Selasa, 02 Maret 2010 00:13 WIB
(MI). DUA kaleng kerupuk diletakkan di sebuah meja kecil berdekatan dengan rice cooker di sudut ruang tamu rumah dinas kodim di kawasan Sroyo, Temanggung, Jawa Tengah. Sebuah setrika tergeletak di lantai tak jauh dari meja membuat rumah tipe 36 tampak sesak. Si empunya rumah, Pelda Suyono, 52, dengan mengenakan celana pendek dan kaus oblong warna hijau menemui tamu di ruangan itu. ''Beginilah kondisi rumah dinas kami, tapi masih kami syukuri,'' katanya.
(MI). DUA kaleng kerupuk diletakkan di sebuah meja kecil berdekatan dengan rice cooker di sudut ruang tamu rumah dinas kodim di kawasan Sroyo, Temanggung, Jawa Tengah. Sebuah setrika tergeletak di lantai tak jauh dari meja membuat rumah tipe 36 tampak sesak. Si empunya rumah, Pelda Suyono, 52, dengan mengenakan celana pendek dan kaus oblong warna hijau menemui tamu di ruangan itu. ''Beginilah kondisi rumah dinas kami, tapi masih kami syukuri,'' katanya.
Bersama istrinya, Mujiarti, 48, dan keempat anak perempuannya, Suyono menempati rumah dinas di kawasan Sroyo sejak 2005. Karena rumah itu hanya memiliki dua kamar tidur, keempat putri Suyono menempati salah satu kamar berukuran sekitar 2 x 3 meter, sedangkan satu kamar lainnya ditempati Suyono dan istrinya. ''Beruntung anak pertama saya sudah jadi polwan dan sekarang bertugas di Polres Ungaran, Semarang. Jadi, satu kamar untuk tiga orang anak masih cukup,'' kata Mujiarti.
Selama 32 tahun bertugas sebagai anggota TNI, Suyono mengaku secara ekonomi hidupnya kerap kerepotan. Dengan gaji kotor sebesar Rp3,5 juta per bulan, keluarganya hidup sangat sederhana. ''Saya memaklumi gaji anggota TNI paling rendah jika dibandingkan dengan tentara lain se-ASEAN karena keuangan negara masih lemah," kata anggota Kodim Temanggung yang sudah memasuki masa persiapan pensiun ini.
Hanya, karena gaji yang pas-pasan itu, Mujiarti mesti memangkas semua pengeluaran. Tujuannya agar anak-anaknya bisa tetap sekolah meski tidak sampai bangku perguruan tinggi. ''Dalam sehari, untuk berbelanja maksimal Rp10 ribu,'' tutur Mujiarti. Semangat pantang mundur menghemat anggaran membuat keluarga harmonis ini berinisiatif selalu menyediakan makanan kering seperti kerupuk. Satu kaleng kerupuk digunakan untuk persediaan lauk selama sekitar sepekan. Untuk menambah penghasilan, keluarga ini juga memelihara 10 ayam. ''Telurnya dijual ke pasar," ungkap Mujiarti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar