Jawa Post
AMERIKA SERIKAT (AS), rupanya, tertarik pada kualitas amunisi buatan Pindad. Industri senjata Negeri Paman Sam itu bahkan memesan satu juta butir peluru. "Karena Timur Tengah bergolak terus, produksi mereka habis untuk suplai tentaranya di luar negeri. Padahal, ada klub-klub menembak dan perorangan dalam negeri yang butuh peluru," kata Direktur Utama PT Pindad Dr Adik Avianto Sudarsono.
Nilai transaksi ekspor tersebut mencapai USD 200.000. "Rencananya, mereka memesan 10 juta butir amunisi buatan PT Pindad yang diproduksi di Malang, Jawa Timur. Namun, Pindad sementara ini hanya mampu memenuhi pesanan satu juta butir amunisi dulu," katanya.
Menurut alumnus ITB itu, konflik di Timur Tengah memang menjadi peluang tersendiri bagi Pindad ."Ini kesempatan buat kita, bukan berarti kita setuju perangnya, tapi dari sisi produksi. Jadi, karyawan dan saya memang harus siap begadang atau ketinggalan peluang," jelasnya.
AS tak hanya memesan peluru. "Kalau Anda lihat, list kebutuhannya lebih banyak dari permintaan TNI. Tapi, saya bilang ke mereka, maaf kita konsentrasi dulu ke dalam negeri," kata Adik. Penggemar off road tersebut menjelaskan, pemasaran produk amunisi di AS amat menjanjikan. Permintaan amunisi untuk keperluan oJahraga menembak di Negeri Paman Sam itu sangat tinggi.
"Klub olahraga menembak itu juga melakukan survei ke sejumlah produsen senjata di beberapa negara. Namun, pilihan mereka akhirnya jatuh pada produksi Pindad. Bahkan, mereka juga menanyakan kenapa Pindad tidak berupaya menyuplai amunisi bagi militer AS," kata Adik.
Namun, PT Pindad masih kesulitan melayani pesanan amunisi dalam jumlah besar. Padahal, pabrik amunisi Pindad yang ada di Malang didesain untuk menghasilkan ISO. juta butir amunisi per tahun. Selama bertahun-tahun, Pindad kurang memaksimalkan potensi sumber daya manusia maupun peralatan yang ada karena keterbatasan pasar.
"Dulu kami terbiasa menyuplai permintaan dari angkatan bersenjata dalam negeri yang jumlahnya tidak besar. Akibatnya, ketika sekarang ada permintaan dalam jumlah besar, karni cukup kelabakan," tuturnya. Selain pasar AS, Pindad rutin menerima pesanan dari negara-negara ASEAN.(rdl/git/iro)
AMERIKA SERIKAT (AS), rupanya, tertarik pada kualitas amunisi buatan Pindad. Industri senjata Negeri Paman Sam itu bahkan memesan satu juta butir peluru. "Karena Timur Tengah bergolak terus, produksi mereka habis untuk suplai tentaranya di luar negeri. Padahal, ada klub-klub menembak dan perorangan dalam negeri yang butuh peluru," kata Direktur Utama PT Pindad Dr Adik Avianto Sudarsono.
Nilai transaksi ekspor tersebut mencapai USD 200.000. "Rencananya, mereka memesan 10 juta butir amunisi buatan PT Pindad yang diproduksi di Malang, Jawa Timur. Namun, Pindad sementara ini hanya mampu memenuhi pesanan satu juta butir amunisi dulu," katanya.
Menurut alumnus ITB itu, konflik di Timur Tengah memang menjadi peluang tersendiri bagi Pindad ."Ini kesempatan buat kita, bukan berarti kita setuju perangnya, tapi dari sisi produksi. Jadi, karyawan dan saya memang harus siap begadang atau ketinggalan peluang," jelasnya.
AS tak hanya memesan peluru. "Kalau Anda lihat, list kebutuhannya lebih banyak dari permintaan TNI. Tapi, saya bilang ke mereka, maaf kita konsentrasi dulu ke dalam negeri," kata Adik. Penggemar off road tersebut menjelaskan, pemasaran produk amunisi di AS amat menjanjikan. Permintaan amunisi untuk keperluan oJahraga menembak di Negeri Paman Sam itu sangat tinggi.
"Klub olahraga menembak itu juga melakukan survei ke sejumlah produsen senjata di beberapa negara. Namun, pilihan mereka akhirnya jatuh pada produksi Pindad. Bahkan, mereka juga menanyakan kenapa Pindad tidak berupaya menyuplai amunisi bagi militer AS," kata Adik.
Namun, PT Pindad masih kesulitan melayani pesanan amunisi dalam jumlah besar. Padahal, pabrik amunisi Pindad yang ada di Malang didesain untuk menghasilkan ISO. juta butir amunisi per tahun. Selama bertahun-tahun, Pindad kurang memaksimalkan potensi sumber daya manusia maupun peralatan yang ada karena keterbatasan pasar.
"Dulu kami terbiasa menyuplai permintaan dari angkatan bersenjata dalam negeri yang jumlahnya tidak besar. Akibatnya, ketika sekarang ada permintaan dalam jumlah besar, karni cukup kelabakan," tuturnya. Selain pasar AS, Pindad rutin menerima pesanan dari negara-negara ASEAN.(rdl/git/iro)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar