Kodiklat). Tugas utama Kodiklat membina sumber daya manusia TNI yang profesional, militan, dan berwawasan trimatra.

Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso pada peresmian Kodiklat, serta pelantikan Komandan Kodiklat Mayjen TNI Mochamad Sochib di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Selasa (10/8), mengatakan, pembentukan Kodiklat TNI merupakan salah satu upaya TNI untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM sumber daya manusia TNI.

Tujuannya, agar SDM TNI mampu menghadapi berbagai bentuk tantangan dan perkembangan lingkungan strategis yang bersifat nasional, regional, maupun global. "Ke depan, tantangan yang semakin kompleks itu sulit diprediksi sehingga TNI perlu mempersiapkannya," ujar Djoko.

Pembentukan kesatuan baru ini sesuai Undang-Undang Nomor 34/2004 tentang TNI, yang menindaklanjuti Peraturan Presiden Nomor 10/2010 tentang Susunan Organisasi TNI yang diwujudkan dalam Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/49/ VII/2010 tanggal 8 Juli 2010.

Sebagai badan pelaksana pusat TNI, tutur Djoko, Kodiklat TNI punya fungsi dan tugas menyelenggarakan pembinaan doktrin, pendidikan pertama integratif dan pendidikan pengembangan spesialisasi.

Selain itu, badan ini juga punya tugas pembinaan terhadap latihan gabungan, latihan bersama dan latihan kesiapsiagaan operasional yang diselenggarakan oleh Mabes TNI dan Kotama jajaran TNI.

"Pembentukan Kodiklat TNI ini dilatarbelakangi pentingnya pembinaan SDM TNI yang profesional, militan, dan berwawasan Trimatra yang didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat menjawab tantangan masa depan," ujarnya.

Radar Surpic

Sementara itu, TNI Angkatan Laut dan Angkatan Laut Republik Singapura (RSN) akan mengoperasikan radar Surveillance Picture (Surpic) 2 Initial Launching pada medio Desember 2010.

Uji coba Surpic 2 disaksikan langsung oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana TNI Agus Suhartono dan Kepala Staf Angkatan Laut Singapura, Rear Admiral Chew Men Leong di Mabes TNI AL Cilangkap, Jakarta.

Surpic merupakan instrumen atau instalasi elektronika radar modern yang dapat memonitor perkembangan situasi di perairan Selat Malaka secara real time. Dalam uji coba diskenariokan terjadi dua insiden di dua tempat yang berbeda.

Insiden pertama, kapal kargo Singapura MV Sanuki kejadian pada 10 Agustus 2010 pukul 08.00 waktu setempat pada posisi 01 14.36N-104 09.20E, bahwa sebuah perahu kecil mendekat dengan kecepatan tinggi. Berdasarkan laporan tersebut, Information Fusion Centre (IFC) melaporkan melalui Surpic 2 dan diterima oleh Puskodal Batam yang juga dimonitor oleh Mabes TNI AL. (Feber Sianturi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog