Jumat, 19 Maret 2010

Konga Disegani Warga Lebanon dan Pasukan Lain

Kamis, 18 Maret 2010 19:31 WIB
Kompas.com/Kristianto Purnomo
Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso melepas anggota Satgas Kompi Zeni TNI Kontingen Garuda XX-F/Monuc Kongo usai upacara pemberangkatan di Base Ops Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Rabu (15/10). Sebanyak 175 anggota Kontingen Garuda diberangkatkan ke Kongo dalam misi perdamaian selama satu tahun.

BANDUNG, KOMPAS.com — Kontingen Garuda (Konga) yang bertugas sebagai pasukan perdamaian di Lebanon sangat disegani prajurit dari negara lain. Tak hanya disegani karena kemampuannya, pasukan Indonesia pun dekat dengan masyarakat sekitar karena sikap mereka yang simpatik. Letnan Kolonel AM Putranto di Bandung, Kamis (18/3/2010), mengatakan, ia pernah berdinas sebagai Komandan Satuan Petugas Yonif Mekanis Konga XXIII-B/The United Nations Interim Force in Lebanon (Unifil) pada November 2007 hingga Desember 2008.

Putranto yang saat ini menjabat sebagai Komandan Brigadir Infanteri Lintas Udara 18/2/Kostrad Jabung, Malang, Jawa Timur, mengatakan, sikap yang simpatik, misalnya, ditunjukkan dengan upaya persuasif terhadap para pemburu di sekitar kamp Konga.


Para pemburu yang bersenapan itu dikhawatirkan mencederai pasukan Indonesia. Mereka biasanya bersedia keluar dari kamp setelah diajak berbincang-bincang. Sementara pasukan dari negara lain akan langsung mengusir pemburu. "Tidak heran, kalau muncul perasaan tidak suka, tapi pasukan TNI malah disegani karena perilakunya," kata Putranto.

Hasilnya, banyak warga Lebanon meminta agar pasukan perdamaian yang ditempatkan di daerah mereka adalah prajurit TNI. Bahkan, PBB mengusulkan penambahan pasukan Indonesia. Meski demikian, jumlah pasukan yang ditambah dan waktu pelaksanaannya belum dapat dipastikan.

Putranto mengatakan, Konga juga disegani pasukan dari negara lain. Pasukan Spanyol, misalnya, pernah dihadang kelompok Hezbollah, tetapi dapat dibebaskan prajurit Konga hanya dengan upaya persuasif. Sebanyak 10 prajurit Spanyol yang ditawan karena memotret penguatan infrastruktur Hezbollah tanpa izin itu awalnya hendak dibebaskan dengan konvoi sembilan kendaraan tempur untuk unjuk kekuatan.

"Kami menolak usul dari komandan Spanyol itu karena bisa terjadi konflik. Selain itu, kejadian berlangsung di wilayah operasi Konga," kata Putranto. Akhirnya, ia hanya mengirimkan komandan kompi dan pasukan Spanyol dibebaskan. Komandan pasukan Spanyol pun memberikan apresiasi yang sangat positif. "Kalau bukan karena upaya persuasif itu, komandan Spanyol tak yakin pasukannya bisa selamat," kata Putranto.

Tak hanya disegani pasukan perdamaian PBB lain, tentara Israel pun menyampaikan ucapan terima kasih karena kondisi di sekitar perbatasan dengan Lebanon berlangsung aman selama Konga bertugas. Kamp Konga bersebelahan dengan perbatasan Lebanon dan Israel. Keberadaan Unifil di Lebanon sudah berlangsung sejak sekitar 30 tahun lalu dan Indonesia sudah berpartisipasi dalam tiga tahun terakhir. Tugas pasukan Indonesia cukup berat. "Mereka, misalnya, harus berpatroli sebanyak 50 kali per hari yang melibatkan 300 prajurit," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog