Rabu, 03 November 2010

Kepanikan Saat Lion Air Tergelincir


Rabu, 3 November 2010 | 04:10 WIB

Tommy for Tribun Pontianak
Para penumpang Lion Air saat dievakuasi setelah pesawat itu tergelincir di Bandara Supadio Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (2/11).

PONTIANAK, KOMPAS.com - Sebagian besar penumpang pesawat Boeing 737-400 Lion Air panik dan histeris ketika pesawat mendarat dengan keras (hard landing) di Bandara Supadio Pontianak, Selasa (2/11/2010) sekitar pukul 11.18 WIB.

Pesawat yang membawa 167 penumpang dan enam kru tersebut kemudian tergelincir keluar landasan. Semua penumpang selamat, tak ada yang terluka serius. Namun, pesawat dengan nomor penerbangan JT 712 itu mengalami kerusakan parah.Akibat insiden ini, Bandara Supadio sempat lumpuh selama delapan jam. Bandara ditutup pukul 11.25 dan baru dibuka pukul 19.45. Pesawat yang berangkat malam itu antara lain yang mengangkut jamaah calon haji menuju Batam.Direktur Teknik dan Operasi PT Angkasa Pura II, Salahudin Rafi, menjelaskan, pesawat dengan registrasi PK-LIQ tersebut berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta pukul 10.00 dan saat mendarat di Bandara Supadio mengalami crash di ujung runway 15.

"Pesawat mengalami over shoot atau melaju melebihi runway. Posisi kecelakaan ada di area RESA (Runway End Safety Area)," kata Rafi. Landasan Bandara Supadio memang tergolong pendek, yakni hanya 2.250 meter."Akibat insiden tersebut, roda depan pesawat patah, main gear amblas, engine rusak, dan pesawat terjerembab di tanah ujung landasan," jelasnya. Pengamatan Tribun, sayap kiri pesawat juga rusak berat.Satu di antara penumpang, Tatang Dimyati (54), yang dihubungi Tribun Pontianak di Bandara Supadio, mengatakan, saat pesawat mendarat, terjadi hentakan keras dan terdengar bunyi keras pada pesawat.

"Saat mendarat dan menyentuh aspal, pesawat sempat berjalan tidak lurus, berbelok ke kiri dan ke kanan. Hampir semua penumpang panik dan berteriak keras," kata pegawai Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Jakarta yang hendak ke Sambas mengikuti suatu kegiatan ini.Hal yang sama diungkapkan penumpang lain, Imron Rosadi (42), yang duduk di kursi 12 F. Ia mengatakan, saat landing pesawat terasa kuat menghempas."Saya melihat asap dari jendela pesawat saat akan mendarat, seperti awan yang menggumpal. Penumpang sangat terkejut serta berteriak Allahu Akbar, Astaghfirullah," tuturnya.

Pegawai dari Kementerian Sosial yang bersama tujuh rekannya hendak ke perbatasan Kalbar untuk memberikan bimtek ke masyarakat setempat ini, syok dan mencoba keluar melalui pintu darurat bersama penumpang lain.Menurut Imron, tidak ada pengumuman bahwa pesawat akan mendarat darurat. "Inisiatif dari para penumpang sendiri yang membuka pintu darurat serta turun dari pintu tersebut," katanya.Ani S, satu di antara PNS Kementerian Sosial, mengungkapkan saat dirinya turun dari pintu darurat, ia melihat pesawat sudah menyentuh tanah. "Setengah badan pesawat sudah berada di tanah dan kami saat turun sudah menginjak lumpur," ungkapnya.

Bunyi Letupan
General Manager Angkasa Pura II Bandara Supadio Pontianak, Normal Sinaga, mengatakan, terkait fasilitas di Bandara Supadio tidak ada masalah dan semua dalam kondisi baik. Menurutnya, kemungkinan karena faktor cuaca, pesawat mengalami over shoot sehingga keluar landasan. Normal menyatakan tidak mengetahui adanya bunyi letupan seperti yang diceritakan penumpang. Ban tidak ada yang pecah, sayap pun tidak ada yang patah.

"Asap mungkin akibat pengereman yang luar biasa. Kondisi penumpang tentunya kaget. Saat evakuasi, kita lihat tidak ada yang terluka dan secara emosi memang syok," ujarnya. Penyebab insiden, kata Normal, sejauh ini belum bisa dipastikan, karena masih menunggu hasil investigasi Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).KNKT sendiri untuk sementara mengategorikan tergelincirnya pesawat Lion Air di Bandara Supadio sebagai insiden serius.

"Untuk sementara karena kami belum memperoleh data lengkap, peristiwa itu setidaknya insiden serius bukan kecelakaan," kata Kepala Sub Komite Penelitian Kecelakaan Transportasi Udara, KNKT, Masruri, saat dihubungi di Jakarta, Selasa. Sementara itu, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandara Supadio Pontianak, saat pesawat Lion Air mendarat memang sedang turun hujan. Tapi, tidak ada cuaca ektrem seperti angin kencang.

Kasi Observasi dan Informasi BMKG Bandara Supadio Pontianak, Sri Ningsih, mengatakan, hujan turun sejak pukul 09.25 hingga siang. Saat pesawat mendarat, angin bertiup dari arah barat dengan kecepatan 4 knot, curah hujan 12 mm, jarak pandang 6 km, dan temperatur 24 derajat Celcius."Sebenarnya, dilihat dari angin dari visibility, aman. Tapi, kami tidak bisa menyimpulkan, kami hanya memberikan informasi data," ujar Sri.

Akibat insiden ini, jadwal keberangkatan dan kedatangan sejumlah penerbangan terganggu. Kedatangan para tamu untuk menghadiri sertijab Pangdam XII Tanjungpura dan keberangkatan CJH kloter 23 menuju embarkasi Batam pun mengalami penundaan. Seperti yang dituturkan Dandim 1201 Mempawah Letkol Inf Parlindungan Sirait, Seladsa kemarin dijadwalkan tiga jenderal dari TNI AD yang tiba di Pontianak untuk menghadiri sertijab Pangdam Tanjungpura pada Rabu (3/12) ini.

"Rencananya yang datang yakni Dankodiklat Letjen TNI Budiman, Pangdam Jaya Mayjen TNI Marciano Norman, dan Pangdam VII Wirabuana Mayjen TNI Amril Amir, tapi akhirnya ditunda," kata Dandim Mempawah. "Pesawat yang akan mereka tumpangi sudah di-cancel dua kali. Kasihan juga beliau capek karena sudah menunggu sejak pukul 11.00 di Bandara Soekarno-Hatta," kata Parlin.Hal yang sama juga dialami Danlanud Supadio, Letkol Pnb Imron Baidirus, yang dijadwalkan berangkat ke Jakarta menggunakan pesawat Garuda pada pukul 17.00 WIB, akhirnya ditunda hingga pukul 21.00 WIB

Tarik Pesawat
GM PT Angkasa Pura II Bandara Supadio, Normal Sinaga, yang dihubungi Tribun pukul 21.30, mengungkapkan, bandara sudah dibuka sejak pukul 19.45. "Hanya beberapa penumpang sudah pada pulang. Saat ini tim dari Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sedang melakukan pemeriksaan. Rencananya pesawat akan kita tarik," ujarnya.

Tim KNKT tiba di Bandara Supadio sekitar pukul 17.00 untuk memeriksa lebih jauh insiden tergelincirnya pesawat Lion Air tersebut. Tiga investigator yang dikirim KNKT adalah adalah Capt Nurcahyo (Investigator in Charge), Fahrudin, dan Markus Totok. Kepala Operasional Bandara Supadio Pontianak, Irma Dani, yang dihubungi terpisah, mengatakan, alat yang dikirimkan dari Jakarta untuk mengevakuasi pesawat naas tersebut, lanjut Irma sudah tiba sekitar pukul 18.00 WIT. Namun karena kondisi ban yang terbenam di dalam tanah gambut, membuat evakuasi sulit dilakukan.

"Alat sudah tiba, saat ini masih dilakukan evakuasi. Tapi ada kendala karena rodanya yang terbenam di tanah gambut membuat pesawat itu sulit diangkat ke permukaan, dan begitu juga menarik pesawat kembali ke landasan pacu," jelas Irma. Evakuasi pesawat, menurut Irma, membutuhkan waktu yang cukup lama. "Secara teknis itu makan waktu 4 jam untuk mengangkat roda yang terbenam, lalu mengangkatnya lagi ke landasan pacu. Jadi, mungkin saja ini bisa sampai subuh," ujarnya.Irma meminta maaf atas penundaan beberapa jadwal keberangkatan akibat insiden tersebut. Irma memastikan, Rabu ini bandara akan beroperasi lebih cepat dari biasanya. "Kita akan buka lebih cepat satu jam pukul 05.00," tegasnya.

Akibat insiden tersebut, terdapat beberapa maskapai yang terganggu proses penerbangannya. Menurut GM Bandara Supadio, Normal Sinaga, "Dari Pontianak ke Jakarta ada dua, Batavia dan Lion. Dari Jakarta ke Pontianak ada Garuda, Sriwijaya, Batavia, dan Lion."Beberapa maskapai memutuskan untuk membatalkan penerbangannya, yakni Batavia, Garuda, dan Kalstar. "Penumpang yang batal berangkat kita kembalikan tarif jasa pelayanan atau passenger services charges sebesar Rp 30 ribu. Ada sekitar ratusan orang," katanya.Normal menyatakan, jamaah haji asal Kalbar telah diberangkatkan usai KNKT menyatakan Bandara Supadio layak digunakan. "Jamaah haji tadi menggunakan pesawat Lion Air yang membawa tim KNKT dari Jakarta," katanya.

Pelayanan Garuda
Menanggapi pembatalan penerbangan tersebut, sejumlah maskapai berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi penumpangnya. Garuda, misalnya, memberikan pelayanan prima kepada para penumpang. "Hampir semua penerbangan kita tertunda. Penerbangan pukul 12.55 terpaksa dibatalkan. Meskipun bukan kesalahan maskapai, kita tetap berikan service kepada penumpang. Mereka yang ingin membatalkan penerbangan kita kembalikan uangnya secara utuh," ujar GM Garuda Indonesia Cabang Pontianak, Wempie Ohouiwutun, kepada Tribun.

Tak hanya itu, Garuda juga menyiapkan pelayanan berupa makan siang dan makan malam gratis bagi penumpang yang menyatakan tetap menunggu untuk diberangkatkan. "Kita lihat animo masyarakat kepada Garuda begitu besar. Kita tadi berangkatkan penumpang sebanyak 133 orang pukul 21.00. Rencananya mendarat di Jakarta 22.45," katanya, Selasa malam. Upaya serupa juga dilakukan Sriwijaya Air. District Manager Sriwijaya Air Pontianak, Hermawan, menyatakan, terdapat lima penerbangan yang dibatalkan akibat kondisi nahas Lion Air.

"Ada dua penerbangan tujuan Pontianak-Jakarta yang dibatalkan dan tiga penerbangan dari Jakarta-Pontianak yang dibatalkan," ujarnya. Dua penerbangan tujuan Jakarta yang dibatalkan yakni pukul 12.35 dan 16.20. Sriwijaya juga memberlakukan hal serupa. Mereka memberikan makan siang dan malam kepada penumpang yang bertahan di bandara. (isf/hdi/iin/sgt)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog