Karena Senpi danramil batu Putih Hilang
SUMENEP, Jawa Post - Kodim 0827 Sumenep diterpa kabar tak sedap. Sejumlah oknum anggota kodim diduga menganiaya tiga warga Oesa Lalangon, Kecamatan Manding, Sumenep, Sabtu ( 13/3).
Tiga korban itu adalah Hasan Basri, 42; Moh. Arifin, 40; dan Eko, 24. Akibat penganiayaan tersebut, beberapa bagian tubuh ketiga korban mengalarni luka cukup serius.
Namun, kodim menepis adanya penganiayaan itu. Polisi militer (PM) pun menyatakan tidak menerima Iaporan dari korban. Sedangkan korban mengatakan telah melaporkan dugaan penganiayaan tersebut ke PM.
Koran ini mendatangi langsung Hasan Basri di rumahnya Senin (15/3). Dia mengalami luka cukup serius. Juru parkir (jukir) di RSUD dr Moh.Anwar Sumenep itu mukanya lebam dan jempol kaki kanannya luka.
Hasan menceritakan, pemukulan tersebut terkait dengan hilangnya senjata api (sen pi) jenis FN 46 milik Danramil Batu Putih Kapten Marianto di rumahnya, Desa Lalangon, tiga pekan lalu. Untuk mengungkap peristiwa pencurian itu, kodim melakukan serangkaian penyelidikan.
Dalam penyelidikan tersebut, Hasan Basri, Moh. Arifin, dan Eko yang merupakan tetangga Marianto dijemput ke rumah masing-masing. Mereka kemudian dibawa ke makodim untuk dimintai keterangan. "Setiba di kodim, kami langsung dibawa ke ruang Dandirn. Di dalam, kami ditanya mengenai hilangnya pistol itu (senpi milik Danramil, Red)," ungkap Hasan di depan pejabat kodim dan korarnil setempat di rumahnya, Senin (15/3).
Sejam kemudian, ketiganya dibawa ke ruang belakang yang memanjang dari arah barat di kompleks makodim. Oi ruang itu, mereka kernbali diperiksa. "Saya diperiksa di ruang tengah,Arifin di sebelah barat, dan Eko di ruang timur," bebernya.
Beberapa saat kemudian, menyrut Hasan, Dandim 0827 Sumenep Letkol (lnf) Yusuf Ragamaga datang ke ruangan. "Ini yang namanya A'ang (panggilan Hasan Basri, Red)," kata Dandim ditirukan Hasan sambil memukulkan tangan ke kepalanya. Lalu, sambungnya, anggota kodim di ruangan itu beramai-ramai memukuli korban. Bahkan, jari kaki mereka diimpit dengan meja yang di atasnya diduduki dua hingga lima anggota kodim secara bergiliran.
Narnun,karena tidakcukup bukti , kodim akhirnya mengembalikan ketiganya ke rumah masingmasing pada malam hari, sekitar pukul I8.00. "Kami juga langsung divisum dan melaporkan peristiwa penganiayaan itu kepada polisi militer (PM)," kata Hasan.
Ditanya soal pencurian pistol Danramil Batu Putih, Hasan mengaku tidak tahu. Dikatakan, saat peristiwa tersebut terjadi, dia hendak berangkat bekerja. "Ketika itu saya memang mendengar kabar bahwa Danramil kecurian pistol dan HP (handphone)," tuturnya.
Saat dikonfirmasi, Dandim 0827 Sumenep Letkol (lnf) Yusuf Ragamaga yang didatangi koran ini ke kantornya, Senin ( 15/3), mengarahkan koran ini ke Pasi Intel Kapten Sarkun. Ketika ditanya soal dugaan penganiayaan itu, Sarkun menepisnya.
"Maaf, kami belum tahu soal itu. Kalaupun tahu, kami tidak bisa memberikan komentar. Sebab, kami tldak punya kewenangan . Bahkan, kalaupun ada, pasti akan kami arahkan ke Dandim," katanya saat ditemui di kantornya.
Sementara itu, Komandan Polisi Militer (PM) Sumenep Pelda RuslaQ yang dikonfirmasi Senin (15/3), menyatakan tidak ada laporan dari korban terkait dengan kasus penganiayaan yang dilakukan oknum kodim. ( uji/jpnnlc3/zen)
SUMENEP, Jawa Post - Kodim 0827 Sumenep diterpa kabar tak sedap. Sejumlah oknum anggota kodim diduga menganiaya tiga warga Oesa Lalangon, Kecamatan Manding, Sumenep, Sabtu ( 13/3).
Tiga korban itu adalah Hasan Basri, 42; Moh. Arifin, 40; dan Eko, 24. Akibat penganiayaan tersebut, beberapa bagian tubuh ketiga korban mengalarni luka cukup serius.
Namun, kodim menepis adanya penganiayaan itu. Polisi militer (PM) pun menyatakan tidak menerima Iaporan dari korban. Sedangkan korban mengatakan telah melaporkan dugaan penganiayaan tersebut ke PM.
Koran ini mendatangi langsung Hasan Basri di rumahnya Senin (15/3). Dia mengalami luka cukup serius. Juru parkir (jukir) di RSUD dr Moh.Anwar Sumenep itu mukanya lebam dan jempol kaki kanannya luka.
Hasan menceritakan, pemukulan tersebut terkait dengan hilangnya senjata api (sen pi) jenis FN 46 milik Danramil Batu Putih Kapten Marianto di rumahnya, Desa Lalangon, tiga pekan lalu. Untuk mengungkap peristiwa pencurian itu, kodim melakukan serangkaian penyelidikan.
Dalam penyelidikan tersebut, Hasan Basri, Moh. Arifin, dan Eko yang merupakan tetangga Marianto dijemput ke rumah masing-masing. Mereka kemudian dibawa ke makodim untuk dimintai keterangan. "Setiba di kodim, kami langsung dibawa ke ruang Dandirn. Di dalam, kami ditanya mengenai hilangnya pistol itu (senpi milik Danramil, Red)," ungkap Hasan di depan pejabat kodim dan korarnil setempat di rumahnya, Senin (15/3).
Sejam kemudian, ketiganya dibawa ke ruang belakang yang memanjang dari arah barat di kompleks makodim. Oi ruang itu, mereka kernbali diperiksa. "Saya diperiksa di ruang tengah,Arifin di sebelah barat, dan Eko di ruang timur," bebernya.
Beberapa saat kemudian, menyrut Hasan, Dandim 0827 Sumenep Letkol (lnf) Yusuf Ragamaga datang ke ruangan. "Ini yang namanya A'ang (panggilan Hasan Basri, Red)," kata Dandim ditirukan Hasan sambil memukulkan tangan ke kepalanya. Lalu, sambungnya, anggota kodim di ruangan itu beramai-ramai memukuli korban. Bahkan, jari kaki mereka diimpit dengan meja yang di atasnya diduduki dua hingga lima anggota kodim secara bergiliran.
Narnun,karena tidakcukup bukti , kodim akhirnya mengembalikan ketiganya ke rumah masingmasing pada malam hari, sekitar pukul I8.00. "Kami juga langsung divisum dan melaporkan peristiwa penganiayaan itu kepada polisi militer (PM)," kata Hasan.
Ditanya soal pencurian pistol Danramil Batu Putih, Hasan mengaku tidak tahu. Dikatakan, saat peristiwa tersebut terjadi, dia hendak berangkat bekerja. "Ketika itu saya memang mendengar kabar bahwa Danramil kecurian pistol dan HP (handphone)," tuturnya.
Saat dikonfirmasi, Dandim 0827 Sumenep Letkol (lnf) Yusuf Ragamaga yang didatangi koran ini ke kantornya, Senin ( 15/3), mengarahkan koran ini ke Pasi Intel Kapten Sarkun. Ketika ditanya soal dugaan penganiayaan itu, Sarkun menepisnya.
"Maaf, kami belum tahu soal itu. Kalaupun tahu, kami tidak bisa memberikan komentar. Sebab, kami tldak punya kewenangan . Bahkan, kalaupun ada, pasti akan kami arahkan ke Dandim," katanya saat ditemui di kantornya.
Sementara itu, Komandan Polisi Militer (PM) Sumenep Pelda RuslaQ yang dikonfirmasi Senin (15/3), menyatakan tidak ada laporan dari korban terkait dengan kasus penganiayaan yang dilakukan oknum kodim. ( uji/jpnnlc3/zen)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar