Rabu, 10 Maret 2010

Intel Gadungan Dihajar Massa

Denpasar (Bali Post)
Apes menimpa tersangka Kurnia Ramadani (23) asal Bima, NTT. Gara-gara memeras calon tentara, Hendra, di terminal Ubung, Kurnia malah babak belur dihajar massa saat melintas di depan mini market di JI. Pidada Denpasar Barat, Senin (8/3) malam lalu. Kurnia nekat mengaku Intel Kodam IX/ Udayana karena dua kali tidak lulus tes.

Saat ditemui di Mapolsek Kuta, Selasa (9/3) kemarin, Kurnia mengaku tiba di Bali pada Kamis (4/3) lalu dan rencananya bekerja sebagai calo tiket di terminal Ubung. Pada Minggu (7/3) malam lalu, dia mendatangi salah satu hotel di JI. Pidada Denpasar Barat, karena calon siswa (casis) bintara asal Bima yang mengikuti tes di Makodam IX/Udayana menginap di sana.

"Saya ke sana (hotel) hendak mencari teman saya, tapi tidak ada. Selanjutnya saya ngobrol panjang lebar dengan Hendra dan temannya. Waktu itu saya memang mengaku intel," tambah Kurnia.

Sekitar pukul 23.30 wita, dia mengajak Hendra ke terminal Ubung. Setibanya di sana, Kurnia minta dibelikan kopi dan rokok. Tak itu saja, Kurnia juga minta uang Rp 50.000, dengan alasan tidak punya uang makan. Entah karena percaya Kurnia sebagai anggota intel, Hendra menuruti perintah Kurnia. Namun ternyata Kurnia belum puas. Hendra lagi-Iagi disuruh mengirim pulsa senilai 5.000 dan uang. Tapi sayang, Hendra mengaku tidak punya uang sebanyak itu, karena menunggu kiriman dari kampungnya.

Mendapat jawaban seperti itu, Kurnia bersedia menunggu. "Mungkin dia (Kurnia) menjanjikan sesuatu kepada korban terkait tes penerimaan tentara. Apalagi dia mengaku seorang intel," kata petugas Poisek Kuta.

Entah karena sudah tahu kalau Kurnia intel gadungan, Hendra memberi tahu teman-temannya. Kurnia lalu dipancing untuk datang ke mini'Uarket di JI. Pidada, Ubung, Denpasar Barat. Pada Senin lalu sekitar pukul 22.00, Kurnia datang ke sana dan saat itulah dia dihajar hingga babak belur.

"Untung ada anggota Wisma Bayu (Intel Kodam) menyelamatkan saya untuk dibawa ke markasnya di Kuta. Saya sempat diperiksa di sana (Markas Wisma Bayu) lalu diserahkan ke Polsek Kuta. Dompet saya hilang. Selama di Denpasar, saya numpang di kos teman saya di depan terminal Ubung," tegas Kurnia yang bertubuh kurus ini.

Kurnia mengaku frustrasi karena cita-citanya jadi tentara dan polisi gagaI. Awalnya, dia melamar jadi polisi sebanyak tiga kali, tapi tidak lulus. Selanjutnya dia mencoba melamar jadi tentara sebanyak dua kali, juga gagal. "Sekarang umur saya sudah lewat dan tidak bisa melamar lagi. Saya rencananya pulang ke Bima, tapi tidak punya uang," kilah Kurnia.

Mengingat TKP-nya di wilayah Poisek Denpasar Barat, beberapa petugas Polsek Denpasar Barat menjemput Kurnia di Poisek Kuta. Selanjutnya dia digelandang ke Poisek yang beralamat di Jl. Achmad Yani, Denpasar. (kmb)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog