DENPASAR, Radar Bali - Dalam menghadapi CAFTA (China-A sean Free Trade Agreement), Bali boleh sedikit berbangga diri. Sebab dianggap mempunyai ciri khas tersendiri dibanding Tiongkok. Tidak seperti di Tiongkok, pariwisata di Bali juga disertai dengan keunikan budayanya sejak lama dan masih terpelihara sampai sekarang.
Demikian ungkapan Alim Markus, Ketua Harian Pelaksana Perpit (Perhimpunan Pengusaha Tionghoa) Jumat malam (5/3) di Grand Inna Bali Beach. Dalam . acara pelantikan pengurus Perpit periode 2010-201 3 tersebut, Presdir PT Maspion ini mengatakan, meski begitu Bali jangan berbangga diri dulu. Masih banyak hal yang harus dipelajari dan dibenahi untuk tetap menjaga persaingan tersebut.
"Serivice jasanya masih harus diperbaiki. Misalnya untuk guide Bahasa Mandarin. Di sini (Bali, Red) kan masih jarang. Padahal, wisman dari China banyak sekali yang datang," ujarnya di sela-sela makan malam. Demikian pula jasa-jasa lain, harus banyak yang ditingkatkan. Untuk itu, selaku perwakilan Perpit, pria yang sekaligus menjabat Wakil Ketua Umum I ini mengimbau agar para gubernur melakukan studi banding ke Tiongkok.
" Ya, saya mendorong agar gubernur melakukan studi banding ke sana (Tiongkok). Dan pelajari bagaimana mereka (warga Tingkok) mengelola pariwisatanya," jelasnya lagi. Fasilitas lain yang sangat vital saat ini adalah mengenai keadaan jalan. Berdasarkan pengamatannya, saat ini Bali krisis jalan sehingga macet di mana-mana. Banyak jalan rusak yang harus diperbaiki. Tidak cukup hanya diperbaiki, tapi sudah semestinya ditambah dan diperlebar.
Lanjutnya, keadaan yang tidak nyaman tersebut (macet) sangat berpengaruh terhadap kunjungan wisman ke Bali. "Kenapa pariwisata di Bali harus dijaga, karena Bali merupakan gateway untuk daerah lain di Indonesia," katanya antusias. Sedangkan mengenai produk Indonesia yang makin terpuruk sejak diberlakukannya MoU CAFTA, Alim Markus mengatakan pamerintah juga harus ban yak belajar dari negeri Tiongkok. Mengenai hal itu, dengan tegas dirinya mengatakan biaya produksi dalam negeri harus ditekan agar pelaku bisnis bisa berkarya dengan leluasa.
Demikian ungkapan Alim Markus, Ketua Harian Pelaksana Perpit (Perhimpunan Pengusaha Tionghoa) Jumat malam (5/3) di Grand Inna Bali Beach. Dalam . acara pelantikan pengurus Perpit periode 2010-201 3 tersebut, Presdir PT Maspion ini mengatakan, meski begitu Bali jangan berbangga diri dulu. Masih banyak hal yang harus dipelajari dan dibenahi untuk tetap menjaga persaingan tersebut.
"Serivice jasanya masih harus diperbaiki. Misalnya untuk guide Bahasa Mandarin. Di sini (Bali, Red) kan masih jarang. Padahal, wisman dari China banyak sekali yang datang," ujarnya di sela-sela makan malam. Demikian pula jasa-jasa lain, harus banyak yang ditingkatkan. Untuk itu, selaku perwakilan Perpit, pria yang sekaligus menjabat Wakil Ketua Umum I ini mengimbau agar para gubernur melakukan studi banding ke Tiongkok.
" Ya, saya mendorong agar gubernur melakukan studi banding ke sana (Tiongkok). Dan pelajari bagaimana mereka (warga Tingkok) mengelola pariwisatanya," jelasnya lagi. Fasilitas lain yang sangat vital saat ini adalah mengenai keadaan jalan. Berdasarkan pengamatannya, saat ini Bali krisis jalan sehingga macet di mana-mana. Banyak jalan rusak yang harus diperbaiki. Tidak cukup hanya diperbaiki, tapi sudah semestinya ditambah dan diperlebar.
Lanjutnya, keadaan yang tidak nyaman tersebut (macet) sangat berpengaruh terhadap kunjungan wisman ke Bali. "Kenapa pariwisata di Bali harus dijaga, karena Bali merupakan gateway untuk daerah lain di Indonesia," katanya antusias. Sedangkan mengenai produk Indonesia yang makin terpuruk sejak diberlakukannya MoU CAFTA, Alim Markus mengatakan pamerintah juga harus ban yak belajar dari negeri Tiongkok. Mengenai hal itu, dengan tegas dirinya mengatakan biaya produksi dalam negeri harus ditekan agar pelaku bisnis bisa berkarya dengan leluasa.
Suku bunga misalnya, wajib untuk di turunkan. Seperti halnya di Tiongkok, dimana suku bunga sangat rendah. Juga, kredit pemerintah seperti KTA dan KUR harus disalurkan melalui bank-bank umum. Seperti Bank Mandiri, BCA, dan BNI. Untuk tiga tahun ke depan ini (sampai 2013), Perpit Bali-NTB akan dipimpin oleh So Tho Hem Ming. Sedangkan pada posisi ,Ketua Umum Perpit diisi oleh Kiki Barki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar